Every Day
David Levithan @ 2012
Knopf – August 2012
324 pages
"Tomorrow is tomorrow. Let's end today
on a nice note."
Setiap hari, A terbangun di dalam tubuh yang
berbeda-beda. A mengalami hal yang berbeda setiap harinya. Setiap hari, A juga
belajar mengendalikan perasaan dan emosinya, tidak terlibat dalam kehidupan
pribadi dengan tubuh yang ia ‘pinjam’. Sampai satu hari, ketika ia terbangun
dalam tubuh Justin dan bertemu dengan kekasih Justin, Rhiannon, A pun jatuh
cinta dan berusaha menjalan sebuah hubungan dengan normal.
Tapi, gimana bisa? Kehidupan pribadi yang sebenarnya saja A gak punya. Dan sebagai seorang perempuan, Rhiannon juga pengen dong punya cowok yang ‘nyata’. Yang dia tau selalu aja dalam wujud yang sama, yang bisa ia temui setiap hari. Yang bisa diajak bergaul dengan teman-temannya, yang bisa menjalani hari-hari mereka bersama dengan normal. Tapi, ya gak mungkin lah, pribadi A aja udah gak normal kan ...
Tak selamanya perjalanan A ini mulus, suatu hari,
seorang remaja bernama Nathan menuntut untuk bertemu dengan A. A pernah berada
dalam tubuh Nathan dan sayangnya meninggalkan memori yang tak terlalu bagus.
Hingga Nathan beranggapan itu semua adalah kerjaan ‘setan’ atau aliran sesat.
Yang gue suka dari buku ini adalah, tokoh A – setiap
hari, kita akan ‘bertemu’ A dengan karakter yang berbeda – baik laki-laki atau
perempuan, bahkan transgender – mulai dari remaja normal, cowok metal, remaja
broken home, remaja obesitas, cewek populer di sekolah, remaja dengan keluarga
yang sangat harmonis bahkan dengan orang tua yang otoriter, atau bahkan jadi
seorang pelayan keturunan Portugis. Kejadian sehari-hari mereka pun beragam –
ada yang mau liburan ke Hawaii,
atau bahkan menghadiri pemakaman kakeknya. Tapi untungnya, A selalu berada di
dalam tubuh yang sesuai dengan usia yang sebenarnya. Bayangin kalo tiba-tiba terbangun di dalam tubuh orang
yang lanjut usia atau bayi … sementara dia sebenarnya adalah seorang remaja?
Sementara karakter Rhiannon, gue beranggapan dia
adalah cewek yang kesepian. Pacarnya Justin, terkadan menganggap dia gak ada. Mungkin
perhatian dan usaha A yang akhirnya membuat Rhiannon pun luluh … tapi untuk
berkomitmen lebih jauh rasanya sangat sulit. Ada saatnya gue merasa A itu
egois, memaksakan diri untuk memiliki hubungan, bahkan jadi rada ‘posesif’
dengan setiap hari berusaha bertemu dengan Rhiannon, dan kalo gue jadi Rhiannon,
gue bakal parno banget. Dan sangat mengerti Rhianon yang pengen banget
menjalani hubungan yang normal. Dan rasanya ikutan sakitttt bareng A dan
Rhiannon ….
Gue sama sekali gak bisa ngebayangin apa yang
sebenarnya terjadi pada diri A. Apakah ada penjelasan ilmiah dalam kehidupan
nyata? Apakah ini hanya fantasi? Tapi yang jelas, buku ini bikin gue ‘sesak
napas’. Antara kasihan sama A, ikutan depresi. Siapa sebenarnya A? Siapakah
keluarga A? Apa mereka gak merasa kehilangan? Dan saat ia remaja, A bisa
mengendalikan perasaannya, tapi ketika masih anak-anak, bingung gak sih tiap
hari bangun dengan identitas diri yang berbeda? Di akhir cerita, gue masih
pengen tau seberapa jauh usaha A untuk berusaha kembali normal. Tapi… aduh..
gue bahkan menghela napas ketika menutup buku ini… sedih aku .. huhuhu ..
Submitted for:
-
Young
Adult Reading Challenge 2014
-
Books
in English Reading Challenge 2014
4 comments:
salah satu buku favoritkuuu ㅠㅠ
ahhh wishlist dari duluuu... nada2nya bakal minjem loe juga fer hahaha
sampai kukira sudah terbit di Indo :o
@Stefanie : *toss* ini juga jadi buku favoritku
@Astrid: silahkan loe, tinggal WA kalo mau pinjem :)
@Mide: hahaha.. belum ...
Post a Comment