Harry and the Wrinklies (Harry dan Gang Keriput)
Alan Temperley @ 1997
Hidayat Saleh (Terj.)
GPU – Mei 2008
336 Hal.
Harry Potter… Harry Barton… dua Harry yang sangat malang. Orang tuanya meninggal sama-sama gara-gara kecelakaan. Ya, kalo Harry Potter karena lagi ‘bertarung’ sihir-menyihir, tapi kalo Harry Barton, orang tuanya meninggalkan karena kecelakaan ketika mereka lagi berpesiar entah di mana.
Harry Barton adalah anak orang kaya, saking kayanya, kedua orang tua Harry selalu menghabiskan waktu mereka dengan berlibur ke seluruh penjuru dunia. Mereka meninggalkan Harry di rumahnya yang besar, diasuh oleh pengasuh yang judes dan sadis, yang disebut Harry, Gestapo Lil. Hanya karena kewajiban, orang tua Harry pulang ke rumah setiap dua kali setahun. Bahkan natal pun, mereka hanya mengirim hadiah-hadiah mahal, yang bahkan bukan mereka sendiri yang memilih.
Ketika mendengar kabar buruk itu pun, Harry tidak merasa kehilangan orang tuanya. Harry pun terpaksa harus pindah ke rumah bibinya yang tidak pernah ia dengar sebelumnya. Oleh Gestapo Lil yang licik, ia hanya boleh membawa satu koper usang, yang isinya juga hanya baju-baju yang sudah jelek.
Harry Barton lebih beruntung daripada Harry Potter. Bibi-bibi Harry Barton ternyata sangat ramah dan menyenangkan. Meskipun sedikit aneh. Hehehe.. lagi-lagi, gue menemukan buku yang tokohnya nenek-nenek nyentrik dan asyik.
Di hari pertamanya, Harry langsung merasa betah berada di Lagg Hall, demikian mereka menyebut rumah mirip puri itu. Harry mendapat kamar di menara dengan pemandangan yang indah.
Harry berkenalan dengan teman-teman Bibi Florie – si bibi yang pinter banget ngebut, dan Bibi Bridget – yang ternyata adalah seorang professor!
Ternyata, Bibi Florie dan Bibi Bridget, menyimpan sebuah rahasia besar. Mereka dan teman-temannya adalah Robin Hood dalam versi nenek-nenek dan kakek-kakek! Siapa sangka mereka tenyata bekas narapidana dan penjahat. Target mereka adalah mengambil sebagian harta orang kaya dan memberikannya pada si miskin.
Harry pun akhirnya ikut menikmati misi ‘Robin Hood’ mereka dalam menjebak si Beastly Priestly dan tunangannya yang tak lain adalah Gestapo Lil.
Pertama, gue suka cover-nya. Kedua, bukunya lucu. Menyenangkan banget kalo bisa tinggal di dekat daerah yang hijau begitu, ada danau buat berenang. Tinggal nyemplung kalo pengen. Ada hutan kecil tempat main-main. Gue jadi lebih suka ‘tempat’nya dibanding ceritanya sendiri.
Tapi, kalo dari cerita, gue ketawa-tawa sendiri ngebayangin si nenek-nenek funky ini. Masing-masing punya keahlian yang menunjang misi mereka. Misi yang dirancang dengan sangat detail dan nyaris sempurna. Tokoh yang ngeselin tentu saja Kolonel Priestley dan Gestapo Lil, tokoh terpandang dan ternyata jahat. Klise sih, sangat hitam-putih. Tapi.. namanya juga buku anak-anak, biar gimana tetap fun bacanya.
Alan Temperley @ 1997
Hidayat Saleh (Terj.)
GPU – Mei 2008
336 Hal.
Harry Potter… Harry Barton… dua Harry yang sangat malang. Orang tuanya meninggal sama-sama gara-gara kecelakaan. Ya, kalo Harry Potter karena lagi ‘bertarung’ sihir-menyihir, tapi kalo Harry Barton, orang tuanya meninggalkan karena kecelakaan ketika mereka lagi berpesiar entah di mana.
Harry Barton adalah anak orang kaya, saking kayanya, kedua orang tua Harry selalu menghabiskan waktu mereka dengan berlibur ke seluruh penjuru dunia. Mereka meninggalkan Harry di rumahnya yang besar, diasuh oleh pengasuh yang judes dan sadis, yang disebut Harry, Gestapo Lil. Hanya karena kewajiban, orang tua Harry pulang ke rumah setiap dua kali setahun. Bahkan natal pun, mereka hanya mengirim hadiah-hadiah mahal, yang bahkan bukan mereka sendiri yang memilih.
Ketika mendengar kabar buruk itu pun, Harry tidak merasa kehilangan orang tuanya. Harry pun terpaksa harus pindah ke rumah bibinya yang tidak pernah ia dengar sebelumnya. Oleh Gestapo Lil yang licik, ia hanya boleh membawa satu koper usang, yang isinya juga hanya baju-baju yang sudah jelek.
Harry Barton lebih beruntung daripada Harry Potter. Bibi-bibi Harry Barton ternyata sangat ramah dan menyenangkan. Meskipun sedikit aneh. Hehehe.. lagi-lagi, gue menemukan buku yang tokohnya nenek-nenek nyentrik dan asyik.
Di hari pertamanya, Harry langsung merasa betah berada di Lagg Hall, demikian mereka menyebut rumah mirip puri itu. Harry mendapat kamar di menara dengan pemandangan yang indah.
Harry berkenalan dengan teman-teman Bibi Florie – si bibi yang pinter banget ngebut, dan Bibi Bridget – yang ternyata adalah seorang professor!
Ternyata, Bibi Florie dan Bibi Bridget, menyimpan sebuah rahasia besar. Mereka dan teman-temannya adalah Robin Hood dalam versi nenek-nenek dan kakek-kakek! Siapa sangka mereka tenyata bekas narapidana dan penjahat. Target mereka adalah mengambil sebagian harta orang kaya dan memberikannya pada si miskin.
Harry pun akhirnya ikut menikmati misi ‘Robin Hood’ mereka dalam menjebak si Beastly Priestly dan tunangannya yang tak lain adalah Gestapo Lil.
Pertama, gue suka cover-nya. Kedua, bukunya lucu. Menyenangkan banget kalo bisa tinggal di dekat daerah yang hijau begitu, ada danau buat berenang. Tinggal nyemplung kalo pengen. Ada hutan kecil tempat main-main. Gue jadi lebih suka ‘tempat’nya dibanding ceritanya sendiri.
Tapi, kalo dari cerita, gue ketawa-tawa sendiri ngebayangin si nenek-nenek funky ini. Masing-masing punya keahlian yang menunjang misi mereka. Misi yang dirancang dengan sangat detail dan nyaris sempurna. Tokoh yang ngeselin tentu saja Kolonel Priestley dan Gestapo Lil, tokoh terpandang dan ternyata jahat. Klise sih, sangat hitam-putih. Tapi.. namanya juga buku anak-anak, biar gimana tetap fun bacanya.