The Guernsey Literary and Potato Peel Pie Society
Mary Ann Shaffer & Annie Barrows @ 2008
Allen & Unwin - 2008
240 pages
Awal gue membaca judulnya, gue rada ‘alergi’ karena ada kata-kata ‘Literary’-nya. Takutnya, bahasa terlalu ‘tinggi’ sampe gue gak ngerti isi ceritany. Tapi, dari hasil jalan-jalan ke beberapa blog, koq tampaknya menariknya? Beruntung ada yang mau barter dengan buku gue, jadi gue bisa membaca buku ini.
Alkisah, Juliet Ashton, seorang penulis yang terkenal dengan kolomnya ‘Izzy’. Dia ini lagi cari ide untuk buku terbarunya. Ketika itu masa-masa setelah perang dunia kedua. Apartemen Juliet sendiri hancur karena serangan bom.
Secara kebetulan, Juliet menerima surat dari Dawsey Adams, seorang pria yang tinggal di Guernsey Island. Pak Dawsey ini cerita kalau dia kebetulan membaca bukunya dulunya punya Juliet. Di buku itu ada alamat Juliet. Jadilah bersurat-suratan, cerita tentang buku-buku, sharing tentang kehidupan di Guernsey selama diduduki tentara Jerman pas Perang Dunia itu.
Dan akhirnya, gak hanya Dawsey yang surat-suratan sama Juliet. Tapi juga ada Eben, yang suka Shakespeare, Isola – yang suka bikin ‘ramuan’ sendiri, ada Amelia – yang paling tua di antara mereka. Semua jadi cerita ke Juliet. Dan dari sinilah, Juliet tau gimana kelompok baca ini bisa terbentuk dan apa hubungannya sama si Pie Kentang yang ikutan dimasukin jadi nama kelompok itu.
Lama-lama, Juliet jadi penasaran dengan Guernsey dan para sahabat barunya itu. Ide untuk buku barunya muncul dan Juliet pun akhirnya berkunjung ke Guernsey. Akhirnya, malah Juliet betah di Guernsey. Dia menemukan sahabat baru yang menyenangkan. Ada satu tokoh yang selalu disebut-sebut oleh teman-temannya di Guernsey, yang sayangnya, bernasib tragis di tangan tentara Jerman. Elizabeth McKenna - namanya, selalu jadi sahabat semua orang.
Buku ini ditulis dalam bentuk surat-menyurat antara Juliet, teman-teman di Guernsey, dengan editor-nya dan dengan sahabat Juliet di London. Mungkin di awal agak sedikit membingungkan, karena begitu banyak tokoh yang ‘bersliweran’ di surat-surat Juliet. Tapi, makin lama, gue jadi merasa ikut ‘bersahabat’ dengan mereka.
Mary Ann Shaffer & Annie Barrows @ 2008
Allen & Unwin - 2008
240 pages
Awal gue membaca judulnya, gue rada ‘alergi’ karena ada kata-kata ‘Literary’-nya. Takutnya, bahasa terlalu ‘tinggi’ sampe gue gak ngerti isi ceritany. Tapi, dari hasil jalan-jalan ke beberapa blog, koq tampaknya menariknya? Beruntung ada yang mau barter dengan buku gue, jadi gue bisa membaca buku ini.
Alkisah, Juliet Ashton, seorang penulis yang terkenal dengan kolomnya ‘Izzy’. Dia ini lagi cari ide untuk buku terbarunya. Ketika itu masa-masa setelah perang dunia kedua. Apartemen Juliet sendiri hancur karena serangan bom.
Secara kebetulan, Juliet menerima surat dari Dawsey Adams, seorang pria yang tinggal di Guernsey Island. Pak Dawsey ini cerita kalau dia kebetulan membaca bukunya dulunya punya Juliet. Di buku itu ada alamat Juliet. Jadilah bersurat-suratan, cerita tentang buku-buku, sharing tentang kehidupan di Guernsey selama diduduki tentara Jerman pas Perang Dunia itu.
Dan akhirnya, gak hanya Dawsey yang surat-suratan sama Juliet. Tapi juga ada Eben, yang suka Shakespeare, Isola – yang suka bikin ‘ramuan’ sendiri, ada Amelia – yang paling tua di antara mereka. Semua jadi cerita ke Juliet. Dan dari sinilah, Juliet tau gimana kelompok baca ini bisa terbentuk dan apa hubungannya sama si Pie Kentang yang ikutan dimasukin jadi nama kelompok itu.
Lama-lama, Juliet jadi penasaran dengan Guernsey dan para sahabat barunya itu. Ide untuk buku barunya muncul dan Juliet pun akhirnya berkunjung ke Guernsey. Akhirnya, malah Juliet betah di Guernsey. Dia menemukan sahabat baru yang menyenangkan. Ada satu tokoh yang selalu disebut-sebut oleh teman-temannya di Guernsey, yang sayangnya, bernasib tragis di tangan tentara Jerman. Elizabeth McKenna - namanya, selalu jadi sahabat semua orang.
Buku ini ditulis dalam bentuk surat-menyurat antara Juliet, teman-teman di Guernsey, dengan editor-nya dan dengan sahabat Juliet di London. Mungkin di awal agak sedikit membingungkan, karena begitu banyak tokoh yang ‘bersliweran’ di surat-surat Juliet. Tapi, makin lama, gue jadi merasa ikut ‘bersahabat’ dengan mereka.
4 comments:
Cover buku ini skrg banyak dan semuanya 'sweet' dan tenang, sama seperti perasaan saya saat baca bukunya. Walau awalnya musti bolak balik, namanya banyak. Setuju dengan mbak Ferina, di akhir cerita kita berasa ikutan dekat dengan tokoh2nya, mungkin krn karakternya hangat semua ya :)
setuju.... :)
kecuali satu tuh, si mrs. Adelaide, yang kaya'nya sirik aja :)
yaaaak jadi tergoda nih fer. hihi..awalnya liat buku ini kok kayaknya ribet, surat2an...tapi ternyata bagus ya ceritanya? boleh juga nih...=p btw gw lebih suka cover yg ini deh drpd yg versi awal. lebih ceria =)
emang, waktu awal2, gue sampe bolak-balik ke halaman awal, soalnya sempet bingung. tapi lama-lama asyik juga.
yang gue punya cover-nya bukan yang ini sih... tapi gue 'comot' aja.. lebih bagus sih.. :D
Post a Comment