Monday, November 09, 2009

Feel: What I Want in Life

Feel: What I Want in Life
Wulan Guritno & Adilla Dimitri @ 2009
Penerbit Edelweiss – Cet. I, Oktober 2009
244 Hal.

Gue menemukan buku ini ketika lagi ‘kehabisan’ bacaan, tapi gak pengen beli buku yang terlalu ‘berat’. Pengen yang simple-simple aja. Dalam bayangan gue sih, gue berharap buku ini, buku ringan yang bisa gue habiskan sekali baca pas weekend.

Jadi, gue baca sambil nungguin Mika main di Lollypop, Senayan City. Tapi, wah… memasuki prolog-nya aja, ternyata dugaan gue salah. Buku ini, sangat serius. Gimana gak serius, ceritanya dibuka di pemakaman. Lalu bergulir ke sebuah petanyaan yang berat, dan susah untuk mencari jawabannya: Apa yang kamu inginkan dalam hidup ini?

Jadi, ceritanya, Kanya sangat terpukul dengan kematian sahabatnya, Tammy. Kanya merasa bersalah, karena di malam kematian Tammy, mereka berdua dugem bareng, agak-agak mabok, dan Kanya-lah yang mengemudikan mobil ketika kecelakaan itu terjadi. Kalimat terakhir Tammy, adalah sebuah pertanyaan di atas, yang membuat Kanya bengong dan hilang konsentrasi pas lagi nyupir.

Kanya dan Tammy sebenarnya bagaikan kucing dan anjing ketika pertama kali bertemu. Kanya yang manja, anak konglomerat. Sedangkan Tammy, juga anak tunggal, tapi dengan kondisi ekonomi yang berbeda. Suatu kejadian, membuat mereka berdua seolah tak terpisahkan lagi.

Kepergian Tammy – dengan pertanyaan yang menggantung itu – membuat Kanya berpikir, apa yang ia cari dalam hidup ini, apa yang membuatnya bahagia. Untuk mencari jawaban itu, Kanya pergi ke Bali. Tempat yang sebenarnya juga menyisakan duka untuk Kanya dan ayahnya.

Di Bali, Kanya berkenala dengan Gala, seorang musisi independent, anak pemilik rumah yang disewa Kanya. Gala yang cuek, awalnya sering melontarkan kalimat yang membuat Kanya tersinggung, tapi Gala juga yang akhirnya membuka mata hati Kanya, hingga ia bisa memutuskan apa yang ia pilih.

Sebuah novel filosofi dalam bentuk ringan. Ada nuasana roman terselip sedikit. Novel ini emang gue baca langsung habis, tanpa jeda. Tapi, malah bikin mikir… hehehe.. untuk bacaan ringan, gak cocok, tapi, bagus untuk jadi ‘santapan’ selingan yang mengenyangkan.

Sebagai pelengkap, novel ini ada 'soundtrack'nya, ada CD yang diselipkan dalam novel ini, lagu ciptaan Anang Hermansyah (belum sempet gue denger sih, CD-nya). Konon kabarnya, bakal ada filmnya juga, yang akan dibuat sama pasangan suami-istri ini.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang