Diet (dÎ’∂t) k.b. dari Bahasa Yunani diaita, sebuah jalan hidup
The Diet
Edita Kaye
Cahya Wiratama (Terj.)
CPublishing – Cet. 1, Februari 2007
Ketika ia menyaksikan tubuh gemuk ibunya yang terbujur kaku digotong oleh petugas kesehatan, Cate Blain membuat janji pada dirinya sendiri, “Aku tidak akan pernah gemuk.” Ibu Cate meninggal akibat kegemukan dan pola makan yang tidak sehat.
Dua puluh tahun kemudian, Cate memang menepati janjinya. Kehidupan Cate cukup sempurna. Pernikahannya dengan Charles cukup bahagia, lalu, ada Sam, adik semata wayangnya yang sangat ia sayangi. Tubuh langsing, sukses dengan kursus memasaknya – Cate’s Cookery, mempunyai kolom sendiri di sebuah surat kabar.
Cate hidup dari makanan. Ia menjadi terkenal karena masakan yang ia racik. Cate tidak pernah makan berlebihan, ia hanya mencicipi sedikit saja makanan yang ia buat. Bahkan Cate mendapatkan tawaran untuk membuat buku masak dari sebuah penerbit terkenal.
Tapi, ternyata, makanan juga yang justru ‘mengkhianati’nya. Makanan yang menghancurkan kehidupannya. Di suatu malam di bulan Oktober, Cate sudah mempersiapkan makanan yang sempurna untuk sebuah perayaan. Malam itu, ia akan memberitahu Charles sebuah kabar bahagia. Namun perayaan itu berantakan. Justru kabar buru yang ia peroleh.
Dalam keadaan tertekan, Cate lari ke makanan. Tanpa sadar ia mulai mengudap dan selalu merasa lapar. Tanpa sadar, Cate mengulangi apa yang sudah ibunya lakukan. Dokter kandungannya sudah memberi peringatan akan bahaya obesitas bagi bayi dalam kandungannya. Tapi, Cate semakin tidak terkendali.
Buntutnya, Cate kehilangan semua yang ia miliki. Charles meninggalkannya, ia kehilangan bayi laki-lakinya, sedangkan bayi perempuannya direnggut darinya. Cate juga kehilangan kontrak pembuatan bukunya dan harus mengembalikan uang muka yang sudah diterimanya. Cate semakin terpuruk dalam kesedihan. Lagi-lagi, makanan yang jadi tempat pelarian Cate. Berat badan Cate semakin melambung. Bahkan Cate berencana untuk makan sampai mati.
Suatu hari, datanglah Josh, mantan editornya, membawa setumpuk artikel tentang kesehatan, tawaran untuk menulis lagi dan selembar cek. Kejadian itu membawa perubahan bagi diri Cate.
Cate mulai sadar.. Ia menyusun menu diet untuk dirinya sendiri. Ia tidak akan menjauhi makanan, ia hanya perlu mengatur apa yang ia makan, dan kapan ia akan makan. Makanan tetap akan menjadi teman baiknya. Pelan-pelan kepercayaan dirinya mulai pulih. Tujuannya hanya satu, yaitu kembali berkumpul dengan Charles dan anak perempuannya.
Tapi, ternyata tidaklah semudah itu untuk mewujudkan mimpinya. Cate kembali takut, kalau dietnya kali ini akan berakhir seperti diet-diet yang telah ia jalani sebelumnya.
Bagi gue, buku ini cukup memberikan inspirasi. Gak seperti model-model chicklit lainnya. Menurut Edira Kaye, penulis buku ini, meskipun pola diet yang dibuat oleh Cate adalah fiktif, tapi memiliki dasar penelitian. Jadi, boleh juga tuh diterapkan buat yang mau diet. Dan memang, membaca masakan yang diracik Cate, bias membuat membuat air liur menetes. Dan, memang betul, kita gak bisa hidup tanpa makan, tapi hati-hati, bisa jadi makananlah yang akan menjerumuskan kita.
1 comments:
The Diet memang asik. Menyentuh membaca perjuangan seorang perempuan melawan dirinya sendiri, dan akhirnya menang.
Sudah bikin review-nya, tapi baru draft-nya, belum dapat gambar bukunya.....
Btw, produktif ya, Fe.....
Post a Comment