Tuesday, February 14, 2017

Death on the Nile


Death on the Nile
Harper Collins – 2001  
416 hal.

Hercule Poirot sedang menikmati liburannya ke Mesir, menyusuri sungai Nil, berkunjung ke Pyramid dan tempat-tempat bersejarah di Mesir lainnya. Tapi tetap saja, detektif handal ini tak bisa santai. Saat yang seharusnya jadi waktu bersantainya, tetap saja ‘mengundang’  sebuah kasus pembunuhan.

Di dalam kapal pesiar, seorang perempuan muda, cantik dan kaya raya, Linnet Ridgeway, ditemukan tewas dengan luka tembakan. Linnet sendiri baru saja menikah dengan Simon Doyle. Simon Doyle ini sebelum menikah dengan Linnet adalah kekasih dari sahabat baik Linnet, Jacqueline Bellefort. Tentu saja, tersangka utama jatuh kepada Miss Bellefort. Di dinding kabin Linnet, tertulis inisial ‘J’ berwarna merah kecokelatan.

Beberapa hari sebelum kejadian itu, Linnet pernah curhat ke Poirot kalau dia merasa terganggu dengan keberadaan Miss  Bellefort yang seolah ‘menguntit’ Linnet dan suaminya ke mana pun mereka pergi. Linnet minta Poirot untuk berbicara dengan Miss Bellefort.

Miss Bellefort sendiri mengatakan kepada Poirot, bahwa ia sangat sakit hati karena Linnet merebut Simon, dan berniat untuk menghabisi Linnet. Bahkan ia menunjukkan pistol yang ia bawa dan ingin ia gunakan untuk membunuh Linnet.

Ketika penyelidikan sedang berlangsung, dua pembunuhan terjadi lagi. Dan ada sangkut pautnya dengan pembunuhan terhadap Linnet. Semua berpotensi jadi tersangka, karena jika dirunut-runut, para penumpang ada kemungkinan punya hubungan dengan Linnet. Tak terkecuali Simon Doyle, suami Linnet yang terbaring di kamar karena luka tembak, dan tentu saja Miss Bellefort. Tapi kedua, segera saja dicoret dari daftar tersangka, karena punya alibi yang kuat.

Siapa pelakunya – tentu saja terbatas dengan penumpang di kapal pesiar tersebut. Wisata menyusuri sungai Nil jadi perjalanan yang menegangkan.  Dan bagi Poirot, alibi kuat bukan berarti tak bersalah. Bahkan, penyeledikan juga mengungkap kejahatan-kejahatan lain.

Seperti biasa, Poirot menyelidiki dengan sangat teliti, ia mengamati dan melihat semua hal, sampai yang sekecil-kecilnya, yang biasanya akan luput dari perhatian orang lain.

Misteri dalam buku ini tidak terlalu rumit atau menegangkan. Motif sudah pasti karena harta, mengingat Linnet memiliki banyak harta. Jika ia meninggal, hartanya sudah pasti jatuh ke tangan suaminya. Lalu, siapa lagi yang mungkin punya kepentingan terhadap harta Linnet jika ia tiada? Apakah sahabatnya yang justru tidak ada di kapal ini? Atau pengacara Linnet? Atau wali Linnet yang mengurus harta kekayaan Linnet?

Dan tragedi kematian Linnet sendiri baru terjadi di pertengahan buku. Mungkin bagi pembaca yang pengen segera merasakan aura misteri atau ketegangan, bakal harus bersabar, menunggu Poirot keliling Mesir dulu, berkenalan dengan para tokoh, sambil mungkin menganalisa perilaku mereka sejak awal.



Submitted for: Thriller and Crime Fiction

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang