Eclipse
Stephanie Meyer
Monica Dwi Chresnayani (Terj.)
GPU – Cet. 1, September 2008
688 Hal.
Sebenernya buku ini udah lama selesai gue baca. Tapi, entah kenapa, waktu itu gue males banget nulis di blog ini. Mungkin karena udah cukup dibuat bosan dengan cerita yang makin lama makin panjang dan koq jadi rada bertele-tele. Sekarang, akhirnya gue buat juga karena bentar lagi bakal ‘tayang’ Breaking Dawn yang akhirnya juga setelah berbulan-bulan sudah mendekati lembar-lembar terakhir.
Jadi, buku ini diawali dengan gaya pacaran ‘kucing-kucingan’-nya Bella dan Edward. Charlie marah besar karena Bella lagi-lagi kabur demi Edward. Charlie tentu saja khawatir sama keselamatan Bella.
Setelah mengetahui ‘identitas’ baru Jacob dan ternyata ada perasaan khusus Jacob kepada Bella, terjadi perang dingin antara Jacob dan Edward. Karena, permusuhan yang ada sejak jaman dahulu kala antara kaum vampire dan kaum werewolf.
Di buku ini juga, adalah saat-saat di mana Bella harus membuat pilihan antara menjadi vampire atau tetap menjadi manusia. Banyak pihak vampire yang menginginkan Bella segera menjadi bagian dari mereka – seperti Victoria yang ingin membalaskan dendamnya atas kematian James atau klan Volturri yang ada di Italia.
Untuk itu, mereka berdua – meskipun Edward masih sangat berat menjadikan Bella sebagai vampire – merancang skenario dengan cermat agar nantinya Charlie tidak curiga terhadap perubahan Bella. Mereka berdua akan segera melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, pilihan mereka jatuh pada perguruan tinggi di Alaska – tempat yang cocok bagi kaum vampire dan juga jauh dari kontrol Charlie maupun Renee.
Sementara itu, di Seattle, terjadi pembunuhan misterius – yang menurut Edward disebabkan oleh adanya vampire-vampire baru. Pergerakan para vampire itu mengarah ke Forks – segera saja Edward berkesimpulan bahwa semua itu akan segera mengarah ke Bella sebagai sasaran utama.
Penjagaan terhadap Bella segera diperketat. Karena pelaku utamanya sudah diduga dengan pasti. Demi Bella, keluarga Cullen – khususnya Edward, harus menekan egonya dan meminta bantuan kaum werewolf untuk melawan para vampire. Bella ‘diungiskan’ ke sebuah tempat yang dingin, selain untuk keamanan Bella, juga untuk memancing Victoria keluar dari persembunyiannya.
Selain usaha untuk membantu memusnahkan para vampire, Jacob juga masih usaha untuk mendekati Bella, mencoba membuat Bella berubah pikiran dan tetap jadi manusia. Jacob juga gak segan-segan menyatakan cintanya secara langsung kepada Bella. Tapi, Bella tentu saja gak bisa memilih antara Jacob dan Edward, karena dia menyayangi keduanya dengan cara yang berbeda.
Tenang... di buku ini, Bella belum jadi vampire, meskipun keputusannya sudah bulat. Tapi, ya, lagi-lagi Bella masih belum berubah, masih nyaris seperti anak manja yang ngerepotin semua orang. Makin tebal buku ini, makin cape’ baca romance antara Bella dan Edward (hahaha.. tapi tetap aja dibaca terus…)
Stephanie Meyer
Monica Dwi Chresnayani (Terj.)
GPU – Cet. 1, September 2008
688 Hal.
Sebenernya buku ini udah lama selesai gue baca. Tapi, entah kenapa, waktu itu gue males banget nulis di blog ini. Mungkin karena udah cukup dibuat bosan dengan cerita yang makin lama makin panjang dan koq jadi rada bertele-tele. Sekarang, akhirnya gue buat juga karena bentar lagi bakal ‘tayang’ Breaking Dawn yang akhirnya juga setelah berbulan-bulan sudah mendekati lembar-lembar terakhir.
Jadi, buku ini diawali dengan gaya pacaran ‘kucing-kucingan’-nya Bella dan Edward. Charlie marah besar karena Bella lagi-lagi kabur demi Edward. Charlie tentu saja khawatir sama keselamatan Bella.
Setelah mengetahui ‘identitas’ baru Jacob dan ternyata ada perasaan khusus Jacob kepada Bella, terjadi perang dingin antara Jacob dan Edward. Karena, permusuhan yang ada sejak jaman dahulu kala antara kaum vampire dan kaum werewolf.
Di buku ini juga, adalah saat-saat di mana Bella harus membuat pilihan antara menjadi vampire atau tetap menjadi manusia. Banyak pihak vampire yang menginginkan Bella segera menjadi bagian dari mereka – seperti Victoria yang ingin membalaskan dendamnya atas kematian James atau klan Volturri yang ada di Italia.
Untuk itu, mereka berdua – meskipun Edward masih sangat berat menjadikan Bella sebagai vampire – merancang skenario dengan cermat agar nantinya Charlie tidak curiga terhadap perubahan Bella. Mereka berdua akan segera melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, pilihan mereka jatuh pada perguruan tinggi di Alaska – tempat yang cocok bagi kaum vampire dan juga jauh dari kontrol Charlie maupun Renee.
Sementara itu, di Seattle, terjadi pembunuhan misterius – yang menurut Edward disebabkan oleh adanya vampire-vampire baru. Pergerakan para vampire itu mengarah ke Forks – segera saja Edward berkesimpulan bahwa semua itu akan segera mengarah ke Bella sebagai sasaran utama.
Penjagaan terhadap Bella segera diperketat. Karena pelaku utamanya sudah diduga dengan pasti. Demi Bella, keluarga Cullen – khususnya Edward, harus menekan egonya dan meminta bantuan kaum werewolf untuk melawan para vampire. Bella ‘diungiskan’ ke sebuah tempat yang dingin, selain untuk keamanan Bella, juga untuk memancing Victoria keluar dari persembunyiannya.
Selain usaha untuk membantu memusnahkan para vampire, Jacob juga masih usaha untuk mendekati Bella, mencoba membuat Bella berubah pikiran dan tetap jadi manusia. Jacob juga gak segan-segan menyatakan cintanya secara langsung kepada Bella. Tapi, Bella tentu saja gak bisa memilih antara Jacob dan Edward, karena dia menyayangi keduanya dengan cara yang berbeda.
Tenang... di buku ini, Bella belum jadi vampire, meskipun keputusannya sudah bulat. Tapi, ya, lagi-lagi Bella masih belum berubah, masih nyaris seperti anak manja yang ngerepotin semua orang. Makin tebal buku ini, makin cape’ baca romance antara Bella dan Edward (hahaha.. tapi tetap aja dibaca terus…)
0 comments:
Post a Comment