Thursday, February 26, 2009

The Mysterious Benedict Society

The Mysterious Benedict Society
Trenton Lee Stewart @ 2007
Carson Ellis (Ilustrasi)
Litter Brown, April 2008 (Soft Cover)
485 Hal

Sebuah iklan di surat kabar menarik perhatian Miss Perumal. Iklan yang isinya mencari anak-anak berbakat yang menginginkan sebuah kesempatan istimewa. Langsung saja iklan ini ia sampaikan ke Reynard Muldoon, yang biasa dipanggil Reynie. Reynie adalah anak yatim piatu yang tinggal di Panti Asuhan Stonetown. Ia anak yang cerdas, tapi sering jadi olok-olokan temannya. Reynie sudah merasa sangat jenuh dengan kesehariannya di panti asuhan itu. Ia tidak boleh masuk ke sekolah berbakat, bahkan tidak juga ke sekolah biasa. Untung ada Miss Perumal yang menjadi pengajarnya. Reynie langsung tertarik dengan iklan itu, berkat bantuan Miss Perumal, Reynie bisa mengikuti tes itu.

Tes yang diadakan itu sangat aneh. Meskipun banyak yang berminat, tapi, hanya sedikit sekali anak-anak yang lolos tes tersebut. Tes-nya juga tidak hanya satu kali, tapi ada beberapa tahap yang harus dilewati Reynie. Belum lagi, ‘tes-tes’ terselubung yang ikut menentukan kelulusan tiap peserta. Hanya empat anak yang lolos dari tes itu. Empat anak dengan keistimewaan dan bakal yang berbeda… yang unik-unik. Tapi, punya satu persamaan… yaitu, kesendirian mereka.

Keempat anak itu – selain tentu saja Reynie – ada: Sticky Washington yang kurus, berkacamata dan berkepala botak, yang jenius, bisa mengingat banyak hal yang ia baca. Sticky punya nama asli George Washington. Lalu, ada Kate Wetherhal – yang selalu membawa ember yang berisi berbagai macam peralatan. Dan, terakhir, si kecil Constance Contraine – selain memang berbadan kecil mungil, Constance memang baru berusia dua tahun! Meskipun kecil, tapi Constance sangat keras kepala. Ia lulus bukan karena kepintarannya, tapi, karena sikap masa bodoh dan cueknya yang menarik perhatian si penilai.

Lalu… siapakah si Penilai ini? Si Penyelenggara sayembara atau tes aneh ini. Dia adalah Mr. Benedict. Seorang laki-laki tua yang punya misi rahasia. Meskipun kesannya misterius, tapi Mr. Benedict ini adalah orang yang kocak. Dan, punya satu ‘penyakit’ aneh, yaitu, dia akan tertidur kalau kebanyakan ketawa.

Mr. Benedict mencurigai adanya sebuah misi atau propaganda yang disebarluaskan melalui televisi, radio atau malah suara-suara ‘tersembunyi’ yang akan membuat kita selalu terngiang-ngiang. Untuk itu, Mr. Benedict mengirim tim kecil ini untuk menyelidiki kegiatan rahasia yang ada di Pulau Nomansan. Dengan briefing singkat, Reynie, Sticky, Kate dan Constance berangkat ke pulau itu dengan misi hidup atau mati.

Di Pulau Nomansan, mereka berempat datang sebagai murid baru yang akan belajar di sebuah institusi yang didirikan oleh Ledroptha Curtain. Tempat itu sangat tertutup dan penuh rahasia. Meskipun isinya adalah anak-anak yang tak kalah berbakatnya dari mereka berempat, tempat itu penuh dengan bahaya. Keempat anak itu harus ekstra hati-hati menjalani misi rahasia mereka ini.

Di L.I.V.E, mereka menemukan banyak kejanggalan, banyak teka-teki, yang harus segera mereka sampaikan ke Mr. Benedict dengan sangat hati-hati. Jika ketahuan, mereka akan segera dikirim sebuah ruang penyiksaan yang konon kabarnya sangat mengerikan.

Untuk mendapatkan informasi dan agar lebih mudah mengamati gerak-gerik Mr. Curtain, mereka berempat pun berusaha keras menjadi Messanger – murid yang punya akses ke fasilitas-fasilitas khusus. Dengan akal Reynie yang cerdik, kepintaran Sticky, kesigapan Kate dan kekeraskepalaan Constance, mereka mencari berbagai cara untuk itu.

Ceritanya menarik, meskipun kadang males juga untuk ‘ngikutin’ program Mr. Curtain yang ambisius. Tapi, tingkah laku, aksi-aksi, kecerdasan dan ide-ide Reynie dan teman-temannya – lalu rasa deg-deg-an, takut mereka ketauan kalo lagi ngumpul malem-malem, membuat gue bertahan mengikuti novel ini sampai selesai. Bahkan, rasa persahabatan mereka juga diuji, ketika Reynie harus mengalahkan rasa nyaman yang ia peroleh ketika duduk Favorit gue adalah Constance – si kecil mungil, yang ngeselin, tapi, seperti kata Reynie – yang gak akan bisa ngebayangin kalo Constance gak ada.

O ya, di buku ini, gak pernah dibilangin siapa nama depan Mr. Benedict, tapi, menurut Om Wikie… kalo kita ngerti Morse, kita bisa tau tuh, nama depan Mr. Benedict di cover buku ini.

Endingnya… tentu saja bahagia… dan, mari kita tunggu petualangan selanjutnya di buku kedua.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang