Death on the Nile
Agatha Christie @ 1937
Harper Collins – 2001
416 hal.
Hercule Poirot sedang menikmati liburannya ke Mesir,
menyusuri sungai Nil, berkunjung ke Pyramid dan tempat-tempat bersejarah di
Mesir lainnya. Tapi tetap saja, detektif handal ini tak bisa santai. Saat yang
seharusnya jadi waktu bersantainya, tetap saja ‘mengundang’ sebuah kasus pembunuhan.
Di dalam kapal pesiar, seorang perempuan muda, cantik dan
kaya raya, Linnet Ridgeway, ditemukan tewas dengan luka tembakan. Linnet
sendiri baru saja menikah dengan Simon Doyle. Simon Doyle ini sebelum menikah
dengan Linnet adalah kekasih dari sahabat baik Linnet, Jacqueline Bellefort.
Tentu saja, tersangka utama jatuh kepada Miss Bellefort. Di dinding kabin
Linnet, tertulis inisial ‘J’ berwarna merah kecokelatan.
Beberapa hari sebelum kejadian itu, Linnet pernah curhat ke
Poirot kalau dia merasa terganggu dengan keberadaan Miss Bellefort yang seolah ‘menguntit’ Linnet dan
suaminya ke mana pun mereka pergi. Linnet minta Poirot untuk berbicara dengan
Miss Bellefort.
Miss Bellefort sendiri mengatakan kepada Poirot, bahwa ia
sangat sakit hati karena Linnet merebut Simon, dan berniat untuk menghabisi
Linnet. Bahkan ia menunjukkan pistol yang ia bawa dan ingin ia gunakan untuk
membunuh Linnet.
Ketika penyelidikan sedang berlangsung, dua pembunuhan
terjadi lagi. Dan ada sangkut pautnya dengan pembunuhan terhadap Linnet. Semua
berpotensi jadi tersangka, karena jika dirunut-runut, para penumpang ada
kemungkinan punya hubungan dengan Linnet. Tak terkecuali Simon Doyle, suami
Linnet yang terbaring di kamar karena luka tembak, dan tentu saja Miss
Bellefort. Tapi kedua, segera saja dicoret dari daftar tersangka, karena punya
alibi yang kuat.
Siapa pelakunya – tentu saja terbatas dengan penumpang di
kapal pesiar tersebut. Wisata menyusuri sungai Nil jadi perjalanan yang
menegangkan. Dan bagi Poirot, alibi kuat
bukan berarti tak bersalah. Bahkan, penyeledikan juga mengungkap
kejahatan-kejahatan lain.
Seperti biasa, Poirot menyelidiki dengan sangat teliti, ia
mengamati dan melihat semua hal, sampai yang sekecil-kecilnya, yang biasanya
akan luput dari perhatian orang lain.
Misteri dalam buku ini tidak terlalu rumit atau menegangkan.
Motif sudah pasti karena harta, mengingat Linnet memiliki banyak harta. Jika ia
meninggal, hartanya sudah pasti jatuh ke tangan suaminya. Lalu, siapa lagi yang
mungkin punya kepentingan terhadap harta Linnet jika ia tiada? Apakah
sahabatnya yang justru tidak ada di kapal ini? Atau pengacara Linnet? Atau wali
Linnet yang mengurus harta kekayaan Linnet?
Dan tragedi kematian Linnet sendiri baru terjadi di
pertengahan buku. Mungkin bagi pembaca yang pengen segera merasakan aura
misteri atau ketegangan, bakal harus bersabar, menunggu Poirot keliling Mesir
dulu, berkenalan dengan para tokoh, sambil mungkin menganalisa perilaku mereka
sejak awal.
Submitted for: Thriller and Crime Fiction
0 comments:
Post a Comment