Finding Audrey (Aku, Audrey)
Angelic Zaizai (Terj.)
GPU, Juli 2015
360 hal.
Audrey adalah gadis berusia 14
tahun. Ia menderita gangguan kecemasan. Suatu peristiwa di sekolahnya membuat
Audrey ‘mundur’ dari pergaulan dan selalu merasa tidak aman jika bertemu orang
baru atau di tempat yang ramai. Ia selalu memakai kacamata hitam, menolak
kontak mata. Audrey pun rutin berkonsultasi ke seorang psikolog bernama Dr.
Sarah. Audrey berhenti dari sekolahnya, tak punya teman lagi. Banyak orang yang
beranggapan, Audrey bisa sangat berbahaya.
Namun, ketika teman kakak laki-laki
Audrey datang ke rumah, meskipun awalnya takut dan terkejut, Audrey mendapati
bahwa dirinya merasa nyaman bersama Linus. Ia bisa bercerita banyak hal dan
berbagi ketakutan yang ia rasakan. Pelan-pelan, Linus berusaha mengeluarkan
Audrey dari ‘cangkang’ yang mengurungnya selama ini.
Cerita ini dimulai dengan kehebohan
di rumah Audrey. Ibu Audrey ‘menggila’, mau melempar komputer Frank dari
jendela. Gara-garanya, Frank ini kecanduan main online game. Tapi gara-gara ini
pula, akhirnya Audrey kenal Linus – yang pada akhirnya justru gak hanya membantu
Audrey, tapi juga seluruh keluarga.
Saat Audrey mendapatkan ‘proyek’
dari Dr. Sarah untuk membuat film dokumenter tentang keluarga, barulah terlihat
betapa ‘riuh’nya keluarga ini. Frank, yang kecanduan main online game –
layaknya remaja selalu ‘bertahan’ dengan prinsipnya, ibu Audrey yang pengen
banget anaknya mencari kegemaran lain, ayah Audrey yang semasa kuliahnya adalah
anak band – kadang ‘tunduk’ dengan
kegarangan istrinya, tak lupa Felix, si bungsu – hanya Felix lah yang berani
Audrey tatap matanya, karena bagi Audrey, mata Felix memberi keteduhan. Dan
tentu saja, Audrey yang rapuh.
Gue malah sempat membandingkan
Audrey dengan Bernadette (di buku Where’d You Go, Bernadette?) – ehh..
cover-nya juga mirip sih. Tapi buat gue, Bernadette masih lebih ‘ajaib’. Kalau
Audrey hanya seorang remaja yang perlu bimbingan dan dikembalikan kepercayaan
dirinya.
Buat gue, buku ini jadi ‘penyegar’
di antara buku-buku Sophie Kinsella yang lain. Tokohnya remaja dengan
permasalahan yang rumit, keluarga yang heboh. Jujur aja, gue ‘lelah ’ dengan
Becky Bloomwood. Baca halaman-halaman awal Shopacholic to the Star, gue merasa
gak sanggup untuk nerusinnya, karena merasa gak ada yang baru dari Becky ini.
O ya, balik ke Audrey … apa sih yang
bikin dia jadi kaya’memilih berada dalam
bayang-bayang? Dari awal, kita hanya dikasih clue ‘samar-samar’ tentang apa
yang terjadi sebelumnya.
Terima kasih ya, untuk Santa yang
berbaik hati memilihkan buku ini untuk gue, juga untuk pouch cantiknya … Masih
berpikir untuk menebak siapa dirimu, Santa ….
0 comments:
Post a Comment