Sunday, December 30, 2007

Chocolat

Chocolat
Joanne Harris
Bentang – Cet. I, Oktober 2007
374 Hal.

Vianne Rocher dan Anouk Rocher – anaknya, adalah seorang pendatang di sebuah kota kecil yang bersuasana muram bernama Lansquenet. Vianne yang misterius, membuat pastur di kota itu curiga pada dirinya. Francis Reynaud, si pastor itu, menganggap Vianne adalah seorang penggoda yang akan merusak kehidupan di Lansquenet.

Kedatangan Vianne dan Anouk bertepatan dengan diadakannya sebuah karnaval di hari Selasa sebelum Rabu Abu. Selama ini, Vianne selalu tinggal di kota-kota yang berbeda. Setiap kepindahan membawa cerita kelabu dari masa lalu Vianne bersama ibunya. Kali ini Vianne berjanji pada Anouk bahwa mereka akan menetap.

Vianne membeli sebuah rumah bekas toko roti. Banyak orang menduga, bahwa Vianne akan kembali membuka sebuah toko roti, tapi ternyata Vianne membuka toko yang mengejutkan banyak orang, yaitu sebuah toko cokelat yang diberi nama La Céleste Praline, toko yang pada awalnya sulit untuk diterima penduduk. Apalagi di lingkungan di mana, gereja adalah tempat yang sakral, sementara Vianne sendiri tidak pernah pergi ke gereja setiap hari Minggu. Hal yang dijadikan Pastor Reynaud sebagai alasan untuk menyerang Vianne dan toko cokelatnya.

Tapi, ternyata, toko cokelat itu mulai menarik perhatian penduduk di sana. Awalnya mereka datang dengan takut-takut, malu kalau perbuatan mengunjungi toko cokelat adalah hal yang dosa, sampai akhirnya mereka harus membuat pengakuan dosa di setiap kedatangan mereka di gereja.

Armade Voizin - seorang nenek tua yang nyentrik, Josephine Muscat - perempuan yang takut pada suaminya, Guillaume - yang selalu datang bersama anjingnya, dan beberapa penduduk lain, menjadi pelanggan tetap Vianne. Belum lagi anak-anak kecil, teman-teman Anouk di sekolah.

Masalah muncul ketika orang-orang Gipsi berdatangan, sebagian besara penduduk kota kecil itu yang tentu saja ‘diarahkan’ oleh Pastor Reynaud menentang kedatangan para Gipsi. Tapi, Vianne malah dengan tangan terbuka mengundang mereka untuk datang ke toko cokelatnya.

Puncak kebencian Pastor Reynaud semakin menjadi ketika Vianne berencana mengadakan Festival Cokelat menyambut Paskah. Menurut Pastor Reynaud, hal itu benar-benar penghinaan terhadapa gereja dan perayaan paskah itu sendiri. Tapi, Vianne pantang mundur.

ALambat laun, kehadiran Vianne yang lembut tapi tegas dan berani menimbulkan keberanian juga di hati para pengunjung setia toko cokelatnya. Vianne dengan cokelatnya yang lezat mampu membangkitkan berbagai hal yang tersembunyi, membangkitkan kejujuran.

Benar-benar buku yang ‘yummy’! Alur cerita memang terkesan lambat, tapi, seperti sedang menikmat cokelat, sedikit demi sedikit, biarkan mencair, lumer di mulut, maka akan terasa lezat dan nikmatnya… Mmmm…..

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang