George’s Marvellous Medicine
Roald Dahl @ 1981
Quentin Blake (Ilustrasi)
Puffin - 2001
(untuk anak 12 tahun ke atas)
George Kranky, anak laki-laki yang kesepian. Ia
hidup jauh dari keramaian. Ayahnya bekerja di peternakan. George tidak punya
teman bermain dan jarang bepergian. George tinggal bersama ayah, ibu dan
neneknya.
Suatu hari, ayahnya sudah pergi bekerja, dan
ibunya pergi untuk berbelanja. Maka tinggallah George bersama neneknya. Jangan
bayangkan Nenek George adalah seorang nenek yang hangat dan sayang pada
cucunya. Nenek George ini kerjanya suka menggerutu, tak pernah puas, dan gak
suka sama George. Ia menakut-nakuti George dengan segala tentang pertumbuhan
seorang anak. Apa makanan yang pantas dan penting untuk pertumbuhan anak seperti
George. Karuan George jadi ketakutan.
Salah satu tugas George yang dipesankan oleh
ibunya adalah untuk tidak lupa memberi obat untuk sang nenek. Dan, saat itu
muncul ide untuk ‘memberi pelajaran’ pada neneknya. Maka George pun ‘meracik’
obat dari berbagai macam ‘sumber’ yang bisa ia temui di rumah.
Dan hasilnya… yah, memang memberi pelajaran, tapi
juga kekacauan.
Mungkin ini adalah sebuah buku untuk anak-anak.
Tapi… rasanya orang tua harus mendampingi anak ketika membaca buku ini. Karena
salah-salah, seorang anak bisa menduga bahwa balas dendam adalah hal yang
wajar. Hasil akhir yang dilakukan George bisa dibilang sangat ekstrim, terutama
banyak bahan-bahan berbahaya yang digunakan oleh George.
Gue juga sebal dengan si ayah, Mr, Kranky, yang
seneng banget ketika ibu mertuanya ‘kacau balau’. Ia juga jadi ‘matre’ dan
menuntut George untuk membuat ramuan ajaibnya itu lebih banyak lagi. Sementara
si ibu, Mrs. Kranky , gak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi kekacauan yang
terjadi di rumahnya.
Memang ini adalah sebuah cerita, dongeng, tapi,
meskipun apa yang digambarkan oleh Roald Dahl dalam buku ini buat gue juga
‘mengerikan’, tapi ya sudahlah, ambil sisi fun-nya, sisi humornya. Mungkin
salah satu pesan moral dari cerita ini adalah “jangan jadi nenek-nenek yang ‘menyebalkan’, yang kerjanya cuma duduk,
nonton tv, terus ngomel-ngomel”
0 comments:
Post a Comment