Wednesday, May 07, 2014

Lord of the Flies


 

Lord of the Flies

Faber and Faber – June 2002
225 hal

Sekelompok anak-anak asal Inggris, terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni, setelah pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Tak ada orang dewasa yang selamat, hanya anak-anak. Awalnya sih, mungkin menyenangkan bagi anak-anak itu – mereka melupakan rasa takut, dan terpesona dengan area bermain baru yang l uas.

Anak-anak itu pun, sepakat untuk memilih ketua. Ada dua anak yang ‘dijagokan’ yaitu Ralph dan Jack. Tapi, akhirnya Ralph lah yang terpilih sebagai ketua. Ia pun berusaha mengatur ‘kehidupan’ mereka di pulau itu, seperti membuat api dan menjaganya agar tetap menyala, agar jika ada kapal yang lewat bisa melihat asap dari api itu dan menyelamatkan mereka. Sementara, Jack, yang berambisi juga untuk jadi ketua, diputuskan untuk menjadi ‘pemburu’, yang mencari makan untuk mereka. Tapi, lama-kelamaan, Jack malah ‘memberontak’ dan membentuk kelompok sendiri yang lebih ‘bar-bar’ dan merasa lebih jagoan karena mereka adalah pemburu.

Kelompok itu pun terpecah menjadi dua. kelompok yang baik dan beradab, serta yang buruk dan tak mau ikut aturan. Pada akhirnya malah semakin kacau dan Ralph bersama teman-teman yang masih setia padanya jadi buruan ‘The Hunter’.

Meskipun tokohnya anak-anak, tapi ini bukan novel yang mudah untuk dicerna, terkadang gue harus baca berulang-ulang untuk bisa lebih memahami dan mengerti apa yang maksud dari kalimat tersebut. Buku ini menggambarkan sisi baik dan buruk dari manusia. Ada yang egois, ambisius dan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan kekuasaan, ada yang bijaksana dan berusaha menjaga agar tetap di jalur sesuai dengan aturan, dan ada pula yang ‘tertindas’ – yang dalam hal ini diwakili oleh tokoh Piggy.

Membaca kalimat-kalimat di awal, sempat gue bayangin kalau buku ini akan jadi sebuah buku petualangan, dengan kisah yang lebih ‘ceria’. Ternyata, buku ini sangat serius dan ‘berat’. Lord of the Flies, adalah terjemahan dari Bahasa Hebrew – Beelzebub – yang artinya ‘Satan’. Agak ngeri ya jadinya … tapi, ada benarnya sih, kalo ngeliat tokoh Jack, yang makin lama makin gila kekuasaan, makin semena-mena.

Setelah baca buku ini, gue mampir ke Wikipedia, dan gue pun jadi lebih ngeh tentang isi  buku ini.

William Golding, adalah peraih Nobel untuk bidang literature tahun 1983. Dan salah satu buku beliau, Rites of Passage juga meraih penghargaan Booker Prize.

Submitted for:

- 2014 TBRR Pile – Reading Challenge (additional challenge: classic)
- Lucky No. 14 Reading Challenge – category: Once Upon a Time
- New Author Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014
- Books in Englishh Reading Challenge 2014

2 comments:

Dion Yulianto said...

Versi Inggris ya Mbakj? Aku baca yg terjemahan malah bingung

ferina said...

iya, Dion... eh, udah ada terjemahannya ya? terbitan mana?

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang