The Sweetness at the
Bottom of the Pie
Bantam Books Mass Market Edition -
2009
373
(pinjem
sama Astrid)
Flavia de Luce, gadis berusia 11 tahun. Tertarik dengan
hal-hal yang berbau kimia. ‘Kelinci percobaannya’ adalah kakaknya sendiri.
Flavia tinggal bersama ayahnya, Kolonel de Luce, dan dua kakak perempuannya
Ophelia dan Daphne. Dunia Flavia dengan kedua kakaknya berbeda. Flavia juga
sering jadi korban keisengan kakaknya. Tapi, kecerdikan Flavia lebih unggul
dibanding mereka berdua. Flavia tidak mengenal sosok ibu mereka, Harriet yang
sudah meninggal. Karena itu, kedua kakak Flavia sering mengejeknya.
Suatu hari, mulailah rangkain kejadian aneh di rumah
mereka. Keluarga de Luce ini termasuk keluarga ‘terpandang’ di pedesaan
Bishop’s Lacey. Bayangan gue nih, mereka tinggal seperti di ‘puri’. Keanehan
pertama, ada seekor burung mati yang diletakkan di depan pintu dapur, ditambah
lagi di paruh burung itu, ada sepucuk perangko. Dan, kemudian, ditemukan sosok
mayat misterius di halaman rumah mereka. Flavia jadi orang terakhir yang
melihat pria itu hidup.
Mulai deh insting Flavia ‘bekerja’. Flavia mulai merunut
semua petunjuk yang ada, mencoba bermain detekfif-detektifan. Flavia bekerja
sendiri, dan boleh dibilang dengan sangat teliti. Pengetahuannya tentang kimia
ternyata memberi nilai tambah bagi Flavia dalam penyelidikan ini. Flavia juga
pergi ke perpustakaan setempat, ke penginapan dan bahkan ke sekolah tempat
ayahnya dulu belajar.
Semua menjadi satu rangkaian – kematian kepala sekolah,
perangko yang hilang, mayat yang ditemukan di halaman rumah. Flavia harus
bekerja keras untuk mencari bukti dan membebaskan ayahnya dari tuduhan
pembunuhan.
Setting Inggris di tahun 1950, gue bisa membayangkan
suasana pedesaan yang sepi. Awalnya gue gak terlalu suka dengan Flavia, rada
sok tau dan mau ikut campur aja. Ada bagian-bagian yang membuat gue bosan
(makanya rada lama gue menyelesaikan buku ini) Tapi, pelan-pelan, gue ikut
hanyut dalam penyelidikan bersama Flavia. Rasa ingin tahu Flavia mengalahkan
rasa takutnya. Ia gak takut naik ke menara di gedung sekolah demi melakukan
‘rekonstruksi’ kematian Mr. Twinning.
Thanks buat Astrid yang udah minjemin buku ini.