The Subtle Knife (Pisau Gaib)
Philip Pullman
B. Sandra Tanuwidjaja (Terj.)
GPU, Januari 2007
408 Hal.
Will dan Ibunya hidup dalam ketakutan akan orang-orang yang selalu mengejar mereka dan mengobrak-abrik rumah mereka. Entah apa yang dicari orang-orang itu, pastilah sesuatu yang berharga, yang mungkin berhubungan dengan ayah Will yang hilang sejak ia masih bayi. Suatu hari, Will menyembunyikan ibunya di rumah seorang wanita yang dapat ia percaya, dan ia pun memulai misinya untuk mencari ayahnya yang menurut cerita ibunya adalah seorang penjelajah. Ketika ia kembali ke rumahnya mengambil barang berharga itu, tanpa sengaja ia membuat salah seorang pengejarnya terbunuh. Sejak saat itu, ia menganggap dirinya adalah seorang pembunuh. Will pun lari menghindari pengejar yang lain. Dalam pelariannya ia menemukan sebuah celah seperti jendela yang ternyata membuatnya masuk ke dunia lain.
Cittágazze, nama dunia lain itu. Dunia ini begitu sepi dan mencekam, nyaris tanpa penghuni dan kehidupan. Yang ada di dunia ini adalah anak-anak. Dunia ini dibayang-bayangi Spectre yang menghisap jiwa manusia. Oleh karena itu, hanya ada anak-anak yang tinggal di sana, karena para orang dewasa sebagian besar sudah melarikan diri atau sudah ‘mati’ terhisap Spectre.
Di Cittágazze ini pula, Will bertemu dengan Lyra dan Pantalaimon, yang ternyata masuk ke dunia ini melalui jembatan yang dibuat ayahnya, Lord Asriel. Lyra masih dalam misi mencari apa itu Debu. Mereka pun belajar untuk saling menyesuaikan diri dan menghormati misi mereka masing-masing.
Sementara itu, di Cittágazze, ada sebuah menara yang disebut Torre degli Angelil, yang diduga menyimpan sebuah pisau ajaib yang bisa membuka jendela ke berbagai dunia, pisau ini juga dipercaya bisa membunuh Spectre. Oleh karena itu, anak-anak yang masih tinggal di Cittágazze begitu beringas ketika mengetahui pisau ajaib tersebuh berhasil dikuasai Will. Mereka tidak segan-segan untuk mencoba membunuh Will dan Lyra.
Berbagai kesulitan menerpa Will dan Lyra. Jari-jari Will yang terputus ketika bertarung untuk merebut pisau ajaib, lalu Lyra yang kehilangan alethiometernya. Belum lagi ancaman Mrs. Coulter yang masih berambisi untuk merebut alethiometer dari Lyra.
Cerita semakin menegangkan dan semakin kompleks. Perubahan watak Lyra tampak dari sikapnya yang semakin bertanggung jawab dan lebih bisa menahan diri dan emosinya. Tapi, siapa sebenarnya Will? Kenapa Will yang harus menerima takdir sebagai ‘pembawa pisau gaib’ yang berbahaya itu?
Sementara itu, beberapa tokoh dari buku pertama, The Golden Compass, mempunyai misi masing-masing yang membuat mereka terpisah dan berjalan sendiri-sendiri. Seperti penyihir Serafina Perkalla, merasa bertanggung jawab untuk mencari dan melindungi Lyra, lalu, Lee Scorebsy memuaskan rasa penasarannya untuk mencari keberadaan Stanislaus Grumman yang diduga masih hidup . Sementara itu, Mrs. Coulter masih tetap menyusun rencana jahat untuk berkuasa.
0 comments:
Post a Comment