Monday, June 14, 2010

Ghostgirl: Homecoming

Ghostgirl: Homecoming
Tonya Hurley @ 2002
Berliani M. Nugraheni (Terj.)
Penerbit Atria – Cet. 1, April 2010
346 hal.

Charlotte Usher, si cewek Hawthorne High yang meninggal karena tersedak permen kenyal, sudah lulus dari kelas Pendidikan Kematian. Sekarang, bersama teman-temannya di Alam Kematian, mereka berpindah tempat alam ‘selanjutnya’. Surgakah? Uuu.. ternyata bukan… Charlotte dan teman-temannya dibawa ke sebuah tempat mirip asrama atau apartemen, dan semua ditemani oleh orang-orang yang dekat dan pernah jadi inspirasi mereka… semua… kecuali Charlotte.

Di tempat baru, mereka harus ‘bekerja’ sebagai pekerja online service. Semua sibuk menjawab telepon, kecuali.. lagi-lagi Charlotte. Charlotte BT berat… kenapa hanya dia yang tidak pernah mendapat panggilan telepon, kenapa hanya dia yang tidak dibutuhkan bantuannya? Semua temannya sibuk, sahabat-sahabat lamanya tidak ada yang memperhatikannya lagi. Untung Charlotte dapat teman baru, bernama Maddy yang sering memberinya semangat – meskipun kadang kata-katanya bermakna ‘ganda’.

Di Alam Kehidupan, Petula Kensington sibuk dengan persiapan kencan dengan cowok terbarunya. Tapi sayang, gara-gara pedicure-manicure yang sembarangan, Petula koma. Tanpa sadar ia berada di alam ‘in-between’ (ini istilah gue aja sih..) Dalam keadaan Petula yang tidak sadar itu, Scarlett, adiknya, tiba-tiba sadar kalau ia menyayangi kakaknya, meskipun tidak pernah ditunjukkan selama ini. Scarlett bertekad untuk mengembalikan kakaknya ke Alam Kehidupan, meskipun ia harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Untuk itu… ia butuh bantuan Charlotte. Tapi sayang, ada yang cemburu dengan kehadirannya. Maddy tiba-tiba jadi aneh. Maddy memanfaatkan pesona Damen, cowok yang ditaksir Charlotte dan diam-diam masih mampu membuatnya terpesona.

Charlotte lagi-lagi terombang-ambing, antara Alam Kehidupan dan Alam Kematian. Tubuh Petula bagaikan benda yang ‘menggoda’ yang bisa membawanya kembali berdekatan dengan Damen. Bukan itu saja, kesempatan untuk jadi Homecoming Queen ada di depan mata jika ia bisa menguasai tubuh Petula. Menjadi pusat perhatian, yang selama hidup diimpikan Charlotte.

Gue lebih suka cerita yang kedua ini daripada yang pertama. Lebih kocak. Emang sih banyak banget yang konyol, kaya’ tingkah lakunya The Wendys yang ajaib. Tapi… buku ini menghibur banget. Endingnya juga lebih mengharukan.

Gue sering banget merasa tiba-tiba ‘sayang’ dengan tokoh-tokoh cerita – terutama perempuan, kaya’ yang ada di buku-bukunya Jacquline Wilson. Dan Charlotte juga jadi salah satu yang gue sayang, meskipun dia konyol dan pemimpi banget.

2 comments:

Astrid said...

ahhhh udah baca aja buku ini Fer, cepet bangeet =) musti buru" beli nih, hehe..charlotte pasti tetep garing tapi bikin kasian ya..=)

ferina said...

charlotte, masih tetap garing.. masih tetap berharap macem2.. hehehe

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang