Tuesday, March 29, 2016

Inteligensi Embun Pagi


Inteligensi Embun Pagi
DeeLestari @ 2016
Bentang - February 2016
724 hal.

Peretas ….

Sarvara …

Infiltran ….

Asko ….

…. dan lain-lain ….

Apa itu?? Aku bingung baca buku ini … ma’af banget ya, untuk semua fans garis keras-nya Dee … Tadinya, cuma mau kasih 2 bintang … tapi aku gak tega … sayang rasanya buku setebal ini, hasil kerja keras selama belasan tahun … jadi, bolehlah 3 bintang….

Okelah, aku senang akhirnya semua tokoh ketemu .. tapi, kenapa mereka jadi sosok superheroes dengan misi menyelamatkan dunia .. dan tiba-tiba banyak tokoh yang di awal biasa-biasa aja, jadi punya peran penting …

Yang baik, taunya jadi tokoh antagonis …

Mungkin kalau lupa sama cerita ini awalnya gimana, ada baiknya dibaca ulang lagi deh dari KPBJ .. meskipun gue masih gak nyambung … gimana cerita yang awalnya ada karangan Dimas dan Reuben, tiba-tiba jadi ‘nyata’ …

Tokoh favorit gue masih tetap Elektra dan Bodhi. Elektra yang rada-rada ‘konyol’, dan Bodhi yang misterius.

Kalo boleh  milih, gue lebih suka ketika tokoh-tokoh itu masih pada sendiri-sendiri di masing-masing buku .. biarkan mereka tetap misterius … gue gak merasakan adanya ‘chemistry’ (atau karena gue gak ngerti ya?? Hehehe …) waktu mereka bareng-bareng … even itu antara Gio dan Zarah … tapi gue suka hubungan ‘baru’ antara Elektra dan Mpret aka. Toni …

Dan kenapa tokoh-tokoh di awal novel ini, misalnya Dimas, Reuben, Ferre bahkan Diva … koq kaya’ jadi pelengkap aja? Kaya’ buat nyambung-nyambungin gitu antara cerita yang mereka tulis dengan para jagoan itu?

Aku … aku gak bisa nulis review-nya … karena aku terlalu bingung … aku jadi emosi baca buku ini .. berharap menemukan suatu jawaban …


Tapi .. gue masih menantikan karya-karya Dee yang lain … yang kira-kira lebih ‘membumi’, yang ringan tapi gak menye-menye … yang kira-kira rada berat tapi masih bisa dicerna …

Tuesday, March 22, 2016

Di Tanah Lada


Di Tanah Lada
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
GPU, Oktober 2015
244 hal

Tanah Lada diceritakan dari sudut pandang Salva, atau Ava, seorang gadis cilik berusia 6 tahun. Memilik seorang ayah yang pemarah, gemar berjudi dan tak pernah digambarkan menyayangi Ava. Bahkan ayah Ava selalu  berkata buruk mengenai Ava. Berbeda dengan ibunya, yang lemah lembut dan sangat menyayangi Ava. Bagi Ava semua ayah/papa adalah orang jahat, dan semua ibu adalah orang baik.

Ava memiliki sebuah kamus bahasa Indonesia, hadiah dari kakek Kia. Kakek Kia dan ibu Ava ingin Ava bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Setiap dia gak tau arti dari satu kata, Ava akan segera mencarinya di kamus.

Suatu hari, Kakek Kia meninggal dunia dan meninggalkan warisan yang besar. Ayah Ava menjual rumah mereka dan mengajak pindah ke sebuah rumah susun – Rusun Nero – yang terlihat kumuh. Menurut ayah Ava, di sana ada tempat perjudian, dan dengan berjudi akan dapat uang yang lebih banyak.

Di Rusun Nero, Ava jadi ‘terbengkalai’ dan nyaris terlupakan. Ava bertemu dengan seorang anak laki-laki bernama ‘P’.  P juga punya ayah yang jahat – bahkan lebih jahat dari ayah Ava. Ibu P pergi entah ke mana. Ava juga mengenal orang-orang baru – ada Kak Suri yang cantik dan bikin Ava cemburu atau Mas Alri yang pintar main gitar dan bernyanyi. Mereka semua baik sama Ava dan juga P.

Ava dan P adalah anak-anak yang mengalami perlakukan tidak menyenangkan dari orang tuanya – terutama dari seorang ayah. Tapi mereka juga anak-anak yang tabah. Gimana Ava gak pernah mengeluh, meskipun terpaksa tidur di kamar mandi atau di dalam koper, gimana P menahan tangis meskipun ayahnya bersikap kasar. P  berharap jika ia menurut, ayahnya akan lebih mudah menyukai dirinya. Mereka sama-sama punya mimpi, ingin ke bintang di mana mereka bisa merasa damai dan bahagia.

Ava tampak lebih dewasa dibandingkan umurnya, tapi gue tetap bisa merasakan kepolosan seorang anak kecil, yang pengen bermain, pengen disayang sama orang tuanya. Juga masih tetap anak kecil yang tak berpikir panjang dalam melakukan sesuatu.

Karena ini diceritakan dari sudut pandang anak kecil, jadi kadang alur cerita rada-rada meracau ke sana kemari, berulang-ulang .. tapi tenang .. gak menganggu jalan cerita koq. Ada baiknya juga sih, kalo kita sesekali berpikir dari kacamata seorang anak kecil. Biar tau juga apa yang mereka mau dan mereka pikirkan.

Jarang-jarang gue menikmati atau suka dengan buku-buku sastra Indonesia yang mendapatkan penghargaan. Karena ya.. kadang isinya suka ‘ajaib’, atau ‘gak bisa gue cerna dengan baik.


Tapi, pengecualian untuk buku ini … Gue seneng banget kalo setelah gue selesai baca satu buku, gue suka dengan tokohnya, gue berasa kehilangan ketika gue menutup buku itu .. yah, macam waktu seri Harry Potter selesai gitu lah ….

Wednesday, March 16, 2016

Finding Audrey


Finding Audrey (Aku, Audrey)
Angelic Zaizai (Terj.)
GPU, Juli 2015
360 hal.

Audrey adalah gadis berusia 14 tahun. Ia menderita gangguan kecemasan. Suatu peristiwa di sekolahnya membuat Audrey ‘mundur’ dari pergaulan dan selalu merasa tidak aman jika bertemu orang baru atau di tempat yang ramai. Ia selalu memakai kacamata hitam, menolak kontak mata. Audrey pun rutin berkonsultasi ke seorang psikolog bernama Dr. Sarah. Audrey berhenti dari sekolahnya, tak punya teman lagi. Banyak orang yang beranggapan, Audrey bisa sangat berbahaya.

Namun, ketika teman kakak laki-laki Audrey datang ke rumah, meskipun awalnya takut dan terkejut, Audrey mendapati bahwa dirinya merasa nyaman bersama Linus. Ia bisa bercerita banyak hal dan berbagi ketakutan yang ia rasakan. Pelan-pelan, Linus berusaha mengeluarkan Audrey dari ‘cangkang’ yang mengurungnya selama ini.

Cerita ini dimulai dengan kehebohan di rumah Audrey. Ibu Audrey ‘menggila’, mau melempar komputer Frank dari jendela. Gara-garanya, Frank ini kecanduan main online game. Tapi gara-gara ini pula, akhirnya Audrey kenal Linus – yang pada akhirnya justru gak hanya membantu Audrey, tapi juga seluruh keluarga.

Saat Audrey mendapatkan ‘proyek’ dari Dr. Sarah untuk membuat film dokumenter tentang keluarga, barulah terlihat betapa ‘riuh’nya keluarga ini. Frank, yang kecanduan main online game – layaknya remaja selalu ‘bertahan’ dengan prinsipnya, ibu Audrey yang pengen banget anaknya mencari kegemaran lain, ayah Audrey yang semasa kuliahnya adalah anak  band – kadang ‘tunduk’ dengan kegarangan istrinya, tak lupa Felix, si bungsu – hanya Felix lah yang berani Audrey tatap matanya, karena bagi Audrey, mata Felix memberi keteduhan. Dan tentu saja, Audrey yang rapuh.

Gue malah sempat membandingkan Audrey dengan Bernadette (di buku Where’d You Go, Bernadette?) – ehh.. cover-nya juga mirip sih. Tapi buat gue, Bernadette masih lebih ‘ajaib’. Kalau Audrey hanya seorang remaja yang perlu bimbingan dan dikembalikan kepercayaan dirinya.

Buat gue, buku ini jadi ‘penyegar’ di antara buku-buku Sophie Kinsella yang lain. Tokohnya remaja dengan permasalahan yang rumit, keluarga yang heboh. Jujur aja, gue ‘lelah ’ dengan Becky Bloomwood. Baca halaman-halaman awal Shopacholic to the Star, gue merasa gak sanggup untuk nerusinnya, karena merasa gak ada yang baru dari Becky ini.

O ya, balik ke Audrey … apa sih yang bikin dia jadi kaya’memilih  berada dalam bayang-bayang? Dari awal, kita hanya dikasih clue ‘samar-samar’ tentang apa yang terjadi sebelumnya.


Terima kasih ya, untuk Santa yang berbaik hati memilihkan buku ini untuk gue, juga untuk pouch cantiknya … Masih berpikir untuk menebak siapa dirimu, Santa ….

Friday, March 04, 2016

A Man Called Ove


A Man Called Ove
Fredrik Backman
Inggrid Nimpoeno (Terj.)
Noura – Cet. I, Januari 2016
440 hal.

Membaca bagian-bagian awal buku ini, kesan pertama – Ove adalah seorang laki-laki tua yang pemarah, penggerutu dan keras kepala. Kalau menurut dia A, gak akan bisa belok jadi B. Bahkan Ove juga cenderung ‘pelit’. Pengen ngakak, di bagian awal ketika Ove mau beli Ipad … dia protes kenapa dengan harga mahal, tapi gak dapet keyboard ….

Di mata gue, Ove jadi laki-laki yang menyebalkan, yang bikin gue malah balik menggerutu karena sikapnya yang anti-sosial itu.

Padahal ternyata, Ove hanyalah laki-laki yang kesepian karena ditinggal oleh istrinya, Sonja. Ove ingin kembali berdampingan dengan Sonja. Berbagai upaya dilakukan – mulai dari pengen gantung diri, berdiri di lajur kereta api – berharap ditabrak kereta api, pengen menembak kepalanya sendiri dan lain-lain. Tapi usaha itu selalu aja gagal, ada aja ‘penghalang’ yang membatalkannya.

Rasanya sulit untuk menyukai sosok Ove. Tapi, coba deh, baca lebih lanjut kisahnya … maka kita akan dibawa menelusuri masa lalu Ove. Masa kecil yang penuh kerja keras, gak banyak teman. Bagi dia yang penting gak ganggu orang dan hidup dengan damai, sesuai dengan rambu-rambu yang sudah ada. Peraturan adalah peraturan. Dan jangan coba-coba mengusik dan sombong di depan Ove.

Dunia Ove adalah dunia hitam-putih, dan hanya Sonja yang mampu membuat dunia Ove jadi lebih berwarna. Ketika Sonja meninggal, maka Ove juga ‘berhenti’ hidup.

Makin belakang, kesan menyebalkan itu mulai memudar. Meskipun masih tetap dengan sosok penggerutu dan gak sabaran, tapi gue mulai bersimpati. Ove yang di luarnya itu pemarah, dalam hatinya adalah sosok yang penyayang dan perhatian. Dia gak bisa membiarkan tetangga barunya yang sedang hamil pergi sendiri ke mana-mana, sementara suaminya kakinya patah, dengan gaya setengah hati, Ove ngajarin seorang anak muda mengganti ban sepeda, bahkan Ove gak membiarkan teman lama sekaligus musuhnya dibawa ke panti jompo.

O ya.. jangan coba-coba menyebutkan pengen mobil merk lain, selain merek Saab …!!

Ove lelaki yang buat sebagian orang itu menyebalkan, tapi ternyata yang mencintai dan menyayangi dia lebih banyak lagi …

Bersama lelaki bernama Ove ini, gue menggerutu, tersenyum, tertawa, berkaca-kaca sampai nangis beneran… Yup.. I cried when I finished this book …. I miss him … dan Ove mengingatkan gue sama sosok papa L ….

Awal membaca buku ini gue rada gak yakin bisa suka dan banyak sampai tuntas  … gue beli buku ini tanpa rencana. Mondar-mandir di Gramedia, tanpa tujuan … tapi gak ada yang menarik hati … lalu gue inget ada buku baru, judulnya ‘A Man Called Ove’ … jadi gue belilah …. Dan awal buku ini juga berjalan dengan lamban, tapi ya, meskipun tokohnya kakek-kakek, bukan cowok ganteng … ternyata … gue jatuh hati sama Kakek Ove … 

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang