The
Hundred-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Disappeared
Jonas
Jonasson @ 209
Hesperus
Press 2012
396
hal.
Terpesona dengan judul yang panjang, cover yang
unik dan sinopsis yang bikin penasaran, maka jadilah buku ini ada di tangan gue
dan .. tentu saja gue baca. Jarang-jarang gue baca cerita yang tokohnya udah
‘sangat’ tua – dan terakhir gue ‘terharu’ ketika baca The Unlikely Pilgrimage
of Harold Fry. Konon katanya, buku ini mirip-mirip sih ..
Tapi, ternyata … gue bukan terharu, tapi pengen ketawa
atau senyum-senyum sendiri karena ceritanya yang kocak dan ‘unpredictable’. Gue
bahkan gak menyangka kalau gue akan memasukkan buku ini ke dalam ‘histrical
fiction’ di rak buku goodreads gue .
Jadi, di hari perayaan ulang tahunnya yang ke
100, Allan Karlsson memutuskan untuk ‘kabur’ dari panti jompo tempat ia selama
ini tinggal. Ia keluar dari jendela kamarnya dan berjalan tanpa tujuan, masih
dengan sandal tidurnya. Ia memutuskan untuk ke stasiun bus dan membeli tiket
dengan tujuan yang paling jauh dan berangkat paling cepat. Di stasiun bus itu,
ada seorang laki-laki memakai jaket bertulisankan ‘Never Again’ dan membawa
sebuah koper. Karena laki-laki itu mau ke kamar kecil, maka ia menitipkan koper
tersebut ke Allan. Dan karena busnya sudah mau berangkat tapi si laki-laki itu
belum keluar dari kamar kecil, dibawalah koper itu bersama Allan, kali-kali di
dalam koper itu ada baju dan sepatu yang pas dengan Allan.
Sementara itu di panti jompo juga terjadi
kehebohan, karena the birthday man-nya hilang, direktur panti pun memanggil
polisi.
Sampai di stasiun bus paling ujung, Allan
menemukan sebuah rumah terpencil dan memutuskan untuk mampir, sekedar minta
tempat untuk istirahat. Sambil bongkar-bongkar koperlah, nyari baju dan
perlengkapan lainnya. Di sana
ia bertemu seorang pria bernama Julius. Tau-tau, pas buka koper, ia menemukan
uang dalam jumlah yang banyak.
Si laki-laki berjaket ‘Never Again’ itu pun
berusaha mengejar Allan, karena kalau sampai boss-nya tau koper itu hilang,
pastinya si boss bakalan murka.
Petualangan ajaib dan aneh seorang Allan Karlsson
pun dimulai – pertama ada Julius, lalu anggota membengkak dengan adanya Benny,
si penjaga kios hot dog, lalu ada The Beauty ditambah Sonya dan seekor anjing.
Petualangan itu pun berkembang.
Sementara itu, pembaca diajak untuk menelusuri
perjalanan hidup seorang Allan Karlsson selama 100 tahun, sebuah perjalanan
hidup yang ‘menakjubkan’. Ia hanyalah seorang pembuat bahan peledak yang tanpa
pendidikan yang memadai, tapi ia berhasil membuat berbagai keputusan yang
berpengaruh bagi sejarah dunia, kenalannya bukan orang biasa, tapi para
pemimpin negara besar. Seorang Herbert Einstein bilang, Allan ini punya 9
nyawa. Seorang laki-laki biasa dengan pengalaman hidup yang luar biasa.
Susah buat gue menilai karakter
Allan Karlsson – kakek yang polos, lugu tapi justru banyak akal. Sosok yang
jujur, apa adanya, membuat ia bertahan dan lolos dari berbagai masalah.
Sementara karakter lain, juga gak kalah 'ajaib' - yang paling kocak adalah Benny - yang getol banget belajar segala hal, sekolah apa aja dia ikutin, tapi gak ada yang sampai selesai, hingga ia jadi 'master in almost everything' yang end up jadi penjaga stand hot dog.
Sonya yang besar itu memiliki nasib yang mirip dengan Allan - sama-sama kabur. Bosse, kakak Benny, yang 'katanya' jujur dalam berbisnis, polisi dan penyidik yang dibuat bingung sendiri sama Allan dan teman-temannya.
Indonesia, lumayan banyak
diceritakan dalam satu bab perjalanan hidup Allan. Tapi, entah gue harus bangga
atau malu ya?? Katanya ,”Indonesia
is a country where everything is possible”. Habislah di bagian ini, Indonesia
disorot dalam hal korupsi dan suap-menyuap. Apa aja bisa dibeli kalo ada uang …
hmmm…
Gue sempet sebel dengan banyaknya pembicaraan politik
di sini, tapi Allan yang ‘innocent’ itu bikin senyum-senyum. Dan membuat gue
jadi kembali semangat untuk nerusin baca buku ini.
Submitted for:
-
New
Author Reading Challenge 2014
-
Books
in English Reading Challenge 2014