The
First Phone Call from Heaven
Mitch Albom @ 2013
Harper - 2014
326 pages
Kota kecil bernama Coldwater itu
mendadak menjadi ramai dibicarakan orang. Kota yang tadinya sepi dan tenang,
tiba-tiba menjadi pusat perhatian, menjadi tempat tujuan wisata religius, mengundang
kemacetan dan memberikan banyak keuntungan bagi pemilik bisnis di kota itu.
Semua ini terjadi setelah seorang perempuan bernama Katherine yang mengaku
mendapat telepone dari Diane, saudari perempuannya yang sudah meninggal. Tentu
saja pengakuan yang ia buat di depan umum saat kebaktian itu mengundang
perhatian dan pertanyaan banyak orang.
Kenapa Katherine yang ‘dipilih’?
Kenapa bukan orang lain? Kenapa Coldwater? Fenomena ini membuat orang kemana-mana
bawa telepone, berjaga-jaga, siapa tau kali ini giliran mereka. Gereja di
Coldwater pun menjadi pusat perhatian. Ada yang percaya akan keajaiban itu, ada
yang merasa ini hanya ‘hoax’.
Sebenarnya, bukan hanya Katherine
yang mendapatkan ‘telepon dari surga’ ini – Jack Sellers, seorang polisi yang
mendapat telepon dari Robbie, yang tewas ketika bertugas di Afganistan, lalu
ada Tess, yang mendapat telepon dari ibunya, kemudian ada beberapa orang lagi –
di mana mereka semua pada awalnya gak percaya akan hal ini. Tapi toh, akhirnya,
setiap hari Jum’at mereka menantikan telepon itu.
Salah satu media mengirimkan
reporter mereka untuk sebuah liputan eksklusif. Bahkan jenis telepon yang
dimiliki Katherine itu jadi laris kembali di pasaran.
Seorang mantan tentara yang baru
keluar dari penjara bernama Sully Harding, merasa ada sesuatu yang salah dengan
hal ini. Ia sendiri baru saja kehilangan istrinya, Giselle, yang tewas dalam
sebuah kecelakaan. Dan anak mereka, Jules, setiap hari menantikan siapa tahu
sang Ibu akan menelepon. Harapan seorang anak yang kangen sama ibunya.
Sementara sebagai orang yang kurang percaya akan ‘surga’, Sully merasa hal ini
sangat mengganggu kehidupan dirinya dan juga putranya. Seolah-olah member harapan
palsu pada anak kecil, dan juga mungkin orang lain. Yakin ada yang gak beres,
Sully pun melakukan penyelidikan.
Sementara keyakinan orang semakin
terbelah – antara percaya atau gak – Katherine memutuskan untuk membuktikan
bahwa dirinya tak berbohong di depan khalayak ramai.
Hmmm.. sejujurnya gue rada kecewa
dengan buku Mitch Albom kali ini. Gak tau kenapa kurang ‘klik’ – gak seperti
ketika gue pertama kali ‘jatuh cinta’ dengan Mitch Albom saat membaca Five
People You Meet in Heaven, atau Tuesday with Morrie, For One More Day atau The
Time Keeper.
Tapi tetap aja sih … ada koq sesuatu
yang bisa ‘dipetik’ dari buku ini. Kembali ke keyakinan masing-masing – tentang
akankah ada kehidupan setelah kematian, ke mana kita akan ‘pulang’ nanti?
Apakah surga itu benar-benar ada? Dan, meskipun berat kehilangan orang-orang
yang kita cintai, semua harus kembali berjalan meskipun gak sama … So .. sekali
lagi .. banyak-banyak bersyukur … dan ikhlas …
Hmmm.. tapi nih, gak perlu nunggu ‘telepon
dari surga’ dulu untuk bisa bicara dengan orang yang sudah meninggal. Banyak
kan yang ‘mengklaim’ bisa memanggil ‘arwah’. Percaya atau gak … memang mungkin
ada yang beneran, atau hanya ‘paranormal’ yang bisa-bisaan aja, dan bikin orang
jadi percaya. Hihihi.. kalo dalam versi film horror, buku ini judulnya ‘Panggilan
dari Kubur.’ … Nah gue jadi merinding sendiri kan….
Submitted for:
Lucky No. 15 Reading Challenge –
kategori: Favorite Color
Project Baca Buku Cetak 2015
0 comments:
Post a Comment