The Martian (Si Penghuni Mars)
Andy Weir @ 2011
Rosemary Kesauly (Terj.)
GPU – Desember 2015
528 Hal.
Mark Watney, bersama 5 orang
rekannya – Melissa Lewis, Rick Martinez, Beth Johanssen, Alex Vogel dan Chris
Beck – dikirim ke Planet Mars dalam satu misi bernama Ares 3. Semuanya berjalan
lancar sampai datangnya badai pasir. Namun dalam proses evakuasi, Mark Watney
terjatuh, dan hilang tenggelam dalam pasir. Monitornya tidak menunjukkan
tanda-tanda kehidupan, hingga akhirnya Lewis, sebagai komandan memutuskan
meninggalkan Watney, karena dianggap sudah tewas.
Tapi, ternyata Watney masih hidup.
Ia mencari berbagai cara untuk bertahan di Planet Mars, menghadapi kenyataan
bahwa ia adalah satu-satunya manusia, bahkan makhluk hidup di planet itu.
Berbekal keahliannya sebagai ahli
botani dan insinyur mesin, dan ditunjang berbagai peralatan peninggalan Tim
Ares 3, Watney mengolah makanan, membuat air, menyaring oksigen dan membuat
perhitungan yang cermat agar ia bisa tetap bertahan sampai Tim Ares 4 datang 4
tahun yang akan datang.
Sementara itu, di Houston, Amerika
Serikat, pihak NASA baru saja menyampaikan ucapan belasungkawa atas tewasnya
Mark Watney. Tiba-tiba, Mindy, yang bertugas mengamati citra satelit, menemukan
citra yang menunjukkan bahwa Watney masih hidup. Maka dimulailah misi untuk
membawa Mark Watney kembali ke Bumi.
Pada awalnya, berita bahwa Watney
masih hidup dirahasiakan kepada kelima rekan Watney, khawatir akan mengganggu
kondisi psikologis mereka dan berdampak pada proses perjalanan mereka kembali
ke Bumi. Tapi, entah siapa yang membocorkan berita ini ke mereka, hingga
akhirnya mereka memutuskan untuk sepakat bahwa mereka menunda kepulangan mereka
ke Bumi demi menyelamatkan Watney.
Tentu saja banyak masalah yang
timbul.. ya ini kan bukan kaya’ jemput orang di pulau seberang, tapi antar
planet. Semua harus diperhitungkan dengan sangat teliti dan tepat. Bagaimana
bisa membuat roket dalam waktu singkat, kondisi di Mars dan berbagai
perhitungan lainnya.
Jangan takut bosan dengan monolog
Mark Watney di buku ini. Sebagai pembaca, gue hanya bisa ‘melongo’ dan
merinding membaca catatan harian Watney. Awalnya, gue sempat membandingkan
dengan tokoh Tom Hanks di Cast Away, sebagai Chuck Noland, yang terdampar di
pulau. Tapi, dibandingkan Watney, maka Chuck Noland gak ada apa-apanya.
Terdampar di pulau … masih sama-sama di bumi, masih bisa nyari makanan – entah nyabut tanaman
atau berburu – sementara Mark Watney, sendirian di Mars sana, harus bikin air,
harus bikin oksigen dan dipakai dengan sangat hemat, kesalahan sedikit saja
taruhannya nyawa melayang.
Pribadi Watney, mulai dari cara
berpikir, pembawaanya yang humoris, sikap santai tapi waspada ketika menghadapi
masalah, membuat petualangan di Mars ini jadi sangat keren dan serasa loe lagi
eksperimen aja menanam kentang di kebun belakang. Gak terlihat tanda-tanda
depresi, yang ada hanyalah semangat untuk tetap hidup dan percaya dia bisa
kembali ke Bumi. Gue pun jadi ikutan semangat bacanya dan berharap happy
ending.
Satu-satunya bagian yang sering gue lewati,
adalah berbagai bahasa ilmiah dan perhitungan matematika
0 comments:
Post a Comment