Gerhana Kembar
Clara Ng
GPU, Desember 2007
368 Hal.
Lendy adalah seorang editor di sebuah penerbitan terbesar di Indonesia. Pengalaman bertahun-tahun sebagai editor membuat matanya sangat awas membedakan mana naskah sebuah cerita yang bagus, mana yang masih kurang sempurna.
Karena itu, ketika ia menemukan sebuah naskah tua di lemari neneknya, ia yakin naskah itu adalah sebuah naskah yang bagus. Tapi, bagian dari diri Lendy mengatakan naskah itu seolah merupakan bagian dari masa lalu neneknya, Diana, yang kini sedang terbaring di rumah sakit.
Naskah itu bercerita tentang kisah cinta antara dua orang perempuan, bernama Fola dan Henrietta. Kisah itu ditulis pada tahun 1982 dengan setting tahun 1960-an, di mana ketika itu hubungan antar sesama jenis masih sangat tabu untuk diungkapkan. Fola diceritakan sebagai guru di sebuah taman kanak-kanak dan Henrietta adalah seorang pramugari. Mereka berkenalan ketika Henrietta hendak menjemput keponakannya yang merupakan salah satu murid Fola.
Mulailah Fola dan Henrietta merasakan ada getar-getar aneh dalam diri mereka. Perasaan yang malu untuk diungkapkan Fola, namun berbeda dengan Henrietta yang lebih berani. Karena sesuatu hal, mereka berpisah, tak sengaja kembali bertemu tapi keadaan sudah jauh berbeda. Fola sudah menikah dan sedang hamil, sementara Henrietta masih jadi pramugari dan melajang. Hubungan yang sempat terputus terjalin kembali.
Namun banyak halangan yang merintangi mereka untuk bersatu seutuhnya.
Lendy selalu penasaran dengan ending dari cerita itu. Semakin jauh ia membaca naskah itu, semakin ia yakin bahwa kisah itu merupakan bagian dari masa lalu keluarganya. Melalui kisah itu juga, Lendy dan Eliza, ibunya mencoba merajut kembali hubungan antara ibu dan anak yang selalu kaku dan dingin.
Yang gue suka dari Clara Ng, buku-bukunya selalu tampil dengan kisah yang berbeda, dan buku Gerhana Kembar ini, termasuk yang paling ‘serius’ di antara buku-buku lainnya.
Tapi, menurut gue, coba konflik antara Lendy dan Sari Beri, penulis gay yang naskahnya ditolak Lendy, dikembangin. Mungkin bakalan jadi lebih seru, tuh. Soalnya, Lendy sempat menolak naskah Sari Beri, karena pertama emang tulisannya terlalu ‘sastra’, sampe-sampe bakal bikin pembaca bingung, dan kedua, karena penerbit tempat Lendy bekerja, belum pernah menerbitkan naskah tentang hubungan sesama jenis.
Clara Ng
GPU, Desember 2007
368 Hal.
Lendy adalah seorang editor di sebuah penerbitan terbesar di Indonesia. Pengalaman bertahun-tahun sebagai editor membuat matanya sangat awas membedakan mana naskah sebuah cerita yang bagus, mana yang masih kurang sempurna.
Karena itu, ketika ia menemukan sebuah naskah tua di lemari neneknya, ia yakin naskah itu adalah sebuah naskah yang bagus. Tapi, bagian dari diri Lendy mengatakan naskah itu seolah merupakan bagian dari masa lalu neneknya, Diana, yang kini sedang terbaring di rumah sakit.
Naskah itu bercerita tentang kisah cinta antara dua orang perempuan, bernama Fola dan Henrietta. Kisah itu ditulis pada tahun 1982 dengan setting tahun 1960-an, di mana ketika itu hubungan antar sesama jenis masih sangat tabu untuk diungkapkan. Fola diceritakan sebagai guru di sebuah taman kanak-kanak dan Henrietta adalah seorang pramugari. Mereka berkenalan ketika Henrietta hendak menjemput keponakannya yang merupakan salah satu murid Fola.
Mulailah Fola dan Henrietta merasakan ada getar-getar aneh dalam diri mereka. Perasaan yang malu untuk diungkapkan Fola, namun berbeda dengan Henrietta yang lebih berani. Karena sesuatu hal, mereka berpisah, tak sengaja kembali bertemu tapi keadaan sudah jauh berbeda. Fola sudah menikah dan sedang hamil, sementara Henrietta masih jadi pramugari dan melajang. Hubungan yang sempat terputus terjalin kembali.
Namun banyak halangan yang merintangi mereka untuk bersatu seutuhnya.
Lendy selalu penasaran dengan ending dari cerita itu. Semakin jauh ia membaca naskah itu, semakin ia yakin bahwa kisah itu merupakan bagian dari masa lalu keluarganya. Melalui kisah itu juga, Lendy dan Eliza, ibunya mencoba merajut kembali hubungan antara ibu dan anak yang selalu kaku dan dingin.
Yang gue suka dari Clara Ng, buku-bukunya selalu tampil dengan kisah yang berbeda, dan buku Gerhana Kembar ini, termasuk yang paling ‘serius’ di antara buku-buku lainnya.
Tapi, menurut gue, coba konflik antara Lendy dan Sari Beri, penulis gay yang naskahnya ditolak Lendy, dikembangin. Mungkin bakalan jadi lebih seru, tuh. Soalnya, Lendy sempat menolak naskah Sari Beri, karena pertama emang tulisannya terlalu ‘sastra’, sampe-sampe bakal bikin pembaca bingung, dan kedua, karena penerbit tempat Lendy bekerja, belum pernah menerbitkan naskah tentang hubungan sesama jenis.
1 comments:
Hmm...cuma mau nanya mbak, apa benar fiksi mbak Clara yang ini masuk kategori Metropop? Secara saya adalah penggemar berat seri Metropop-nya GPU. Saya sempat melongok 'pantat' buku ini dan hanya ada penunjuk "Novel-Dewasa", sementara logo metropop yang sudah sangat saya hapal di pojok kanan atas nggak ada tuh. Gimana mbak? Hehehehe....cuman buat lucu-lucan loh mbak, jangan marah ya saya nanyanya nggak mutu begini, soalnya saya sebenarnya tertarik membeli tapi kalau cerita dan dialog tokohnya cenderung nyastra saya kurang suka. (saya suka Tiga Venus - Metropopnya Mbak Clara).
Makasih....udah diresensikan....
Post a Comment