Keluarga Flood: Tetangga Menyebalkan (The Floods)
Collin Thompson
Shinta Harini (Terj.)
Little Serambi – Cet. 1, Juni 2007
183 Hal.
Jika dilihat paling tidak dari jarak 100 meter, Keluarga Flood adalah keluarga yang (tampak) normal, sama seperti keluarga lainnya. Tapi…. Jika dilihat lebih dekat – kurang dari 100 meter, barulah kita akan tahu bahwa mereka sangat berbeda.
Maklum saja, Keluarga Flood adalah keluarga penyihir. Anggota keluarga mereka bisa dibilang aneh-aneh. Keluarga itu terdiri, seorang ayah yang bernama Nerlin. Nerlin ini sebenarnya cicit dari penyihir Merlin yang terkenal itu. Seharusnya, dia juga bisa dinamakan Merlin, tapi, karena pas prosesi pelantikan sebagai penyihir, pendetanya lagi terserang flu, terplesetlah jadi Nerlin. Sedangkan istrinya bernama Mordonna yang bisa membuat orang jatuh cinta hanya dengan memandang matanya. Di balik sosoknya yang menyeramkan, Mordonna tetap saja seorang ibu dan istri yang penuh perhatian pada keluarganya.
Anak-anak mereka tentu saja gak kalah ajaib dan ‘mengerikan’. Yang tertua adalah Valla, satu-satunya anak keluarga Flood yang sudah bekerja sebagai manajer bank darah. Kesukaannya tentu saja yang berbau darah dan tidak menyukai yang tidak ada hubungannya dengan darah. Anak kedua, Satanella. Kita mungkin akan mengira ia adalah seekor anjing. Dulunya ia adalah seorang anak perempuan, tapi karena satu insiden yang melibatkan udang dan tongkat sihir, wujudnya berubah. Yang ketiga, Merlinmarry, sosok berbulu, tidak ada yang tahu apakah ia perempuan atau laki-laki, bahkan Merlinmarry sendiri juga tidak tahu. Kelebihannya, tubuh berbulu Merlinarry dialiri supply listrik yang besar – lagi-lagi karena dalam proses ‘penyihiran’ ada kilat menyambar. Lalu, ada Winchflat yang jenius, si pencipta alat-alat dalam keluarga ini. Lalu, si kembar Morbid dan Silent yang bagai cermin, mereka bisa bicara melalui telepati. Yang terkecil adalah Betty. Dilihat dari sosoknya, Betty terlihat sangat normal. Waktu ‘merencanakan’ kehadiran Betty, Mordonna ingin seorang anak perempuan cantik yang bisa menemaninya merajut, berkebun atau melukis. Betty memang jadi anak yang cantik berambut pirang. Tapi, tetap saja, Betty anak penyihir yang punya kemampuan berbeda dari anak normal lainnya.
Anak-anak Keluarga Flood bersekolah di sekolah penyihir yang untuk menuju ke sana mereka harus melewati pegunungan, badai salju dan samudra, tentu saja gak pakai bis sekolah biasa. Sedangkan Betty, sekolah di sekolah biasa bersama anak-anak normal lainnya.
Hidup keluarga Flood menurut mereka sudah cukup bahagia dan menyenangkan. Tapi… itu kalau tidak ada gangguan dari tetangga mereka yang super berisik, yaitu Keluarga Dent. Keluarga ini benar-benar kacau – ayah yang pemalas, pemabuk dan pengangguran. Pekerjaaannya adalah memastikan dirinya tidak punya pekerjaan. Lalu, ibunya, wanita gendut yang kecanduan nonton reality show di televisi yang membuat dirinya lebih baik dari orang-orang bodoh di reality show itu. Lalu, anak mereka, Tracylene, anak perempuan gendut yang selalu berdandan menor dan hobi gonta-ganti pacar dan Dickie, anak laki-laki yang gendut dan nakal. Dickie ini satu sekolah dengan Betty.
Kelakuan keluarga Dent ternyata sangat mengganggu Keluarga Flood. Di pagi hari, mulailah suara-suara berisik dari rumah sebelah, mulai dari suara televisi, suara teriakan-teriakan dan lain-lain. Suara-suara itu mengganggu ketenangan dan konsentrasi Keluarga Flood.
Maka itu, Keluarga Flood mulai mencari cara agar keluarga Dent tidak mengganggu kehidupan mereka lagi.
Bener kata Kobo, untuk membayangkan keluarga Flood, kita mungkin bisa mengingat sosok Addams Family. Tapi… waduh, ‘pembalasan’ keluarga Flood ‘mengerikan’ juga ya… sadis… tapi, ada unsur lucunya juga sih. Di lingkungan keluarga penyihir, tentu saja mereka adalah keluarga normal… tapi, coba kalau mereka ada di depan mata… pastinya, males banget berdekatan dengan mereka. Bisa-bisa, kalau lagi makan siang bareng, ada keong yang berloncatan dari roti tangkup mereka.
Collin Thompson
Shinta Harini (Terj.)
Little Serambi – Cet. 1, Juni 2007
183 Hal.
Jika dilihat paling tidak dari jarak 100 meter, Keluarga Flood adalah keluarga yang (tampak) normal, sama seperti keluarga lainnya. Tapi…. Jika dilihat lebih dekat – kurang dari 100 meter, barulah kita akan tahu bahwa mereka sangat berbeda.
Maklum saja, Keluarga Flood adalah keluarga penyihir. Anggota keluarga mereka bisa dibilang aneh-aneh. Keluarga itu terdiri, seorang ayah yang bernama Nerlin. Nerlin ini sebenarnya cicit dari penyihir Merlin yang terkenal itu. Seharusnya, dia juga bisa dinamakan Merlin, tapi, karena pas prosesi pelantikan sebagai penyihir, pendetanya lagi terserang flu, terplesetlah jadi Nerlin. Sedangkan istrinya bernama Mordonna yang bisa membuat orang jatuh cinta hanya dengan memandang matanya. Di balik sosoknya yang menyeramkan, Mordonna tetap saja seorang ibu dan istri yang penuh perhatian pada keluarganya.
Anak-anak mereka tentu saja gak kalah ajaib dan ‘mengerikan’. Yang tertua adalah Valla, satu-satunya anak keluarga Flood yang sudah bekerja sebagai manajer bank darah. Kesukaannya tentu saja yang berbau darah dan tidak menyukai yang tidak ada hubungannya dengan darah. Anak kedua, Satanella. Kita mungkin akan mengira ia adalah seekor anjing. Dulunya ia adalah seorang anak perempuan, tapi karena satu insiden yang melibatkan udang dan tongkat sihir, wujudnya berubah. Yang ketiga, Merlinmarry, sosok berbulu, tidak ada yang tahu apakah ia perempuan atau laki-laki, bahkan Merlinmarry sendiri juga tidak tahu. Kelebihannya, tubuh berbulu Merlinarry dialiri supply listrik yang besar – lagi-lagi karena dalam proses ‘penyihiran’ ada kilat menyambar. Lalu, ada Winchflat yang jenius, si pencipta alat-alat dalam keluarga ini. Lalu, si kembar Morbid dan Silent yang bagai cermin, mereka bisa bicara melalui telepati. Yang terkecil adalah Betty. Dilihat dari sosoknya, Betty terlihat sangat normal. Waktu ‘merencanakan’ kehadiran Betty, Mordonna ingin seorang anak perempuan cantik yang bisa menemaninya merajut, berkebun atau melukis. Betty memang jadi anak yang cantik berambut pirang. Tapi, tetap saja, Betty anak penyihir yang punya kemampuan berbeda dari anak normal lainnya.
Anak-anak Keluarga Flood bersekolah di sekolah penyihir yang untuk menuju ke sana mereka harus melewati pegunungan, badai salju dan samudra, tentu saja gak pakai bis sekolah biasa. Sedangkan Betty, sekolah di sekolah biasa bersama anak-anak normal lainnya.
Hidup keluarga Flood menurut mereka sudah cukup bahagia dan menyenangkan. Tapi… itu kalau tidak ada gangguan dari tetangga mereka yang super berisik, yaitu Keluarga Dent. Keluarga ini benar-benar kacau – ayah yang pemalas, pemabuk dan pengangguran. Pekerjaaannya adalah memastikan dirinya tidak punya pekerjaan. Lalu, ibunya, wanita gendut yang kecanduan nonton reality show di televisi yang membuat dirinya lebih baik dari orang-orang bodoh di reality show itu. Lalu, anak mereka, Tracylene, anak perempuan gendut yang selalu berdandan menor dan hobi gonta-ganti pacar dan Dickie, anak laki-laki yang gendut dan nakal. Dickie ini satu sekolah dengan Betty.
Kelakuan keluarga Dent ternyata sangat mengganggu Keluarga Flood. Di pagi hari, mulailah suara-suara berisik dari rumah sebelah, mulai dari suara televisi, suara teriakan-teriakan dan lain-lain. Suara-suara itu mengganggu ketenangan dan konsentrasi Keluarga Flood.
Maka itu, Keluarga Flood mulai mencari cara agar keluarga Dent tidak mengganggu kehidupan mereka lagi.
Bener kata Kobo, untuk membayangkan keluarga Flood, kita mungkin bisa mengingat sosok Addams Family. Tapi… waduh, ‘pembalasan’ keluarga Flood ‘mengerikan’ juga ya… sadis… tapi, ada unsur lucunya juga sih. Di lingkungan keluarga penyihir, tentu saja mereka adalah keluarga normal… tapi, coba kalau mereka ada di depan mata… pastinya, males banget berdekatan dengan mereka. Bisa-bisa, kalau lagi makan siang bareng, ada keong yang berloncatan dari roti tangkup mereka.
1 comments:
yah, gila aja tuh, balas dendam dijadiin kulkas, televisi, hi hi hi, ada-ada aja...
tapi asik juga kalo bisa, gak perlu beli lagi hue he he he...
Yang paling kasihan itu si Tracylene yah.... gak asik banget, hi hi hi hi (dan seram banget sih..!)
Post a Comment