Cinta
Ollie @ 2010
Gagas Media – Juni 2010
198 hal.
Friya, adalah gambaran wanita karir kosmopolitan Jakarta. Hidupnya tak lepas dari yang namanya teknologi – masuk taksi langsung update status di Twitter, chatting via YM, BBM-an. Gemar shopping terutama saat sale meskipun pusing kalau mengingat angka di tagihan kartu kredit yang nyaris over limit. Ngopi di Starbucks is a must. Termasuk social smoker. Karir di kantor juga bagus dan tampaknya gambaran untuk promosi alias naik jabatan juga sangat cerah.
Berbeda dengan suaminya. Gary, adalah seorang pegawai negeri. Meskipun dulunya mantan anak band, mantan rocker, kesan itu sekarang sudah hilang, digantikan dengan sosok pegawai negeri yang patuh dan masih idealis. Berusaha untuk datang tepat waktu, berusah dekat dengan atasan, biarpun kadang dibilang penjilat. Naik jabatan juga salah satu hal yang ditunggu.
Tapi… bukan berarti mutasi ke Kupang masuk dalam salah satu agenda mereka berdua.
Di saat Friya nyaris dipromosikan untuk naik ke level manager, Gery juga mendapat kenaikan jabatan dan dimutasi ke Kupang. Friya dalam dilema, antara ikut suami dan meninggalkan segala kemewahan dan kenyamanan, atau tetap tinggal dan menjalani yang namanya long distance relationship? Dua orang terdekat memberi saran yang berbeda, toh akhirnya Friya memantapkan diri untuk ikut dengan Gary.
Di Kupang segalanya berbeda. Mulai dari lingkungan tempat tinggal yang masih tampak gersang, pergaulan dengan ibu-ibu pejabat yang full make up dan juga full gossip. Friya sering merasa di sini bukan tempatnya. Kenalan dengan cowok lain aja sudah dijadikan bahan omongan sama ibu-ibu pejabat yang ternyata iri sama Friya, belum punya anak jadi gosip empuk. Friya gak tahan.
Tapi, apa iya, Jakarta dan segala kenyamannnya adalah rumah yang tepat untuk Friya, meskipun ia harus jauh dari Gary?
Novel ini jadi salah satu penghibur gue di weekend ini selama di rumah. Gue nyaris membaca semua tulisannya Ollie sejak pertama dia nulis buku. Dan makin lama, tulisannya jadi makin dewasa. Kalo dulu tentang ABG, sekarang semenjak nikah, lebih banyak tentang kehidupan rumah tangga. Sesuatu yang sederhana aja, seperti pertanyaan, “jadi.. ke mana kamu akan pulang?”, bisa jadi sebuah cerita yang menarik. Love it, Ollie…
Ollie @ 2010
Gagas Media – Juni 2010
198 hal.
Friya, adalah gambaran wanita karir kosmopolitan Jakarta. Hidupnya tak lepas dari yang namanya teknologi – masuk taksi langsung update status di Twitter, chatting via YM, BBM-an. Gemar shopping terutama saat sale meskipun pusing kalau mengingat angka di tagihan kartu kredit yang nyaris over limit. Ngopi di Starbucks is a must. Termasuk social smoker. Karir di kantor juga bagus dan tampaknya gambaran untuk promosi alias naik jabatan juga sangat cerah.
Berbeda dengan suaminya. Gary, adalah seorang pegawai negeri. Meskipun dulunya mantan anak band, mantan rocker, kesan itu sekarang sudah hilang, digantikan dengan sosok pegawai negeri yang patuh dan masih idealis. Berusaha untuk datang tepat waktu, berusah dekat dengan atasan, biarpun kadang dibilang penjilat. Naik jabatan juga salah satu hal yang ditunggu.
Tapi… bukan berarti mutasi ke Kupang masuk dalam salah satu agenda mereka berdua.
Di saat Friya nyaris dipromosikan untuk naik ke level manager, Gery juga mendapat kenaikan jabatan dan dimutasi ke Kupang. Friya dalam dilema, antara ikut suami dan meninggalkan segala kemewahan dan kenyamanan, atau tetap tinggal dan menjalani yang namanya long distance relationship? Dua orang terdekat memberi saran yang berbeda, toh akhirnya Friya memantapkan diri untuk ikut dengan Gary.
Di Kupang segalanya berbeda. Mulai dari lingkungan tempat tinggal yang masih tampak gersang, pergaulan dengan ibu-ibu pejabat yang full make up dan juga full gossip. Friya sering merasa di sini bukan tempatnya. Kenalan dengan cowok lain aja sudah dijadikan bahan omongan sama ibu-ibu pejabat yang ternyata iri sama Friya, belum punya anak jadi gosip empuk. Friya gak tahan.
Tapi, apa iya, Jakarta dan segala kenyamannnya adalah rumah yang tepat untuk Friya, meskipun ia harus jauh dari Gary?
Novel ini jadi salah satu penghibur gue di weekend ini selama di rumah. Gue nyaris membaca semua tulisannya Ollie sejak pertama dia nulis buku. Dan makin lama, tulisannya jadi makin dewasa. Kalo dulu tentang ABG, sekarang semenjak nikah, lebih banyak tentang kehidupan rumah tangga. Sesuatu yang sederhana aja, seperti pertanyaan, “jadi.. ke mana kamu akan pulang?”, bisa jadi sebuah cerita yang menarik. Love it, Ollie…