All Those Things We Never Said (Toules ces qu’on ne c’est pas dites)
Marc Levy @ 2008
World ++ Translation Service (Terj.)
Penerbit Bentang, Cet. I – July 2009
360 Hal.
Hubungan Julia Walsh dengan ayahnya, Anthony Walsh, memang tidak begitu baik. Sejak kecil, Julia selalu menunggu ayahnya yang kerap sibuk dengan pekerjaannya, sering bepergian ke luar negeri, atau kalau pun mereka berlibur bersama, Anthony sibuk dengan telepon bisnisnya. Hingga, Julia akan menikah, mereka jarang sekali berhubungan. Julia hanya mengirim undangan pernikahannya via pos, tidak meminta ayahnya untuk hadir secara langsung.
Tapi, menjelang detik-detik akhir Hari H pernikahan Julia dan Adam, justru Anthony ‘mengacaukan’ segalanya, hingga Julia dan Adam terpaksa menunda pernikahan mereka. Kenapa? Karena tepat di hari Julia seharusnya menikah, ia justru harus memakamkan ayahnya.
Belum hilang rasa terkejut Julia, meskipun ia tidak terlalu merasa kehilangan mengingat hubungan mereka yang tidak terlalu baik, ia mendapatkan sebuah paket yang isinya sangat aneh – sebuah android, robot ‘manusia’, yang ‘mengambil’ bentuk ayahnya. Lewat robotnya, Anthony mencoba memperbaiki kesalahan-kesalahannya di masa lalu.
Julia yang keras kepala tidak begitu saja menerima kehadiran android itu, apalagi ketika ‘Anthony’ mengaku sudah ‘mensabotase’ kehidupan masa lalu Julia, cinta pertama Julia dengan seorang komunis asal Jerman.
Julia pun melakukan ‘napak tilas’, menghilang dari tunangannya – karena gak mungkin dong, dia bilang pergi sama ‘ayahnya’? Mulai dari Montreal, sampai ke Jerman. Mencari sosok pria yang ternyata belum sepenuhnya bisa ia hilangkan dari benaknya.
Aneh juga kali ya, tiba-tiba dapet kiriman dalam bentuk orang yang kita tahu udah meninggal. Tapi, gue lebih milih seandainya ceritanya benar-benar tentang ‘ayah dan anak’. Di sini, kaya’nya lebih ke Julia yang mencari cinta pertamanya, dilatarbelakangi sama runtuhnya Tembok Berlin, waktu Julia remaja yang lagi seneng-senengnya memberontak nekat pergi ke perbatasan bareng teman-temannya. Di tengah-tengah peristiwa itulah, Julia bertemu dengan Thomas. Thomas yang idealis
Banyak adegan ‘selisipan’ jalan yang bikin gemes. Sedikit menyisakan ‘pertanyaan’ di akhir cerita. Bukan cerita favorit gue, tapi, rasanya gue ikut ‘tersentuh’ sama usaha Anthony untuk membuat Julia bahagia dan mendapatkan ‘ma’af’ dari Julia di enam hari ‘terakhir’ kebersamaan mereka.
Buku Marc Levy lain yang pernah gue baca adalah If Only It were True, ada hubungannya sama orang yang udah meninggal juga, or at least ‘in between’… apakah buku-bukunya yang lain juga bertema sama, ya?
Marc Levy @ 2008
World ++ Translation Service (Terj.)
Penerbit Bentang, Cet. I – July 2009
360 Hal.
Hubungan Julia Walsh dengan ayahnya, Anthony Walsh, memang tidak begitu baik. Sejak kecil, Julia selalu menunggu ayahnya yang kerap sibuk dengan pekerjaannya, sering bepergian ke luar negeri, atau kalau pun mereka berlibur bersama, Anthony sibuk dengan telepon bisnisnya. Hingga, Julia akan menikah, mereka jarang sekali berhubungan. Julia hanya mengirim undangan pernikahannya via pos, tidak meminta ayahnya untuk hadir secara langsung.
Tapi, menjelang detik-detik akhir Hari H pernikahan Julia dan Adam, justru Anthony ‘mengacaukan’ segalanya, hingga Julia dan Adam terpaksa menunda pernikahan mereka. Kenapa? Karena tepat di hari Julia seharusnya menikah, ia justru harus memakamkan ayahnya.
Belum hilang rasa terkejut Julia, meskipun ia tidak terlalu merasa kehilangan mengingat hubungan mereka yang tidak terlalu baik, ia mendapatkan sebuah paket yang isinya sangat aneh – sebuah android, robot ‘manusia’, yang ‘mengambil’ bentuk ayahnya. Lewat robotnya, Anthony mencoba memperbaiki kesalahan-kesalahannya di masa lalu.
Julia yang keras kepala tidak begitu saja menerima kehadiran android itu, apalagi ketika ‘Anthony’ mengaku sudah ‘mensabotase’ kehidupan masa lalu Julia, cinta pertama Julia dengan seorang komunis asal Jerman.
Julia pun melakukan ‘napak tilas’, menghilang dari tunangannya – karena gak mungkin dong, dia bilang pergi sama ‘ayahnya’? Mulai dari Montreal, sampai ke Jerman. Mencari sosok pria yang ternyata belum sepenuhnya bisa ia hilangkan dari benaknya.
Aneh juga kali ya, tiba-tiba dapet kiriman dalam bentuk orang yang kita tahu udah meninggal. Tapi, gue lebih milih seandainya ceritanya benar-benar tentang ‘ayah dan anak’. Di sini, kaya’nya lebih ke Julia yang mencari cinta pertamanya, dilatarbelakangi sama runtuhnya Tembok Berlin, waktu Julia remaja yang lagi seneng-senengnya memberontak nekat pergi ke perbatasan bareng teman-temannya. Di tengah-tengah peristiwa itulah, Julia bertemu dengan Thomas. Thomas yang idealis
Banyak adegan ‘selisipan’ jalan yang bikin gemes. Sedikit menyisakan ‘pertanyaan’ di akhir cerita. Bukan cerita favorit gue, tapi, rasanya gue ikut ‘tersentuh’ sama usaha Anthony untuk membuat Julia bahagia dan mendapatkan ‘ma’af’ dari Julia di enam hari ‘terakhir’ kebersamaan mereka.
Buku Marc Levy lain yang pernah gue baca adalah If Only It were True, ada hubungannya sama orang yang udah meninggal juga, or at least ‘in between’… apakah buku-bukunya yang lain juga bertema sama, ya?
0 comments:
Post a Comment