Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah untuk Tidak Miskin)
Ligwina Hananto @ 2010
Literati – Cet. III, Maret 2011
240 Hal
Apakah anda termasuk orang yang punya gaji tapi selalu habis gak tau ke mana? Mampu beli buku, makan di resto, weekend ke mall, nonton di 21, berlibur – tapi gak punya tabungan? Selamat… berarti anda termasuk yang ‘wajib baca buku ini’. Golongan seperti ini – termasuk gue – yang disebut mbak Ligwina dengan Golongan Menengah.
Nah, di buku ini, beliau mengajak kita untuk ‘berpikir’, berhitung dan lebih aktif dalam mengatur keuangan pribadi kita. Mencoba untuk menjadikan Golongan Menengah jadi ‘barisan’ yang kuat. Karena Golongan Menengah inilah yang nantinya akan membentuk Indonesia di masa depan.
Mungkin bakalan ‘stress’ dan pusing melihat angka-angka yang dipaparkan di sini. Bisa membuat kita ternganga, dan langsung berhitung, berapa banyak yang harus kita tabung dengan kata lain juga, berapa banyak kita harus ‘mengorbankan’ gaya hidup kita sekarang – tapi hasilnya nanti adalah untuk membuat hidup kita di masa depan lebih baik. Misalnya dengan memikirkan yang namanya dana pendidikan anak, dana pensiun. Hitungan dan ilustrasinya sederhana, jauh dari teori-teori ekonomi yang njelimet. Membuat kita yang tadinya pusing jadi lebih tenang.
Nah, salah satu bagian dari buku ini bertema ‘Menabung Saja Tidak Cukup’. Di sini dijelaskan berbagai bentuk investasi, seperti property, reksadana, logam mulia. O ya… satu lagi yang gue dapet, jangan ‘terjebak’ dengan asuransi. Gue ketawa pas baca tentang ‘Sendal Jepit Pendidikan’.
Di bagian akhir (dan ada kartunya juga), ada sebuah list yang berisi ‘100 Langkah Untuk Tidak Miskin’. Awalnya sederhana, misalnya ‘Punya penghasilan’, ‘pergi ke ATM 1 kali seminggu’, ‘mengerti cara memakai kartu kredit’, sampai yang bikin gue merasa ‘woooow.. masih jauh banget.’, misalnya ‘Punya dana darurat’ ‘sekian’ kali penghasilan’, ‘punya property pertama’, punya bisnis pertama.’ Hadoooohhh.. . makin ke belakang, lhooo.. check list-nya makin panjang dan kalo diliat sekarang, rasanya gak mungkinnnnn…!!!
Tapi, beneran deh, setelah membaca buku ini, gue langsung berpikir, ambil kertas, alat tulis, dan mulai mengurai pengeluaran gue sebulan…. Berhitung… berhitung… dan… pusinggg… astaga… harus segera dimulai kalau gue gak mau kalang kabut di hari tua gue.
Gue sih berharap semoga buku ini gak hanya jadi pajangan di lemari buku gue. Gue akan seneng buku ini lecek, yang artinya gue bakal terus membolak-balik buku ini biar gue makin pinter.
Ligwina Hananto @ 2010
Literati – Cet. III, Maret 2011
240 Hal
Apakah anda termasuk orang yang punya gaji tapi selalu habis gak tau ke mana? Mampu beli buku, makan di resto, weekend ke mall, nonton di 21, berlibur – tapi gak punya tabungan? Selamat… berarti anda termasuk yang ‘wajib baca buku ini’. Golongan seperti ini – termasuk gue – yang disebut mbak Ligwina dengan Golongan Menengah.
Nah, di buku ini, beliau mengajak kita untuk ‘berpikir’, berhitung dan lebih aktif dalam mengatur keuangan pribadi kita. Mencoba untuk menjadikan Golongan Menengah jadi ‘barisan’ yang kuat. Karena Golongan Menengah inilah yang nantinya akan membentuk Indonesia di masa depan.
Mungkin bakalan ‘stress’ dan pusing melihat angka-angka yang dipaparkan di sini. Bisa membuat kita ternganga, dan langsung berhitung, berapa banyak yang harus kita tabung dengan kata lain juga, berapa banyak kita harus ‘mengorbankan’ gaya hidup kita sekarang – tapi hasilnya nanti adalah untuk membuat hidup kita di masa depan lebih baik. Misalnya dengan memikirkan yang namanya dana pendidikan anak, dana pensiun. Hitungan dan ilustrasinya sederhana, jauh dari teori-teori ekonomi yang njelimet. Membuat kita yang tadinya pusing jadi lebih tenang.
Nah, salah satu bagian dari buku ini bertema ‘Menabung Saja Tidak Cukup’. Di sini dijelaskan berbagai bentuk investasi, seperti property, reksadana, logam mulia. O ya… satu lagi yang gue dapet, jangan ‘terjebak’ dengan asuransi. Gue ketawa pas baca tentang ‘Sendal Jepit Pendidikan’.
Di bagian akhir (dan ada kartunya juga), ada sebuah list yang berisi ‘100 Langkah Untuk Tidak Miskin’. Awalnya sederhana, misalnya ‘Punya penghasilan’, ‘pergi ke ATM 1 kali seminggu’, ‘mengerti cara memakai kartu kredit’, sampai yang bikin gue merasa ‘woooow.. masih jauh banget.’, misalnya ‘Punya dana darurat’ ‘sekian’ kali penghasilan’, ‘punya property pertama’, punya bisnis pertama.’ Hadoooohhh.. . makin ke belakang, lhooo.. check list-nya makin panjang dan kalo diliat sekarang, rasanya gak mungkinnnnn…!!!
Tapi, beneran deh, setelah membaca buku ini, gue langsung berpikir, ambil kertas, alat tulis, dan mulai mengurai pengeluaran gue sebulan…. Berhitung… berhitung… dan… pusinggg… astaga… harus segera dimulai kalau gue gak mau kalang kabut di hari tua gue.
Gue sih berharap semoga buku ini gak hanya jadi pajangan di lemari buku gue. Gue akan seneng buku ini lecek, yang artinya gue bakal terus membolak-balik buku ini biar gue makin pinter.
0 comments:
Post a Comment