Thursday, January 21, 2010

The Girl with The Dragon Tattoo

The Girl with The Dragon Tattoo
Stieg Larsson @ 2005
Nurul Agustina (Terj.)
Qanita, Cet. I – Juli 2009
780 Hal.

Mikael Blomkvist, seorang wartawan investigasi dari majalah Millenium, terjerat kasus pencemaran nama baik yang menyebabkannya harus dihukum penjara dan dapat menghancurkan karirnya sebagai wartawan. Millenium sendiri terancam gulung tikar karena pemasang iklan banyak yang menarik diri. Lawan Blomkvist tidak tanggung-tanggung, seorang pengusaha besar bernama Wennerström yang memiliki banyak pengaruh.

Datanglah tawaran dari Henrik Vanger, pemilik perusahaan Vanger dan salah satu yang paling berpengaruh di Swedia, yang memintanya menyelidiki sebuah kasus pembunuhan yang terjadi 40 tahun yang lalu. Henrik meminta Blomkvist untuk menyelidiki hilangnya Hariet Vanger, keponakan kesayangannya, yang hilang dan diduga dibunuh, tapi mayatnya tidak pernah ditemukan.

Blomkvist mau menerima tugas itu karena Henrik menjanjikan imbalan berupa data yang bisa membuat Wennerström mati kutu dan membersihkan nama Blomkvist. Maka, pindahlah Blomkvist ke Pulau Hedeby. Dengan alasan untuk membuat biografi keluarga Vanger, Blomkvist mulai mendekati anggota keluarga Vanger dan mencari data-data yang mendukung. Tak semua keluarga Vanger menerima kehadiran Blomkvist. Mereka menganggap, Blomkvist hanyalah alat Henrik untuk ‘memuaskan’ rasa penasaran atas hilangnya Hariet – yang mereka anggap sudah menjadi obsesi atau ‘hobi’ Henrik.

Semua orang yang ada di Pulau Hedeby pada hari itu bisa jadi tersangka. Apalagi menurut Henrik, semua anggota keluarga Vanger memilik ‘keanehan’. Fakta-fakta yang ditemukan sangat mengejutkan. Berhubungan dengan ayat-ayat yang diambil dari Kitab Injil, yang kemudian mengarah pada serangkaian kasus pembunuhan yang tak pernah terpecahkan. Pembunuhan berantai terhadap perempuan-perempuan yang dilakukan dengan cara sadis – merujuk pada penafsiran ayat-ayat Kitab Injil itu dari sudut pandang yang sangat salah. Tak bisa dipungkiri lagi, pelakunya adalah orang yang sangat ‘sakit jiwa’.

Lisbeth Salander dan Blomkvist baru bertemu di tengah-tengah cerita ini. Untuk membantu Blomkvist, Dirch Frode – pengacara keluarga Vanger, meminta bantuan Lisbeth Salander – perempuan muda yang punya masalah pribadi yang tak kalah rumit, selalu berdandan a la punk, jago meng-hack computer, punya ingatan fotografis dan cuek. Kecepatan, ketelitian dan keberanian Salander mampu membantu Blomkvist dalam mengungkap kasus ini. Ternyata kerjasama mereka menghasilkan penemuan yang sangat mengejutkan. Karenanya Blomkvist juga nyaris kehilangan nyawanya.

Dari banyak blog yang gue kunjungi dan pemiliknya pernah baca buku ini, rata-rata mereka memberikan rekomendasi bahwa buku ini bagus dan keren. Bahkan beberapa juga memasukkan buku ini ke dalam daftar buku favorit mereka. Buku ini memang bagus. Buku ini ‘datang’ di saat yang tepat ketika gue lagi pengen baca buku thriller atau yang rada-rada meneganggkan. Emosi gue, ‘adrenalin’ gue dibuat naik turun. Di bagian awal, gue dibuat penasaran dengan cerita kiriman bunga-bunga kering tak bernama, tapi, gue sempat dibuat bosan waktu baca bagian kasus Blomkvist. Adrenalin dan rasa penasaran gue kembali naik ketika udah masuk bagian penyelidikan tentang kasus Hariet Vanger, apalagi waktu fakta-fakta mulai muncul pelan-pelan, rasa ngeri dan ngilu ketika baca detail-detail pembunuhan sadis itu. Lalu, kembali turun, menjelang ending buku ini.

Buku ini menyorot pada kasus pelecehan perempuan yang banyak terjadi di Swedia (atau di belahan dunia manapun). Pelakukanya terkadang orang yang dekat dengan kita – bahkan keluarga sendiri, orang yang harusnya kita percaya. Gak heran kalo Lisbeth Salander akan mencari cara sendiri yang sama sadis dan dinginnya untuk membalas pelaku-pelaku kejahatan itu. Lisbeth sendiri digambarkan sebagai sosok yang juga mengalami kasus pelecehan oleh walinya sendiri, tapi, tidak mampu melaporkan ke polisi atau ke orang lain, karena dia menganggap, tidak akan ada orang percaya, karena si pelaku memiliki kekuasan atau kedudukan yang lebih tinggi dari dia.

The Girl with The Dragon Tattoo adalah buku pertama dari trilogi Blomkvist & Salander (atau The Millenium-series")

4 comments:

Astrid said...

hay fer..girl with dragoon tattoo sebenernya ok, tapi entah kenapa kok agak bertele-tele ya? dan tokoh utamanya (blomkvist dan lisbeth) juga kurang greget...hahaha...tapi tetep penasaran donk dengan seri ke-2 nya...

ferina said...

iya, makanya aku baru semangat pas di tengah-tengah. awal sama endingnya bosen banget. lisbeth sih cukup ok, canggih... tapi blomkvist-nya rada garing. tapi... tentu.. tetap penasaran dong baca buku selanjutnya.. hehehe..

Astrid said...

fer gara" komenmu aku jadi pengen baca james patterson, but have no experience with his book, any recommendation? =)

ferina said...

Astrid, James Patterson yang aku suka tuh seri Women Murders Club sama Maximum Ride.

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang