Something
Borrowed
Emily Giffin @2004
St. Martin’s Paperback -
2011
403 hal.
(Rental dari
@ReadingWalk)
Memasuki usia 30 tahun
adalah saat-saat yang ‘kritis’, terutama bagi perempuan – yang masih single.
Udah jadi ‘pedoman umum’ bahwa menikah sebaiknya di bawah 30 tahun, di atas
itu… mmm… bakalan jadi omongan orang, jadi ‘target’ pertanyaan ‘basi’ di setiap
acara keluarga.
Itu juga yang dihadapi
Rachel White, seorang konsultan hukum, pekerja keras – dan single. Saat masih
anak-anak, bersama sahabatnya, Darcy Rhone, mereka berdua selalu menghitung di
hari apa mereka berdua akan berulang tahun ke 30 dan membayangkan seperti apa
mereka saat itu. Menikah, punya anak, suami yang hangat – pokoknya gambaran
keluarga ideal. Tapi ternyata, untuk Rachel, semua itu belum terwujud.
Jangankan anak, potential husband aja belum ada. Berbeda dengan Darcy yang
sedang memasuki masa-masa heboh menjelang pernikahan.
Meskipun memilik teman
akrab lain, bagi Rachel, Darcy adalah teman terdekatnya, sahabatnya sejak
kecil. Begitu pun sebaliknya. Rachel adalah sosok yang lebih dewasa
dibandingkan dengan Darcy, sosok yang pengalah. Berbeda dengan Darcy yang ingin
selalu ‘menang’ dan lebih ‘agresif’ dibanding Rachel. Di antara dua sahabat
ini, terkadang ada ‘persaingan terselubung’. Tapi tetap saja, mereka adalah
yang terbaik satu sama lain. Bahkan Rachel-lah yang memperkenalkan sosok Dexter
pada Darcy,. Rachel yang akan menjadi maid of honor di pernikahan Dexter dan
Darcy. Dex dan Rachel dulunya kuliah bareng.
Tapi, dalam satu malam,
hubungan persahabatan itu terancam bubar. Di malam perayaan ulang tahun Rachel,
entah karena mabuk atau tidak, Rachel dan Dex ‘memulai’ hubungan diam-diam
mereka. Awalnya, mereka berdua sepakat ini akan berakhir, tapi… ternyata mereka
berdua sama-sama gak mau semuanya selesai begitu saja.
Ya akhirnya, mereka
sering bertemu berdua secara sembunyi-sembunyi. Rachel berusaha menekan rasa
bersalahnya terhadap Darcy dan juga rasa cemburu saat melihat Dex dan Darcy
saling bersikap mesra.
Pada akhirnya, harus ada
yang memilih – mau terus atau berhenti. Pastinya ada pihak-pihak yang sakit.
Meskipun sedikit
menyebalkan, pada awalnya gue bersimpatis ama Darcy. Dari awal hubungan Dex dan
Rachel, gue mengutuk-ngutuk si Dex yang gak ada angin, gak ada apa-apa, tau-tau
falling in love aja gitu sama Rachel.
via IMDb |
Kalau Dex, tipe-tipe
cowok yang hmmm… eksekutif muda gitu deh. Keren, cakep, rapi, plus.. tajir..
Tipe-nya Darcy yang gak suka sama cowok-cowok biasa aja.
Dan kalau Rachel, tipe
serius, baik dalam pekerjaan maupun dalam menjalin hubungan. Sayangnya, ia gak seberuntung
Darcy.
Tapi, pada akhirnya, gue
berpikir, tetap aja Dex sama Rachel yang ‘salah’. Meskipun… *eh… gak jadi
diterusin deh, ntar spoiler* hehehe…
Well, abis ini, segera
cari film-nya dan segera baca sekuelnya, Something Blue. Pengen ngeliat
seganteng apa si Dex ini… Ada yang udah nonton kah? Bagusan buku atau film-nya?
2 comments:
gw udah nonton film-nya. salah satu rom-com favorit gw! cast-nya cakep-cakep pula.. hahaha.
karena nonton Something Borrowed akhirnya terdorong untuk baca Something Blue. Eeerr.. gw sih kurang suka sama sama tulisannya Giffin. dan ga suka endingnya juga.. hehehe.
tapi tetep aja, pengen nonton kalo Something Blue sampe dibikin film :D
@Marcelle: hehehe.. kenapa dengan endingnya? Baru mulai baca Something Blue, Darcy semakin annoying menurut gue :)
Post a Comment