Monday, March 01, 2010

Six Suspects

Six Suspects
Vikas Swarup @ 2008
Black Swan - 2009
575 Hal.

Jika orang biasa – katakanlah supir taksi, pengemis, atau karyawan biasa – tewas dalam kecelakaan atau terbunuh, tidak akan menjadi sebuah berita besar, karena dianggap itu adalah hal-hal yang biasa, tidak istimewa. Tapi, ketika seorang pejabat, anak pejabat, selebritis tewas karena hal yang sama, semua media akan secara besar-besaran memberitakan hal tersebut.

Demikian saat Vicky Rai tewas. Vicky Rai, anak seorang menteri yang berpengaruh di India, tewas dalam pesta yang diselenggarakan untuk merayakan bebasnya Vicky Rai dari tuduhan membunuh seorang pramusaji bar bernama Ruby Gil. Vicky Rai sendiri memang bukan orang yang ‘bersih’. Berkali-kali ia lolos dari jerat hukum berkat posisi ayahnya.

Jaganath Rai sendiri, sang menteri, kerap melakukan permainan ‘kotor’. Siapa saja yang berani-berani menghalangi jalannya, akan segera dihabisi – entah polisi, entah sesama politisi yang masih berusaha bersikap idealis.

Dalam kasus ini, ada 6 orang tersangka. Seorang jurnalis investigasi, Arun Advani, berusaha mengungkapkan kasus ini (jadi inget Mikael Blomkvist).

Keenam orang tersangka itu adalah: Mohan Kumar - mantan sekretaris Jaganath Rai; Shabnam Saxena – aktris Bollywood papan atas yang jadi ‘incaran’ Vicky Rai; Munna Mobile – seorang pencuri handphone; Larry Page – warga negara asal Amerika yang datang ke India untuk menemui ‘calon pengantin’ yang hanya ia kenal lewat surat-menyurat dan foto; Eketi – penduduk sebuah suku di pedalaman India; and the last but not least, adalah sang menteri sendiri, ayah dari Vicky Rai – Jaganath Rai.

Layaknya sebuah penyelidikan, ada tersangka, ada motive, ada penyelesaian kasus dan akhirnya ada sebuah ‘kebenaran’, begitulah pembagian bab-bab dalam buku ini. Kita diajak mengenal siapa sih sebenarnya para tersangka itu – gimana keseharian mereka, apa yang membuat mereka akhirnya ‘terhubung’ dengan Vicky Rai dan bagaimana mereka bisa ada di pesta tersebut.

Buku ini nyaris membuat gue gak tidur, males kerja (pengennya ngumpet di kamar mandi, biar bisa baca buku ini… hehehe…). Bener-bener bikin penasaran. Kalo Mikael Blomkvist berperan ‘aktif’ sepanjang buku, di buku ini, Arum Advani hanya muncul di awal dan di akhir, itupun berupa bentuk kolom yang ditulisnya di koran. Pembaca yang diajak ‘aktif’ untuk menelusuri kasus ini, menduga siapakah yang sebenarnya menembak Vicky Rai berdasarkan latar belakang dan motif-motif yang dipaparkan sepanjang buku ini. Bagian ‘The Suspects’ dan ‘The Motives’ memang mendapatkan porsi yang besar dalam buku ini.

Tapi, kerennya buku ini lagi, ketika udah sampai ‘kesimpulan’ siapa pelaku sebenarnya, tiba-tiba muncul sebuah ‘teori’ baru yang mematahkan bahwa tersangka yang ditangkap polisi bukanlah pelaku yang sebenarnya. Dan ketika kita (well.. paling nggak gue) mulai percaya dengan teori baru itu dan mulai mengangguk-anggukan kepala, sambil berkata. “Ooo… jadi dia pelakunya. Hmm.. iya juga sih…” tau-tau, ada lagi fakta baru yang menunjukkan pelaku sebenarnya. Ending-nya, gue harus menebak-nebak sendiri siapa pelaku sesungguhnya.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang