Monday, April 20, 2009

Glam Girls

Glam Girls
Nina Ardiana
GagasMedia – Cet. 1, 2008
342 Hal.

Hmm… Hmm… Hmm… sebenernya kalo baca buku ini, bakal kepikir kalo temanya gak asing lagi. Tinggal liat sinetron, atau kalo mau kerenan dikit, bayangin film ‘Clueless’-nya Alicia Silverstone jaman dulu… Cerita tentang para ABG, anak-anak orang kaya, sekolah ekslusif, dan tambahin aja, segala aksesoris ber-merk yang bakal bikin kita terkaget-kaget, koq ya anak-anak SMA udah pake merk ibu-ibu? (hmm.. bukan gue yang ketinggalan jaman, kan??

Jadi, ceritanya Adrianna, yang bt berat gara-gara harus kembali meneruskan SMU-nya di Voltaire International School. Sebenernya, Adrianna pengen banget sekolah di Harapan Bangsa, bareng sama dua sahabatnya. Soalnya, dari TK sampai SMP, Ad sekolah di VIS. Ad, yang tentu saja anak orang kaya itu, mulai males sekolah di VIS, karena sering banget acara sekolah jadi ajang pamer, ajang gaya dan sombong-sombongan, pokoknya serba glamor. Tapi, Ad gak bisa membantah keinginan orang tuanya.

So, singkat kata, Adrianna harus kembali ke VIS. Adrianna bukanlah siswi yang hanya mentingin gaya. Meskipun gak suka pamer, tapi tetap, ‘perabotan’ Adrianna gak kalah bermerk dengan siswi lain yang emang ke sekolah dengan niat gaya.

Makanya, Adrianna, nyaris gak peduli ketika pertama kali melihat tiga serangkai – Rashi, May dan Marion – kelompok or clique – yang bikin semua orang – kecuali Ad – pengen jadi di antara mereka bertiga, pengen gabung dengan gang mereka atau paling nggak, dilirik dikit sama tiga orang yang udah kaya’ dewi itu.

Rashi, May dan Marion – anak-anak pejabat, gak peduli dengan uang mereka, tampil abis-abis setiap mau ke sekolah, dan digemari, sekaligus dibenci. Karena sikapnya yang kadang jahat, pedes.. pokoknya… mmm… bitch abis gitu. Rashi, bisa dibilang sebagai pemimpin dari kelompok itu. Dia yang nentuin arah pembicaraan, yang ambil keputusan, bahkan nentuin ‘tema seragam’ mereka tiap hari jum’at, di mana hari itu para siswa-siswi boleh pake baju bebas.

Tadinya, Adrianna gak mau berurusan sama sekali dengan mereka bertiga. Bagi Ad, fokusnya hanya belajar. Karena, system di VIS udah canggih banget. Setiap hasil ulangan, langsung dikirim ke ortu mereka… real time via email. Jadi, kalo dapet nilai jelek, gak ada tuh, yang bisa disembunyikan dari orang tua.

Tapi, ternyata, Adrianna harus ‘menghabiskan’ sedikit waktunya dengan May dan Rashi, ketika mereka ada di kelompok yang sama untuk pelajaran Indonesian Studies. Di pelajaran itu, mereka diharuskan bikin paper tentang salah satu propinsi di Indonesia.

Sejak awal, Adrianna sudah khawatir, kalau hanya dia sendiri yang bakal mengerjakan tugas itu, mengingat untuk bawa pulpen aja mereka lupa. Tapi, Ad gak mau membiarkan dirinya jadi korban. Meskipun malas, Ad harus berani untuk ngedeketin mereka. Emang awalnya, dia di-jutekin abis sama ketiga orang itu. Sampai-sampai, Adriana pengen membalas perlakuan mereka, terutama Rashi.

Kesempatan itu datang, ketika secara gak sengaja, Ad mendengarkan pertengkaran antara di antara mereka bertiga. Entah kenapa, Ad yang pada dasarnya anak baik-baik, malah secara halus menyebarkan gosip, yang bikin ‘pertemanan’ di antara mereka bertiga pecah. Ad sempet gak enak, dan akhirnya bikin pengakuan ke Rashi.

Tapi…. Bukannya marah, Rashi malah ngajak Ad untuk ‘gabung’ jadi anggota baru di clique mereka. Ad pun ikut terbawa arus pergaulan mereka. Clubbing pas malam sekolah, belanja gila-gilaan, sampai-sampai Ad dihukum gara-gara harus ikut remedial class karena nilainya jelek.

Kalo menurut gue, karakter Adrianna rada-rada ‘ngambang’. Sebel-sebel gak jelas sama Rashi and the gank, tapi, ternyata gak bisa ngelawan diri sendiri untuk gak ikutan gaya pergaulan mereka. Padahal, kalo diliat dari cara Ad bicara atau berpikir, harusnya dia lebih kuat dari pada itu. Karena dia punya style yang beda.

Buku ini juga gak terlalu banyak menyorot soal cinta-cintaan. Kalo awalnya gue pikir bakal ada apa-apanya antara Rifky, yang temen kakak Ad and yang jadi pelatih sepak bola di VIS – ternyata gak tuh. Hanya ada ribut-ribut dikit antara Rashid and Marion soal backstabber karena ngedeketin mantan cowoknya Rashi.

Entah kenapa, gue merasa banyak banget yang gak jelas di buku ini. Mungkin bakal jelas di buku-buku selanjutnya.

Lumayan lah, buat bacaan ringan pas weekend kemarin. Dan gue juga langsung buru-buru baca lanjutannya – Reputation – yang bakal disusul sama Unbelievable.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang