Friday, June 26, 2009

Ingo

Ingo
Helen Dunmore @ 2005
Rosemary Kesauli (Terj.)
GPU – Juni 2009
312 Hal.

Buku ini berkisah tentang legenda Putri Duyung. Kalo dalam dongeng-dongeng anak-anak a la Walt Disney, Putri Duyung (dan juga makhluk-makhluk bawah air lainnya), selalu digambarkan sebagai makhluk yang ramah, cantik dan baik. Tapi, coba liat atau baca Harry Potter. Putri Duyung di dalam cerita itu, digambarin berwajah menyeramkan (meskipun awalnya sempet ‘cantik’), terus, penggoda.

Di buku ini juga gitu. Legenda Putri Duyung yang jatuh cinta dengan manusia darat. Laut tempat si putri duyung tinggal terus memanggil-manggil pemuda yang bernama Matthew Trewhella. Karena selama mereka masih tinggal di dua dunia yang berbeda, mereka tidak akan pernah bisa bersatu. Matthew pun memilih ‘pindah’ ke tempat pujaan hatinya dan meninggalkan dunia yang selama ini ia kenal. Jika sudah masuk ke dalam dunia bawah laut, akan laut akan terus menarik dan memisahkan manusia dari tempat tinggalnya sebelumnya.

Legenda itu sering didengar Sapphire. Ayahnya yang ‘kebetulan’ bernama Matthew Trewhella sering menceritakan kisah itu kepadanya. Sapphire, ayahnya, ibunya dan kakaknya, Connor, tinggal di pesisir pantai yang dingin (bahkan saat musim panas pun, gue mendapatkan kesan yang tetap dingin). Lautnya begitu misterius, sampai-sampai ibu Sapphire membencinya. Tapi, Sapphire, seperti ayahnya mencintai laut.

Suatu malam, ayah Sapphire pergi dan tak pernah kembali lagi. Semua orang menganggap ia sudah mati tenggelam. Tapi, Sapphire dan Connor tak percaya. Mereka yakin, entah bagaimana dan di mana, ayah mereka masih hidup.

Sepeninggal Matthew, ibu mereka, Jannie, terpaksa bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran yang letaknya cukup jauh dari rumah, sehingga mereka kerap ditinggal sendiri di rumah. Suatu hari di musim panas, Connor pergi, tanpa pamit. Sehingga Sapphire panik. Sapphire mencarinya ke pantai, dan menemukan Connor sedang berbicara dengan seorang gadis yang berpakaian mirip penyelam. Tapi, Connor tidak mau mengakui siapa yang ia temui.

Sapphire yang penasaran mencoba mengikuti Connor, dia malah bertemu dengan Faro, laki-laki ‘setengah’ anjiing laut. Sapphire pun diajak ke dunia bawah laut yang menakjubkan, yang disebut Ingo, tempat yang membuatnya ingin kembali lagi karena daya tariknya yang begitu kuat.

Misteri Ingo seolah mengikuti misteri hilangnya ayah Sapphire. Sebagai anak paling kecil dan yang paling dekat dengan ayahnya, Sapphire tidak rela ketika posisi ayahnya nyaris tergantikan oleh pria lain. Ia merasa diabaikan, ia merasa bukan di ‘Udara’ – begitu kaum Mer menyebut dunia darat – tempatnya seharusnya berada. Sapphire ingin kembali dan kembali lagi ke Ingo. Meskipun Connor terus mencegahnya untuk memikirkan Ingo.

Biasanya gue gak terlalu suka misteri kaya’ begini, tapi koq gue jadi ikutan ‘terpesona’ dengan Ingo. Gue ikutan penasaran, apa sebenarnya yang ada di Ingo, terus, apa memang ayah Sapphire masih hidup? Kalau memang masih hidup, ke mana dong Matthew pergi dan berada sekarang? Dan hal ini, benar-benar jadi misteri sampai akhir cerita.

Helen Dunmore gak membiarkan pembacanya mengambil kesimpulan sendiri. Pembacanya diajak ‘berfantasi’ dengan dunia Ingo dan mencari jawaban sendiri. Dan, ternyata, Ingo ini ada sequelnya. Semoga aja segera terbit juga terjemahannya.

1 comments:

Astince said...

Hadddddduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh,ni buku bikin deg-degan,tpi aq suka cz Conor sayang banged sama Saphhy,jadi pingin punya k2k cowok,tapi taw gk aq sulit banged ngebayangin gimana bentuk wajah nya Faro atau Elvira,aq bisa ngebayangin bentuk wajahnya Conor karena dia kan 13 thn???kls 1 smp dunk??penasaran dech apa sich yg ngebuat Ingo berbahaya???Granny Carne nggak ngebolehin Saphhy pergi kesana cz Ingo sama Udara kan beda waktu?duh jadi pingin jadi Saphhy,tpi aku blum baca tg Tide Knot,sekalian maw share blog ku di:http://www.dugempicz.blogspot.com

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang