Tuesday, January 12, 2010

Jampi-Jampi Varaiya

Jampi-Jampi Varaiya
Clara Ng @ 2009
GPU, Cet. I - Desember 2009
320 Hal.

3 orang gadis dari keluarga penyihir – yang lebih dikenal dengan Keluarga Karbohidrat dari nama-namanya. Ada Zea, Solanum dan Oryza. Penyihir di tengah-tengah manusia, yang biasa mereka sebut dengan ‘masyarakat jelata’. Mereka berinteraksi, bekerja sama dengan manusia. Seperti Oryza, yang jadi staf human resources, punya sahabat manusia. Tapi, bukan itu yang diceritakan di sini.

Masalah bermula dari pencurian rempah-rempah Varaiya dari rumah yang merangkap sebagai resto nasi tim bebek milik Nenek Gray, nenek-nya Strawberi. Strawberi ini naksir berat sama Xander. Tapi, Xander sudah dijodohkan sama si tomboy, Oryza. Oryza ditaksir sama Pax – yang juga merangkap jadi kucing jadi-jadian bernama Dakocan.

Salah satu kegunaan rempah-rempah itu adalah untuk membuat masakan jadi lebih lezat. Oryza, penyihir level delapan. Kemampuan sihirnya tidak diikuti dengan kemampuan memasak. Makanya, dia ingin menunjukkan pada semua orang, kalau dia bisa masak. Tapi, siapa sangka, karena terlalu banyak bumbu yang dipakai, malah membuat rendang kreasinya jadi ‘hidup’.

Dan tanpa disengaja, Zea dan Solanum meminum teh Varaiya yang khasiatnya membuat orang jadi punya tenaga ekstra, gak ada cape’nya dan malah jadi hiperaktif. Tapi, kalau terlalu banyak, efeknya adalah kematian bagi orang itu. Ada sih penawar racunnya, tapi obat itu hanya ada di Pulau Varaiya, pulau terpencil yang penuh pengaruh sihir, yang tidak ada di peta Indonesia.

Maka, dimulailah petualang mencari Temarin, obat penawar racun dari rempah Varaiya. Oryza, Samudra (ayah Oryza), Xander dan Pax, ditambah Nuna, anak perempuan kapten kapal yang mereka sewa, mengarungi lautan menuju Pulau Varaiya.

Tapi, ada dua perempuan lain, yang gak rela kalo perjalanan itu berhasil. Mereka ingin salah satu penyihir pria itu ada di tangan mereka. Strawberi dan Aqua, sama-sama naksir Xander. Tapi, Xander tetap cool dan setia sama Oryza.

Gue termasuk penikmat setia karya-karya Clara Ng. Rasa-rasanya, hampir semua buku Clara Ng gue punya, termasuk buku anak-anaknya. Dan, rasa-rasanya juga, baru kali ini Clara Ng nulis buku yang (maunya) kocak – setelah Indiana Chronicles. Tapi, sejujurnya, gue lebih suka baca buku Clara Ng yang rada serius, kaya’ Dim Sum Terakhir atau Uttuki. Di sini banyak lelucon atau joke yang jadi garing, kaya’nya panggilan untuk Strawberi yang selalu disalah-salahi jadi ‘Nangka’, atau ‘Cempedak’ atau apalah – yang berlaku juga untuk Strawberi pas manggil Aqua, jadi ‘Milo’ atau ‘Pocari’. Karena berulang-ulang dan keseringan malah jadi ‘basi’.

Terus, petualang di Pulau Varaiya malah porsinya gak terlalu banyak. Hmmm.. mungkin karena yang difokuskan bukan di pulaunya, tapi di ‘jampi-jampi’-nya ya.

Tapi, cerita belum selesai sampai di sini. Masih ada lanjutan kisah tentang penyihir yang kocak-kocak ini di buku selanjutnya.

3 comments:

Sinta Nisfuanna said...

nama kucing jadi-jadiannya gokil, dakocan...makasih reviewnya

Astrid said...

fer...rey juga baru review clara ng, kompakan ya? hehe...aku comment ke rey, kayanya clara ng lebih bagus nulis yang serius drpd yang lucu-lucuan (karena emang banyakan garingnya ya)..ternyata pendapat kita sama yah =)

ferina said...

iya... aku agak 'sebel' baca buku clara ng yang satu ini.

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang