The Book of Lost Things (Kitab Tentang yang Telah Hilang)
John Connoly @ 2006
Tanti Lesmana (Terj.)
GPU, Agustus 2008
472 Hal.
Tadinya, David hanyalah anak kecil biasa. Punya Ibu yang sering mendongengkan cerita-cerita fantasi dan Ayah yang gemar mengajaknya memancing. Tapi, semua mulai berubah ketika Ibunya sakit. Semakin lama, semakin lesu dan akhirnya meninggal. Usaha David untuk membuat Ibunya bertahan tidak berhasil, membuat rasa kehilangannya semakin besar. Tinggallah David dan Ayahnya. Lalu, masuklah seorang perempuan dalam kehidupan mereka - kehidupan ayahnya tepatnya. Perempuan bernama Rose yang akhirnya menjadi istri baru ayahnya. David merasa ayahnya sudah melupakan Ibunya. Ditambah lagi kehadiran bayi Georgie yang meramaikan keluarga itu. David merasa tersisih. Hubungannya dengan Rose tidak pernah akur. David tidak pernah menerima Rose sebagai pengganti ibunya.
Peperangan membuat David dan ayahnya harus pindah ke rumah Rose yang relatif lebih aman. David mendapatkan sebuah kamar sendiri yang penuh dengan buku-buku. David sempat merasa tidak nyaman di kamar itu, karena ia seolah mendengar buku-buku itu berbisik. Tapi, lama-kelamaan ia pun mulai terbiasa dengan ‘percakapan’ buku-buku itu. Dulunya kamar itu adalah kamar Jonathan Turley, paman Rose – yang lenyap secara misterius.
Suatu hari ketika sedang membaca di taman, David tidak sengaja mendongak ke arah jendela kamarnya, dan melihat ada sosok orang di dalamnya. Karuan David panik dan bergegas mencari ayahnya. Tapi, meskipun tidak ditemukan tanda-tanda ada orang yang pernah masuk ke kamarnya, David merasa bahwa memang ada sosok lelaki bungkuk yang masuk.
Di halaman rumah David, ada taman cekung yang bisa dengan mudah dimasukin oleh anak kecil. David sering mendengar suara Ibunya yang seolah memanggilnya meminta bantuan. Ketika itu David sedang marah, setelah bertengkar dengan Rose dan ayahnya, ia pun berlari memasuki taman itu. Dan, sampailah ia ke sebuah hutan yang misterius dan menakutkan. Tidak ada seorang pun di sana. Ia menemukan berbagai kengerian yang menyebabkannya ingin segera pulang.Tapi, ia putus asa, karena pohon tempatnya masuk tidak bisa dibedakan lagi. David menggali dengan membabi buta. Sampai akhirnya, datanglah seorang Tukang Kayu.
Kepadanya, David bercerita dari mana asalnya dan apa yang membawanya sampai ke tempat itu. Tukang Kayu itu pun berkata, mungkin David harus bertanya pada Raja yang sudah sangat tua yang memiliki sebuah Kitab Tentang Yang Telah Hilang. Mungkin Raja punya jawaban atas apa yang harus dilakukan David.
Perjalanan David menuju kastil Raja tidaklah mudah. Ancaman utama datang dari Loup, serigala yang nyaris berwujud manusia. Mereka jalan dengan dua kaki, memakai baju tapi tetap licik dan menakutkan seperti serigala. Pemimpin kaum Loup bernama Leroi – yang ingin merebut takhta Raja. Mereka segera tahu, bahwa David adalah ancaman.
Dibantu Tukang Kayu, David berhasil lolos. Tapi, semua itu tidak berakhir. David menemukan banyak bahaya dan tantangan yang lebih mengerikan lagi. Kaum Loup yang terus mengejar David, bertarung dengan Binatang buas yang sangat mengerikan dan haus darah, bertemu penyihir yang mencari pemuda yang mau menciumnya agar ia terbangun dari tidurnya, sampai akhirnya ia harus berurusan dengan Lelaki Bungkuk yang selalu menawarkan kesepakatan.
David bagai ‘berjalan’ dalam sebuah buku fantasi yang selalu dibacanya. Hanya saja kisahnya tidak seperti yang selama ini ia kenal. Ia mendengar Kisah si Tudung Merah yang ternyata menjadi awal lahirnya Loup; Putri Salju yang ternyata pemalas dan pemarah; konspirasi pembunuhan terhadap Putri Salju yang ternyata didalangi oleh para tujuh kurcaci, sampai Putri Tidur yang ternyata penyihir yang menunggu pemuda tampan untuk disedot jiwanya.
Gue sempat bertanya-tanya, apa sih maunya si Lelaki Bungkuk ini… Dari awal cerita, ia seolah menjadi ‘bayangan’ saja dalam perjalanan David. Selalu mengendap-endap, membunuh semua musuh David demi kepentingannya sendiri.
Gue pikir, tadinya buku ini adalah buku fantasi untuk semua umur, fantasi yang menyenangkan a la Harry Potter, tapi ternyata… hadduuhhh… isi buku ini lumayan mengerikan. Penuh dengan darah yang berceceran, pembunuhan sadis dan mengerikan. Sosok si Lelaki Bungkuk yang dalam bayangan gue mirip si Smegaol di Lord of The Rings. Licik, sok baik dan ingin mengambil keuntungan sendiri. Meskipun tokoh utamanya anak kecil, tapi, buku ini sama sekali bukan diperuntukkan untuk anak-anak. Selain banyak penggambaran adegan sadis, juga banyak hal-hal lain untuk orang dewasa.
John Connoly @ 2006
Tanti Lesmana (Terj.)
GPU, Agustus 2008
472 Hal.
Tadinya, David hanyalah anak kecil biasa. Punya Ibu yang sering mendongengkan cerita-cerita fantasi dan Ayah yang gemar mengajaknya memancing. Tapi, semua mulai berubah ketika Ibunya sakit. Semakin lama, semakin lesu dan akhirnya meninggal. Usaha David untuk membuat Ibunya bertahan tidak berhasil, membuat rasa kehilangannya semakin besar. Tinggallah David dan Ayahnya. Lalu, masuklah seorang perempuan dalam kehidupan mereka - kehidupan ayahnya tepatnya. Perempuan bernama Rose yang akhirnya menjadi istri baru ayahnya. David merasa ayahnya sudah melupakan Ibunya. Ditambah lagi kehadiran bayi Georgie yang meramaikan keluarga itu. David merasa tersisih. Hubungannya dengan Rose tidak pernah akur. David tidak pernah menerima Rose sebagai pengganti ibunya.
Peperangan membuat David dan ayahnya harus pindah ke rumah Rose yang relatif lebih aman. David mendapatkan sebuah kamar sendiri yang penuh dengan buku-buku. David sempat merasa tidak nyaman di kamar itu, karena ia seolah mendengar buku-buku itu berbisik. Tapi, lama-kelamaan ia pun mulai terbiasa dengan ‘percakapan’ buku-buku itu. Dulunya kamar itu adalah kamar Jonathan Turley, paman Rose – yang lenyap secara misterius.
Suatu hari ketika sedang membaca di taman, David tidak sengaja mendongak ke arah jendela kamarnya, dan melihat ada sosok orang di dalamnya. Karuan David panik dan bergegas mencari ayahnya. Tapi, meskipun tidak ditemukan tanda-tanda ada orang yang pernah masuk ke kamarnya, David merasa bahwa memang ada sosok lelaki bungkuk yang masuk.
Di halaman rumah David, ada taman cekung yang bisa dengan mudah dimasukin oleh anak kecil. David sering mendengar suara Ibunya yang seolah memanggilnya meminta bantuan. Ketika itu David sedang marah, setelah bertengkar dengan Rose dan ayahnya, ia pun berlari memasuki taman itu. Dan, sampailah ia ke sebuah hutan yang misterius dan menakutkan. Tidak ada seorang pun di sana. Ia menemukan berbagai kengerian yang menyebabkannya ingin segera pulang.Tapi, ia putus asa, karena pohon tempatnya masuk tidak bisa dibedakan lagi. David menggali dengan membabi buta. Sampai akhirnya, datanglah seorang Tukang Kayu.
Kepadanya, David bercerita dari mana asalnya dan apa yang membawanya sampai ke tempat itu. Tukang Kayu itu pun berkata, mungkin David harus bertanya pada Raja yang sudah sangat tua yang memiliki sebuah Kitab Tentang Yang Telah Hilang. Mungkin Raja punya jawaban atas apa yang harus dilakukan David.
Perjalanan David menuju kastil Raja tidaklah mudah. Ancaman utama datang dari Loup, serigala yang nyaris berwujud manusia. Mereka jalan dengan dua kaki, memakai baju tapi tetap licik dan menakutkan seperti serigala. Pemimpin kaum Loup bernama Leroi – yang ingin merebut takhta Raja. Mereka segera tahu, bahwa David adalah ancaman.
Dibantu Tukang Kayu, David berhasil lolos. Tapi, semua itu tidak berakhir. David menemukan banyak bahaya dan tantangan yang lebih mengerikan lagi. Kaum Loup yang terus mengejar David, bertarung dengan Binatang buas yang sangat mengerikan dan haus darah, bertemu penyihir yang mencari pemuda yang mau menciumnya agar ia terbangun dari tidurnya, sampai akhirnya ia harus berurusan dengan Lelaki Bungkuk yang selalu menawarkan kesepakatan.
David bagai ‘berjalan’ dalam sebuah buku fantasi yang selalu dibacanya. Hanya saja kisahnya tidak seperti yang selama ini ia kenal. Ia mendengar Kisah si Tudung Merah yang ternyata menjadi awal lahirnya Loup; Putri Salju yang ternyata pemalas dan pemarah; konspirasi pembunuhan terhadap Putri Salju yang ternyata didalangi oleh para tujuh kurcaci, sampai Putri Tidur yang ternyata penyihir yang menunggu pemuda tampan untuk disedot jiwanya.
Gue sempat bertanya-tanya, apa sih maunya si Lelaki Bungkuk ini… Dari awal cerita, ia seolah menjadi ‘bayangan’ saja dalam perjalanan David. Selalu mengendap-endap, membunuh semua musuh David demi kepentingannya sendiri.
Gue pikir, tadinya buku ini adalah buku fantasi untuk semua umur, fantasi yang menyenangkan a la Harry Potter, tapi ternyata… hadduuhhh… isi buku ini lumayan mengerikan. Penuh dengan darah yang berceceran, pembunuhan sadis dan mengerikan. Sosok si Lelaki Bungkuk yang dalam bayangan gue mirip si Smegaol di Lord of The Rings. Licik, sok baik dan ingin mengambil keuntungan sendiri. Meskipun tokoh utamanya anak kecil, tapi, buku ini sama sekali bukan diperuntukkan untuk anak-anak. Selain banyak penggambaran adegan sadis, juga banyak hal-hal lain untuk orang dewasa.
0 comments:
Post a Comment