If I Have Wicked Stepmother, Where's My Prince?
Melissa Kantor @ 2005
Disney-Hyperion - 2007
288 hal.
(via NetGalley.com)
Lucy, selalu merasa dirinya bagai Cinderella – ibunya sudah meninggal, punya ibu tiri (yang dia ‘anggap’ jahat), punya dua saudara tiri perempuan – yang juga katanya jahat, dan selalu merasa tidak punya teman. Disuruh melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga, sementara ibu dan saudara tirinya sibuk shopping. Ayahnya terlalu ‘buta’ untuk melihat perlakukan itu (ini menurut Lucy).Di rumah barunya, ia ditempatkan di kamar di loteng dan tak diberi perabotan. Sejak ayahnya menikah lagi, ia terpaksa harus pindah dari San Francisco ke New York. Ia kembali menjadi anak baru, yang tak punya teman di sekolah. Menyendiri di ruang seni. Lucy sangat mencintai seni lukis, seperti mendiang ibunya.
Yah begitulah hari-hari Lucy. Sampai suatu hari, saat makan siang, Lucy duduk dekat Jessica dan Madison. Dua gadis ini berpacaran dengan cowok-cowok dari tim basket sekolah mereka. Lucy yang selain menyukai seni lukis, juga suka dengan basket, menyeletuk saat mendengar percakapan cowok-cowok itu tentang basket. Komentarnya ini menarik perhatian Connor, salah satu pemain basket yang guanteeennngg. Ketertarikan Connor terhadap Lucy ‘menaikkan’ pamor dan derajat Lucy di antara teman-teman satu sekolahnya. Biasanya tak ada satupun yang menegurnya, sejak dekat dengan Connor, semua memasang senyum dan menyapanya.
Kegembiraan di sekolah, tak berlanjut sampai di rumah. Lucy yang terlajur mencap jelek Mara, ibu tirinya, sering terlibat pertengkaran. Sampai akhirnya ia pun dihukum oleh ayahnya.
Tak hanya Cinderella yang ada pesta dansa, Lucy pun diundang ke pesta prom. Pesta yang harusnya indah dan menyenangkan, justru membuat Lucy sadar, bahwa Connor bukanlah pangeran yang ia tunggu-tunggu. Layaknya Cinderella, Lucy siap-siap untuk kehilangan segalanya – teman-teman barunya, kepopuleran dan sang pangeran impian pada saat tengah malam.
Hmmm.. sejujurnya gak banyak yang istimewa sih di dalam buku ini. Bahkan ending-nya pun bisa ketebak. Bahkan gue rada sebal dengan karakter Lucy, yang maunya marah-marah terus sama Mara. Selalu berpikiran negatif terhadap ibu tirinya itu. Tapi, gue suka sama si cool Sam Wolff, cowok yang dikenal Lucy di kelas seni. Sayang, Sam ini gak terlalu banyak ‘beredar’ di dalam buku ini.
4 comments:
Wah dah selesai. Aku malah blom mulai.
Judul-judul macam itu yang buat aku susah ninggalin YA XD
Ally juga baca yang ini juga ya? judul2 buku netgalley emang menggoda ya? rasanya banyak banget yang pengen di-request :)
judulnya unyuuuu, pengen baca :(
@perihutan: hihihi..download aja di netgalley :D
Post a Comment