The Space Between Us (Jarak di Antara Kita)
Thrity Umrigar @ 2005
Femmy Syahrani (Terj.)
GPU, Desember 2007
432 Hal.
Bhima, bisa dibilang perempuan sebatang kara yang hanya tinggal bersama cucunya, Maya, di sebuah pemukiman kumuh di sudut kota India. Ia sudah bekerja bertahun-tahun sebagai seorang pembantu di rumah kediaman Sera Danubash.
Status sosial yang berbeda, menjadikan hubungan majikan dan pembantu itu seperti langit dan bumi. Meskipun perhatian Sera melebih perhatian yang biasa diberikan seorang majikan pada pembantu, tapi tetap saja ada jarak yang membentang di antara mereka.
Tapi, pada dasarnya, tanpa melihat status sosial, mereka berdua memiliki pengalaman yang sama. Sama-sama menderita dalam kehidupan pernikahan mereka, sama-sama sering merasakan kesepian dalam hidup mereka.
Sera, adalah seorang istri pengusaha kaya, Feroz Dubash, yang seperti pada umumnya, dijanjikan sebuah pernikahan yang akan menjadikannya bagai ratu. Tapi, ternyata, Feroz bukanlah orang yang lembut, ia suka berlaku kasar pada istrinya. Belum lagi, perlakuan ibu mertuanya yang selalu saja merendahkan dirinya. Sera memilik putri tunggal, bernama Dhinaz yang akan segera memberikan cucu pertama bagi dirinya. Sama seperti Sera, Dhinaz juga sangat menyayangi Bhima, meskipun Dhinaz lebih luwes dalam menunjukkan perhatian itu dibanding Sera.
Sementara Bhima, meskipun mungkin memiliki suami yang lebih baik dari Sera, yang bernama Gopal. Toh, pada akhirnya, harus mengalami kegagalan dalam berumah tangga karena suaminya kecanduan minuman keras. Sebuah kecelakaan menyebabkan suaminya dipecat dari pekerjaannya dan jadi pengangguran. Memutarbalikkan kehidupan Bhima dan anak-anaknya sampai akhirnya mereka harus berakhir di sebuah pemukiman kumuh. Gopal meninggalkannya, membawa serta anak laki-laki mereka. Sementara Pooja, anak perempuannya, juga pada akhirnya pergi dengan cara yang tragis. Meninggalkan Bhima dan Maya. Namun, Maya juga akhirnya mengecewakan Bhima dengan hamil di luar nikah dan tidak diketahui siapa ayah bayi itu.
Bhima selalu menganggap keluarga Dubash adalah pelindung, penyelamat mereka. Seolah ia bersedia mengorbankan dirinya demi keluarga itu. Tapi, pada satu titik, ia dihadapkan pada persoalan di mana ia harus menerima kenyataan bahwa ai justru dicampakkan oleh mereka. Yang miskin, selalu jadi yang lemah dan akhirnya kalah.
Cerita dengan setting budaya India yang cukup modern tapi masih dikelilingi oleh tradisi-tradisi yang terkadang tidak masuk akal. Potret perjuangan keluarga kelas bawah di India yang dilecehkan, dibodoh-bodohi oleh kalangan yang merasa diri mereka lebih tinggi atau lebih pintar. Maka itu, Bhima bertekad agar anak-anaknya, cucunya jadi orang berpendidikan agar tidak selalu dipermalukan dan dianggap rendah seperti dirinya.
Jalan ceritanya lambat tapi mengalir. Cerita kehidupan Sera dan Bhima masa kini, diselingi oleh kisah masa lalu mereka berdua, tapi tidak membuat cerita jadi tumpang-tindih. Cerita kehamilan Maya mungkin dianggap ‘bumbu’ dari keseluruhan cerita, karena sedikit-sedikit sepanjang cerita. Tapi, justru karena bagian inilah, kesimpulan cerita ini ada.
Thrity Umrigar @ 2005
Femmy Syahrani (Terj.)
GPU, Desember 2007
432 Hal.
Bhima, bisa dibilang perempuan sebatang kara yang hanya tinggal bersama cucunya, Maya, di sebuah pemukiman kumuh di sudut kota India. Ia sudah bekerja bertahun-tahun sebagai seorang pembantu di rumah kediaman Sera Danubash.
Status sosial yang berbeda, menjadikan hubungan majikan dan pembantu itu seperti langit dan bumi. Meskipun perhatian Sera melebih perhatian yang biasa diberikan seorang majikan pada pembantu, tapi tetap saja ada jarak yang membentang di antara mereka.
Tapi, pada dasarnya, tanpa melihat status sosial, mereka berdua memiliki pengalaman yang sama. Sama-sama menderita dalam kehidupan pernikahan mereka, sama-sama sering merasakan kesepian dalam hidup mereka.
Sera, adalah seorang istri pengusaha kaya, Feroz Dubash, yang seperti pada umumnya, dijanjikan sebuah pernikahan yang akan menjadikannya bagai ratu. Tapi, ternyata, Feroz bukanlah orang yang lembut, ia suka berlaku kasar pada istrinya. Belum lagi, perlakuan ibu mertuanya yang selalu saja merendahkan dirinya. Sera memilik putri tunggal, bernama Dhinaz yang akan segera memberikan cucu pertama bagi dirinya. Sama seperti Sera, Dhinaz juga sangat menyayangi Bhima, meskipun Dhinaz lebih luwes dalam menunjukkan perhatian itu dibanding Sera.
Sementara Bhima, meskipun mungkin memiliki suami yang lebih baik dari Sera, yang bernama Gopal. Toh, pada akhirnya, harus mengalami kegagalan dalam berumah tangga karena suaminya kecanduan minuman keras. Sebuah kecelakaan menyebabkan suaminya dipecat dari pekerjaannya dan jadi pengangguran. Memutarbalikkan kehidupan Bhima dan anak-anaknya sampai akhirnya mereka harus berakhir di sebuah pemukiman kumuh. Gopal meninggalkannya, membawa serta anak laki-laki mereka. Sementara Pooja, anak perempuannya, juga pada akhirnya pergi dengan cara yang tragis. Meninggalkan Bhima dan Maya. Namun, Maya juga akhirnya mengecewakan Bhima dengan hamil di luar nikah dan tidak diketahui siapa ayah bayi itu.
Bhima selalu menganggap keluarga Dubash adalah pelindung, penyelamat mereka. Seolah ia bersedia mengorbankan dirinya demi keluarga itu. Tapi, pada satu titik, ia dihadapkan pada persoalan di mana ia harus menerima kenyataan bahwa ai justru dicampakkan oleh mereka. Yang miskin, selalu jadi yang lemah dan akhirnya kalah.
Cerita dengan setting budaya India yang cukup modern tapi masih dikelilingi oleh tradisi-tradisi yang terkadang tidak masuk akal. Potret perjuangan keluarga kelas bawah di India yang dilecehkan, dibodoh-bodohi oleh kalangan yang merasa diri mereka lebih tinggi atau lebih pintar. Maka itu, Bhima bertekad agar anak-anaknya, cucunya jadi orang berpendidikan agar tidak selalu dipermalukan dan dianggap rendah seperti dirinya.
Jalan ceritanya lambat tapi mengalir. Cerita kehidupan Sera dan Bhima masa kini, diselingi oleh kisah masa lalu mereka berdua, tapi tidak membuat cerita jadi tumpang-tindih. Cerita kehamilan Maya mungkin dianggap ‘bumbu’ dari keseluruhan cerita, karena sedikit-sedikit sepanjang cerita. Tapi, justru karena bagian inilah, kesimpulan cerita ini ada.
O ya... gak ketinggalan... khas film-film India: lagu-lagu, tari-tarian dan... tentu saja... tiang... hehehe
0 comments:
Post a Comment