Tuesday, March 10, 2015

The First Phone Call from Heaven


The First Phone Call from Heaven

Mitch Albom @ 2013

Harper - 2014

326 pages


Kota kecil bernama Coldwater itu mendadak menjadi ramai dibicarakan orang. Kota yang tadinya sepi dan tenang, tiba-tiba menjadi pusat perhatian, menjadi tempat tujuan wisata religius, mengundang kemacetan dan memberikan banyak keuntungan bagi pemilik bisnis di kota itu. Semua ini terjadi setelah seorang perempuan bernama Katherine yang mengaku mendapat telepone dari Diane, saudari perempuannya yang sudah meninggal. Tentu saja pengakuan yang ia buat di depan umum saat kebaktian itu mengundang perhatian dan pertanyaan banyak orang.

Kenapa Katherine yang ‘dipilih’? Kenapa bukan orang lain? Kenapa Coldwater? Fenomena ini membuat orang kemana-mana bawa telepone, berjaga-jaga, siapa tau kali ini giliran mereka. Gereja di Coldwater pun menjadi pusat perhatian. Ada yang percaya akan keajaiban itu, ada yang merasa ini hanya ‘hoax’.

Sebenarnya, bukan hanya Katherine yang mendapatkan ‘telepon dari surga’ ini – Jack Sellers, seorang polisi yang mendapat telepon dari Robbie, yang tewas ketika bertugas di Afganistan, lalu ada Tess, yang mendapat telepon dari ibunya, kemudian ada beberapa orang lagi – di mana mereka semua pada awalnya gak percaya akan hal ini. Tapi toh, akhirnya, setiap hari Jum’at mereka menantikan telepon itu.

Salah satu media mengirimkan reporter mereka untuk sebuah liputan eksklusif. Bahkan jenis telepon yang dimiliki Katherine itu jadi laris kembali di pasaran.

Seorang mantan tentara yang baru keluar dari penjara bernama Sully Harding, merasa ada sesuatu yang salah dengan hal ini. Ia sendiri baru saja kehilangan istrinya, Giselle, yang tewas dalam sebuah kecelakaan. Dan anak mereka, Jules, setiap hari menantikan siapa tahu sang Ibu akan menelepon. Harapan seorang anak yang kangen sama ibunya. Sementara sebagai orang yang kurang percaya akan ‘surga’, Sully merasa hal ini sangat mengganggu kehidupan dirinya dan juga putranya. Seolah-olah member harapan palsu pada anak kecil, dan juga mungkin orang lain. Yakin ada yang gak beres, Sully pun melakukan penyelidikan.

Sementara keyakinan orang semakin terbelah – antara percaya atau gak – Katherine memutuskan untuk membuktikan bahwa dirinya tak berbohong di depan khalayak ramai.

Hmmm.. sejujurnya gue rada kecewa dengan buku Mitch Albom kali ini. Gak tau kenapa kurang ‘klik’ – gak seperti ketika gue pertama kali ‘jatuh cinta’ dengan Mitch Albom saat membaca Five People You Meet in Heaven, atau Tuesday with Morrie, For One More Day atau The Time Keeper.

Tapi tetap aja sih … ada koq sesuatu yang bisa ‘dipetik’ dari buku ini. Kembali ke keyakinan masing-masing – tentang akankah ada kehidupan setelah kematian, ke mana kita akan ‘pulang’ nanti? Apakah surga itu benar-benar ada? Dan, meskipun berat kehilangan orang-orang yang kita cintai, semua harus kembali berjalan meskipun gak sama … So .. sekali lagi .. banyak-banyak bersyukur … dan ikhlas …

Hmmm.. tapi nih, gak perlu nunggu ‘telepon dari surga’ dulu untuk bisa bicara dengan orang yang sudah meninggal. Banyak kan yang ‘mengklaim’ bisa memanggil ‘arwah’. Percaya atau gak … memang mungkin ada yang beneran, atau hanya ‘paranormal’ yang bisa-bisaan aja, dan bikin orang jadi percaya. Hihihi.. kalo dalam versi film horror, buku ini judulnya ‘Panggilan dari Kubur.’ … Nah gue jadi merinding sendiri kan….


Submitted for:

Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Favorite Color

Project Baca Buku Cetak 2015

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang