Wednesday, February 17, 2016

The Martian


The Martian (Si Penghuni Mars)
Andy Weir @ 2011
Rosemary Kesauly (Terj.)
GPU – Desember 2015
528 Hal.

Mark Watney, bersama 5 orang rekannya – Melissa Lewis, Rick Martinez, Beth Johanssen, Alex Vogel dan Chris Beck – dikirim ke Planet Mars dalam satu misi bernama Ares 3. Semuanya berjalan lancar sampai datangnya badai pasir. Namun dalam proses evakuasi, Mark Watney terjatuh, dan hilang tenggelam dalam pasir. Monitornya tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, hingga akhirnya Lewis, sebagai komandan memutuskan meninggalkan Watney, karena dianggap sudah tewas.

Tapi, ternyata Watney masih hidup. Ia mencari berbagai cara untuk bertahan di Planet Mars, menghadapi kenyataan bahwa ia adalah satu-satunya manusia, bahkan makhluk hidup di planet itu.

Berbekal keahliannya sebagai ahli botani dan insinyur mesin, dan ditunjang berbagai peralatan peninggalan Tim Ares 3, Watney mengolah makanan, membuat air, menyaring oksigen dan membuat perhitungan yang cermat agar ia bisa tetap bertahan sampai Tim Ares 4 datang 4 tahun yang akan datang.

Sementara itu, di Houston, Amerika Serikat, pihak NASA baru saja menyampaikan ucapan belasungkawa atas tewasnya Mark Watney. Tiba-tiba, Mindy, yang bertugas mengamati citra satelit, menemukan citra yang menunjukkan bahwa Watney masih hidup. Maka dimulailah misi untuk membawa Mark Watney kembali ke Bumi.

Pada awalnya, berita bahwa Watney masih hidup dirahasiakan kepada kelima rekan Watney, khawatir akan mengganggu kondisi psikologis mereka dan berdampak pada proses perjalanan mereka kembali ke Bumi. Tapi, entah siapa yang membocorkan berita ini ke mereka, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk sepakat bahwa mereka menunda kepulangan mereka ke Bumi demi menyelamatkan Watney.

Tentu saja banyak masalah yang timbul.. ya ini kan bukan kaya’ jemput orang di pulau seberang, tapi antar planet. Semua harus diperhitungkan dengan sangat teliti dan tepat. Bagaimana bisa membuat roket dalam waktu singkat, kondisi di Mars dan berbagai perhitungan lainnya.

Jangan takut bosan dengan monolog Mark Watney di buku ini. Sebagai pembaca, gue hanya bisa ‘melongo’ dan merinding membaca catatan harian Watney. Awalnya, gue sempat membandingkan dengan tokoh Tom Hanks di Cast Away, sebagai Chuck Noland, yang terdampar di pulau. Tapi, dibandingkan Watney, maka Chuck Noland gak ada apa-apanya. Terdampar di pulau … masih sama-sama di bumi, masih  bisa nyari makanan – entah nyabut tanaman atau berburu – sementara Mark Watney, sendirian di Mars sana, harus bikin air, harus bikin oksigen dan dipakai dengan sangat hemat, kesalahan sedikit saja taruhannya nyawa melayang.

Pribadi Watney, mulai dari cara berpikir, pembawaanya yang humoris, sikap santai tapi waspada ketika menghadapi masalah, membuat petualangan di Mars ini jadi sangat keren dan serasa loe lagi eksperimen aja menanam kentang di kebun belakang. Gak terlihat tanda-tanda depresi, yang ada hanyalah semangat untuk tetap hidup dan percaya dia bisa kembali ke Bumi. Gue pun jadi ikutan semangat bacanya dan berharap happy ending.


Satu-satunya bagian yang sering gue lewati, adalah berbagai bahasa ilmiah dan perhitungan matematika

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang