Friday, September 14, 2007

The Bartimaeus Trilogy # 2: The Golem’s Eye (Mata Golem)

The Bartimaeus Trilogy # 2: The Golem’s Eye (Mata Golem)
Jonathan Stroud
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU, Juli 2007
624 Hal.

Dua tahun berselang sejak kasus pencurian Amulet Samarkand yang berujung pada kematian Simon Lovelace, Nathaniel yang lebih dikenal dengan nama John Mandrake, bukan lagi bocah laki-laki ingusan yang dianggap sok tahu. Karena jasanya menyelamatkan Perdana Menteri Deveraux, Nathaniel mendapatkan pekerjaan sebagai asisten di Departemen Urusan Dalam Negeri, membantu master barunya, Jessica Withwell.

Karir Nathaniel di pemerintahan dipertaruhkan, karena adanya persaingan di dalam kubu pemerintahan sendiri. Nathaniel menghadapi tekanan untuk mengungkapkan kasus pencurian benda-benda sihir oleh kelompok Resistance. Karena, dukungan dari Perdana Menteri sendiri membuat banyak pihak-pihak yang iri dan ingin menjatuhkan Nathaniel.

Sementara itu, gerakan kelompok Resistance, yang terdiri dari para commoner yang memiliki kelebihan bisa bertahan terhadap serangan sihir dan kemampuan lainnya, membuat rencana besar untuk mempermalukan dan menjatuhkan pemerintahan. Mereka ini adalah kelompok orang-orang yang membenci para penyihir yang sok berkuasa. Mereka melakukan aksi pencurian benda-benda sihir. Salah satu anggota Resistance, adalah Kitty, gadis yan g pernah mencuri cermin pengintai Nathaniel.

Namun, ketika kasus kelompok Resistance sedang marak, muncullah kasus pengrusakan hebat terhadap tempat-tempat bersejarah di London. Pihak pemerintahan menuduh kelompok Resistance berada di balik peristiwa ini. Tekanan terhadap Nathaniel semakin hebat. Foliot, imp dan makhluk-makhluk lain yang diminta untuk memata-matai kejadian itu tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Kemampuan Nathaniel diragukan.

Dengan terpaksa, Nathaniel kembali memanggil Bartimaeus. Nathaniel merasa hanya jin itulah yang mampu membantunya dalam kasus ini. Aksi saling benci tapi rindu itu menjadi bumbu yang asyik dalam buku ini.

Kesimpulan Bartimaeus mengatakan bahwa perbuatan itu bukanlah perbuatan kelompok Resistance, melainkan perbuatan sebuah Golem. Nathaniel mendapat tugas untuk menyelediki masalah Golem ini sampai ke Praha.

Namun, tetap saja, Nathaniel dianggap tidak becus dan malah dituduh sebagai pengkhianat. Ditambah lagi, kasus pengrusakan terakhir yang sangat menggemparkan. Dan, Nathaniel pun bertemu kembali dengan Kitty Jones.

Gue semakin suka dengan buku ini, karena gak lagi berkutat pada Nathaniel yang terkesan tertutup, tapi juga pergolakan emosi dalam diri seorang commoner yang menaruh dendam pada para penyihir. Belum lagi, Bartimaeus yang sombong, yang selalu menganggap dirinya lebih tapi sebenernya juga penakut. Tapi, Bartimaeus, meskipun ia merasa seharusnya ‘tampil’ sebagai jin jahat, toh, diam-diam dia peduli sama masternya, Nathaniel dan punya rasa kasihan juga sama Kitty.

Sosok-sosok jin, foliot, imp atau makhluk apa pun yang ada di buku ini, yang harusnya menyeramkan malah digambarkan selalu dalam sosok yang konyol. Dan, kalo baca percakapannya si Bartimaeus, entah sama Nathaniel atau sama makhluk sesama jin, selalu bikin pengen ketawa gara-gara sikap sok tahunya itu.

Kaya’nya nih, Kitty Jones masih bakal ketemu lagi sama Nathaniel di buku ketiga.

2 comments:

Anonymous said...

ayoo... fer... beli buku yang nomor 3. endingnya oke banget!

ferina said...

lagi dibaca nih,Mina..

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang