There’s a
Boy in the Girl’s Bathroom
Louis
Sachar @ 1987
Yearling
195 hal.
Judulnya bikin penasaran, provokatif dan bikin
ngikik, tapi isinya malah bikin gue pengen nangis terharu.
Jadi nih, Bradley Chalkers, udah dicap sebagai
anak nakal, gak ada yang mau temenan sama dia. Karena Bradley sendiri juga
‘menunjukkan’ kalo dia itu anak yang nyebelin, gak mau diatur, suka gangguin
temen-temennya. Satu hari, ada anak baru di sekolah Bradley, namanya Jeff. Jeff
berusaha berteman sama Bradley.
Dan di sekolah itu juga, kedatangan seorang guru
baru, khusus untuk konseling para murid. Bradley dianjurkan untuk ke sana. Awalnya, sikap
Bradley terhadap Ms. Clara menyebalkan, dia gak mau mengakui apa yang dia suka,
selalu bilang benci sama apa pun. Tapi ,Clara pantang menyerah, ia terus
mendekati Bradley, mengajak Bradley bicara tentang apa saja, meladeni ‘silly
conversation but fun’nya Bradley.
Sejujurnya gue malah ‘kagum’ sama Bradley,
bagaimana seorang anak yang begitu dibenci, bertahan seorang diri tanpa teman
di sekolahnya. Gue malah pengen kenalan sama Bradley, pengen bisa ngobrol
seperti Bradley dan Ms. Clara, ngobrol yang gak harus tanpa tujuan, tapi justru
bisa membuat Bradley ‘terbuka’ dan berbicara. Gue juga kagum dengan semangat
Bradley yang berusaha untuk bikin pr sebaik-baiknya dan ngedapetin gold star.
Bagian unik dalam buku ini adalah percakapan
Bradley dengan ‘teman-teman’ khayalannya, yang malah kelihatan nyata.
Buku ini bikin gue sadar, kalo semua orang itu
pasti punya sisi baiknya, asal dia diberi kesempatan dan jangan di’judge’
negatif terus.
Submitted for:
- Young Adult Reading Challenge 2014
- Books in English Reading Challenge 2014
- Children Literature Project
- New Author Reading Challenge 2014
2 comments:
Iya juga sih. Seburuk-buruknya orang, di dalam hatinya pasti ada kebaikan meski sebiji sawi ;)
@Adin: setuju, mas!
Post a Comment