Thursday, January 05, 2017

The Wrath and The Dawn


The Wrath and The Dawn
Mustika (Terj.)
POP (Imprint KPG) - 2016
447Hal.

Novel ini akan membawa loe ke dalam sebuah cerita yang terinspirasi dari kisah 1001 Malam … ke dalam sebuah tempat yang akan memancarkan aura eksotisme khas Timur Tengah.

Khalid Ibnu Al-Rashid, menjadi seorang raja dalam usia yang masih belia. Tapi ia dikenal sebagai monster, seorang berdarah dingin, yang menikahi perempuan muda setiap malam dan membunuh mereka ketika fajar tiba. Dan ketika sahabatnya, Shiva juga menjadi korban, maka Shahrzad tidak tinggal diam. Ia ‘menawarkan’ diri untuk menjadi pengantin berikutnya dan bersumpah akan membalas perbuatan sang Raja.

Sejak awal, sikapnya Shahrzad yang menantang, tidak malu-malu, dan tegas menjadi daya tarik tersendiri untuk Khalid. Kisah-kisah yang diceritakan Shahrzad di awal pernikahan mereka, membuat Khalid pelan-pelan jatuh cinta.

Shahrzad bertekad mengakhiri perbuatan kejam Khalid, tapi semakin ia menyelidiki, semakin ia mengenal sosok Khalid, Shahrzad menyadari bahwa Khalid bukanlah seorang monster atau pria yang tak punya hati.

Sementara itu, di luar tembok istana, ada orang-orang yang ingin menggulingkan sang Khalifa dengan tujujannya masing-masing. Ada Tariq yang ingin kembali merebut Shahrzad, lalu orang-orang yang ingin balas dendam dan merebut kekuasaan dari tangan Khalid.

Tokoh-tokoh dalam novel ini masih bisa dikategorikan sebagai remaja. Khalid Ibnu al-Rashid berusia 18 tahun, sementara Shahrzad baru berusia 16 tahun. Entah kenapa gue merasa ada yang gak pas. Terlalu muda menurut gue. Tapi yah.. di jaman-jaman dulu itu, umur 17-18 tahun, udah dianggap dewasa. Kaya’nya lebih pas kali kira-kira berada di usia 20an. Mungkin gue terbiasa membaca cerita abg dengan dunia yang ceria dan modern meskipun dengan latar suram, jadi rada asing terasa rada asing.

Khalid di bayangan gue, adalah sosok yang jauh lebih tua dibandingkan dengan usianya. Terlalu banyak beban .. selain menjadi Raja, juga beban masa lalu yang super berat dan kelam. Gambaran ini menjadikan Khalid sebagai tokoh yang dibenci, lalu mendadak bikin jadi simpati.

Pada akhirnya, novel ini terasa hanya sebuah kisah cinta. Gue berharap ada banyak dongeng-dongeng yang diceritakan oleh Shahrzad – salah satu dongeng yang berkesan buat gue adalah tentang Mehrdad , si Janggut Biru. Satu lagi yang membuat rada kecewa adalah latar fantasi dan hal yang berbau-bau mistis yang masih kurang banyak.

Meskipun begitu, setting Timur Tengah yang kuat menjadi kekuatan untuk novel ini. Detail busana yang dikenakan Shahrzad, membuat gue jadi teringat dengan Putri Jasmine, penggambaran pedang milik Khalid, membuat gue merinding.


Oke … yuks.. mari lanjut ke sekuelnya.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang