Anne of Ingleside
Lucy Maud Montgomery
Maria M. Lubis (Terj.)
Qanita (Mizan Grup) - 2010
500 hal
Lama gak ‘berjumpa’ dengan Anne, ternyata Anne sekarang udah punya 5 anak!! Bahkan sedang menantikan anak yang ke-6. Wow… tapi, seorang Anne sangat menikmati perannya sebagai istri seorang dokter dan sebagai seorang ibu. Meskipun kadang anak-anaknya berbuat kenakalan kecil-kecil, gak sekalipun Anne mengeluh atau pun marah. Anne malah bersikap sangat bijak menghadapi tingkah laku anaknya.
Seorang Anne, meskipun sudah jadi ibu rumah tangga, tetap berjiwa ‘romantis’. Ia selalu memandang keadaan apapun dengan indah. Anne juga menjadi seseorang yang disukai oleh tetangga-tetangganya, meskipun yah, kadang-kadang adalah gosip-gosip kecil tentang Anne. Gilbert, juga sudah jadi seorang dokter yang super sibuk. Sering dapat panggilan di tengah malam, entah untuk menolong kelahiran bayi ataupun ada pasien yang sedang kritis. Pasangan Anne dan Gilbert juga selalu dianggap sebagai pasangan yang ideal.
Di buku ini, lebih banyak diceritakan tentang tingkah laku anak-anak Anne dan Gilbert – Walter, Jem, si kembar Nad & Diana, Shirley, dan si bungsu Marilla. Sifat-sifat mereka mirip dengan Anne – sedang berkhayal dan punya fantasi yang hebat. Diana atau yang biasa dipanggil Di, sering ‘terpikat’ pada teman baru yang terlihat ‘ideal sebagai teman sejiwa’, tapi kerap dikecewakan pada akhirnya.
Gak terasa, ternyata Anne dan Gilbert sudah menikah selama 15 tahun, tapi tetap aja, Anne masih cemburu sama Christine Stuart dan jadi berpikiran aneh-aneh tentang suaminya.
Selain tentang anak-anak, ada juga cerita dari para orang tua, seperti Bibi Mary Blythe, bibi Gilbert yang selalu mengkritik, atau obrolan para tetangga ketika acara membuat selimut perca di rumah Anne.
Tapi menurut gue, Anna dan Gilbert ‘terlalu’ bijaksana jadi orang tua. Terlalu ‘sempurna’. Makanya, menjelang akhir cerita ada bab di mana Anne cemburu dan agak marah-marah, gue jadi lebih bersemangat bacanya. Jadi ada ‘greget’ lain.
Lucy Maud Montgomery
Maria M. Lubis (Terj.)
Qanita (Mizan Grup) - 2010
500 hal
Lama gak ‘berjumpa’ dengan Anne, ternyata Anne sekarang udah punya 5 anak!! Bahkan sedang menantikan anak yang ke-6. Wow… tapi, seorang Anne sangat menikmati perannya sebagai istri seorang dokter dan sebagai seorang ibu. Meskipun kadang anak-anaknya berbuat kenakalan kecil-kecil, gak sekalipun Anne mengeluh atau pun marah. Anne malah bersikap sangat bijak menghadapi tingkah laku anaknya.
Seorang Anne, meskipun sudah jadi ibu rumah tangga, tetap berjiwa ‘romantis’. Ia selalu memandang keadaan apapun dengan indah. Anne juga menjadi seseorang yang disukai oleh tetangga-tetangganya, meskipun yah, kadang-kadang adalah gosip-gosip kecil tentang Anne. Gilbert, juga sudah jadi seorang dokter yang super sibuk. Sering dapat panggilan di tengah malam, entah untuk menolong kelahiran bayi ataupun ada pasien yang sedang kritis. Pasangan Anne dan Gilbert juga selalu dianggap sebagai pasangan yang ideal.
Di buku ini, lebih banyak diceritakan tentang tingkah laku anak-anak Anne dan Gilbert – Walter, Jem, si kembar Nad & Diana, Shirley, dan si bungsu Marilla. Sifat-sifat mereka mirip dengan Anne – sedang berkhayal dan punya fantasi yang hebat. Diana atau yang biasa dipanggil Di, sering ‘terpikat’ pada teman baru yang terlihat ‘ideal sebagai teman sejiwa’, tapi kerap dikecewakan pada akhirnya.
Gak terasa, ternyata Anne dan Gilbert sudah menikah selama 15 tahun, tapi tetap aja, Anne masih cemburu sama Christine Stuart dan jadi berpikiran aneh-aneh tentang suaminya.
Selain tentang anak-anak, ada juga cerita dari para orang tua, seperti Bibi Mary Blythe, bibi Gilbert yang selalu mengkritik, atau obrolan para tetangga ketika acara membuat selimut perca di rumah Anne.
Tapi menurut gue, Anna dan Gilbert ‘terlalu’ bijaksana jadi orang tua. Terlalu ‘sempurna’. Makanya, menjelang akhir cerita ada bab di mana Anne cemburu dan agak marah-marah, gue jadi lebih bersemangat bacanya. Jadi ada ‘greget’ lain.
4 comments:
wak... anne udah pny 5 anak?! gue baru baca sampe buku ke-2...
hehehe... 6 malah.. bukan 5 lagi :)
suka heran kalo baca kisah Anne, dia.. sedikit terlalu sempurna :3 *tapi tetep baca lah. hehe
makanya aku seneng baca Anne, kalo dia udah kesel, berantem dikit. kalo digambarin semua serba sempurna, jadi gak ada 'greget' ceritanya. nerusin baca, soalnya nanggung, tinggal satu seri lagi :D
Post a Comment