Jonathan Stroud
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU, Mei 2007
512 Hal.
Seorang anak yang berpotensi jadi penyihir, jika ia sudah cukup umur, maka keluarganya akan menyerahkan anak itu untuk diasuh oleh seorang penyihir senior atau yang akan disebut ‘Master’. Tapi, sejak anak itu diserahkan oleh keluarganya, maka hubungan dengan keluarga lamanya akan sama sekali terputus, bahkan ia harus melupakan nama lahirnya dan akan diberikan nama baru. Hal ini untuk menghindari terjadinya konflik-konflik yang dapat melemahkan si penyihir yang mungkin akan dimanfaatkan oleh para musuhnya.
Di usia yang baru 6 tahun, Nathaniel harus berpisah dengan orang tuanya yang tidak peduli dan langsung pergi setelah mengantarkan Nathaniel. Nathaniel pun diasuh oleh seorang penyihir yang bekerja di pemerintahan sebagai menteri, bernama Mr. Underwood. Nathaniel yang membisu seribu bahasa dalam perjalanan ke rumah Mr. Underwood, tersentuh oleh perhatian Mrs. Underwood pada dirinya dan membuatnya sangat menyayangi Mrs. Underwood.
Pendidikan sebagai penyihir berlangsung secara bertahap. Tapi, Mr. Underwood selalu bersikap meremehkan Nathaniel dan tidak menyadari bakat terpendam Nathaniel. Sebagai anak-anak, terkadang Nathaniel bersikap tidak sabar dengan pelajaran yang berjalan lamban.
Suatu hari, ketika Nathaniel berusia 10 tahun, ketika ada sebuah acara di rumah Mr. Underwood, Nathaniel diajak untuk bergabung. Sebagai penyihir pemula, ia tidak seharusnya ikut campur atas apa yang terjadi di dalam ruangan itu. Semua penyihir dalam ruangan itu hanya menganggap dirinya sebelah mata. Dalam keadaan terdesak, Nathaniel mengeluarkan kemampuan yang bisa dibilang cukup istimewa untuk seorang penyihir pemula. Namun, tentu saja kemampuannya belum sebanding dengan kemampuan yang dimiliki penyhiri senior, yang salah satunya bernama Simon Lovelace. Simon Lovelace mempermalukannya di depan umum, dan masternya, Mr. Underwood, tidak melakukan apa pun untuk membelanya.
Sejak saat itu, Nathaniel menaruh dendam pada Simon Lovelace dan berniat akan membalas perbuatannya. Diam-diam, Nathaniel mempelajari semua buku yang ada di perpustakaan Mr. Underwood. Hingga saat yang tepat tiba, Nathaniel pun memanggil jin yang sudah berusia lebih dari 5000 tahun, sebuah pemanggilan yang jauh melebihi kemampuan penyihir seusianya.
Jin itu bernama Bartimaeus, yang diberi tugas oleh Nathaniel untuk mencuri Amulet Samarkand dari tangan Simon Lovelace. Amulet Samarkand adalah sebuah bandul yang dapat menyerap semua kekuatan yang bisa menghindarkan si pemakainya dari berbagai bahaya dan serangan.
An amulet (from Latin amuletum; earliest extant use in Natural History [Pliny], meaning "an object that protects a person from trouble") or a talisman (from Arabic tilasm, ultimately from Greek telesma or from the Greek word "talein" which means "to initiate into the mysteries.") consists of any object intended to bring good luck and/or protection to its owner. Potential amulets include: gems or simple stones, statues, coins, drawings, pendants, rings, plants, animals, etc.; even words said in certain occasions—for example: vade retro satana—(Latin, "go back, Satan"), to repel evil or bad luck.
Tugas ini sangat berbahaya dan menyeret Nathaniel dan Bartimaeus ke dalam sebuah masalah yang besar. Meskipun pada awalnya tidak ada yang mencurigai bahwa Nathaniel-lah yang menjadi otak pencurian itu. Kecurigaan mengarah pada sebuah kelompok pemberontak yang disebut Resistance.
Bartimaeus harus menempuh perjalanan yang berbahaya untuk mengantarkan Amulet Samarkand kepada Nathaniel. Dan, ia pun sempat tertangkap dan bertemu dengan musuh-musuh lamanya.
Lain halnya dengan Nathaniel, perbuatan nekadnya ini membuatnya kehilangan masternya. Ia pun harus menghadapi berbagai ancaman yang bisa saja melenyapkan nyawanya.
Paling asyik adalah kalo baca ‘perjalanan’nya si Bartimaeus. Kaya’nya jin ini cerewet banget, kadang sombong, kadang gengsi, kadang sok pinter, suka ngelawan, tapi terpaksa nurut sama Nathaniel, kalo nggak dia bakalan terperangkap di dalam sebuah kotak di dasar sungai Thames.
Sementara itu, Nathaniel, jenis anak yang serius, kaya’nya hampir gak pernah dia ceria atau senyum. Jenis anak yang dikira biasa-biasa aja, tapi ternyata menyimpan potensi yang besar.