Tuesday, July 10, 2007

Clair-de-Lune

Clair-de-Lune
Cassandra Golds
Vina Damayanti (Terj.)
GPU – Juli 2007
232 Hal.

La Luna, adalah seorang penari balet yang meninggal dengan tragis di panggung. Ia meninggalkan seorang anak yang kelak akan mengikuti jejaknya sebagai penari balet. Clair-de-Lune nama anak itu. Ibu La Luna, Madam Nuit, merawat Clair-de-Lune dalam kesederhanaan karena mereka begitu miskin dan hidup dari dana yang diperoleh dari Perusahaan Tari. Sebagai anak dan cucu seorang penari balet, Clair-de-Lune berhak untuk ikut dalam pelajaran tari di Perusahaan Tari itu.

Clair-de-Lune adalah calon penari yang berbakat. Tapi, sayang, ia tidak dapat bicara sejak ia masih bayi. Bersama neneknya, ia tinggal di sebuah puncak menara yang sempit, aneh dan tua. Karena ia tidak pernah berbicara, Clair-de-Lune dicap sombong oleh temant-teman sesame penari balet. Clair-de-Lune hidup dalam kesendirian.

Suatu hari, seusai latihan menari balet, seekor tikus menghampirinya. Herannya, tikus itu bisa mendengar tangisan dan isakan lirih Clair-de-Lune, tikus itu bisa mengerti dirinya. Tikus itu bernama Bonaventure, seekor tikus penari yang mempunyai obsesi memiliki sekolah tari balet khusus tikus. Di dalam lubang tikusnya, ada studio mini tempat ia berlatih balet, lengkap dengan cermin dan barre.

Sejak itu, Clair-de-Lune dan Bonaventure menjadi sepasang sahabat. Bonaventure mengajak Clair-de-Lune ke sebuah biara tersembunyi yang terletak di salah satu bagian tempat tinggal Clair-de-Lune. Ia diajak menemui seorang pastur, Bruder Inchmahome. Di sana, Clair-de-Lune belajar bicara dan mendengar. Setiap hari, Clair-de-Lune diminta untuk mengemukakan alasan kenapa ia tidak bisa bicara.

Clair-de-Lune pelan-pelan mulai mencoba membuka dirinya. Ia mencoba tersenyum pada orang-orang yang dikenalnya. Ia mencoba menyuarakan isi hatinya kepada Bruder Inchmahome.

Sementara itu, Monsieur Dupoint sedang merencanakan pertunjukan peringatan seratus tahun Perusahaan Tari. Ia berencana mementaskan sebuah tarian istimewa, yaitu tarian terakhir La Luna, dan hanya satu orang yang pantas untuk jadi penarinya, yaitu Clair-de-Lune. Maka, Clair-de-Lune mulai berlatih meskipun dalam hatinya ia menolak karena sedih.

Dan, nun jauh di lubang tikus yang mungil, Bonaventure juga sedang sibuk dengan sekolah tarinya dan sedang sibuk menyusun naskah untuk pementasan tari pertamanya. Dan, Bonaventure tidak sadar akan bahaya yang sedang mengancam dirinya.

Ternyata, Nenek Clair-de-Lune, Madam Nuit ternyata menyimpan rahasia di balik kematian La Luna. Rahasia yang membuat Madam Nuit terlalu melindungi Clair-de-Lune.

Membaca buku ini, gue jadi inget buku Kisah Desperaux, tentang tikus yang pengen jadi ‘knight in shinning armor’. Sedangkan di buku ini, kisah Bonaventure yang punya cita-cita mendirikan sekolah tari para tikus. Paling nggak membuat tikus jadi tokoh yang menggemaskan dan gak menjijikan. Coba ada ilustrasinya, pasti lebih keren lagi. Soalnya, gue ngebayangin, gimana imutnya studio tari punya Bonaventure.

1 comments:

Aleetha said...

Ally agak lam abaca bukunya. Kesannya koq berat banget yah? Apalagi kalau clair gi bicara ma biarawan.

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang