Little Paris Bookshop (Toko Buku Kecil di Paris)
GPU – 2017
440 hal.
Jean Perdu hidup dalam kesendirian, merenungi kekasihnya yang pergi
meninggalkan dia. Segala kemarahan diredamnya sendiri, tapi tanpa pernah mau
tau apa alasan Manon yang sebenarnya. Ia juga tak mau menjalin hubungan dengan
perempuan lain. Rutinitasnya adalah menjadi penjual buku di toko buku apung di
Sungai Seine, mengotak-atik puzzle (yang akan dibongkarnya kembali lalu disusun
lagi), dan juga olahraga.
Suatu hari, ada seorang perempuan, penyewa apartemen, yang menjadi
tetangga Jean Perdu. Oleh induk semangnya, Jean Perdu diminta membatu perempuan
yang tampaknya sedang dalam kesusahan. Dan tanpa disangka, Jean Perdu kembali
dihantui oleh masa lalunya, karena sepucuk surat peninggalan kekasihnya itu.
Setelah sekian lama, ia bertahan untuk tidak membaca surat itu, tiba-tiba ia
tergoda. Dan apa yang ia temui sungguh mengejutkan. Hingga ia akhirnya nekat
meninggalkan Sungai Seine, kemudian dengan toko buku apungnya itu, ia berlayar
menuju Perancis Selatan.
Dalam perjalanannya, ia ditemani oleh Max Jordan, penulis buku yang
sedang mengalami ‘writer’s block’, dan juga seorang chef yang juga sedang
galau.
Seperti biasa, novel-novel yang di dalamnya berlatar buku, perpustakaan,
toko buku, penulis dan lain-lain selalu menarik perhatian gue. Tak terkecuali
yang ini, apalagi dengan setting tempatnya di Perancis.
Tapi ternyata, buku ini sedikit membuat gue kecewa. Tokohnya padahal udah dewasa, tapi menurut
gue, kenapa begitu kekanakan?
Gue gak suka dengan tokoh Jean Perdu, pemurung dan menurut gue rada
egois. Andaikan dia gak seegois itu, mungkin kisah cinta dia akan berbeda. Max
malah jadi favorit gue, keceriaan dan optimisme-nya membuat buku ini jadi lebih
hidup. Males gitu kalau buku ‘cantik’ ini jadi suram karena tokohnya yang
bermuram durja terus.
Yang bikin gue menyukai buku ini, pertama tentu saja karena toko buku
apungnya Jean Perdu. Pengen gitu main-main ke sana, duduk di sofa empuknya,
milih-milh buku, sambil sesekali ngeliat menara Eiffel. Selain itu, perjalanan Jean Perdu menyusuri
sungai di Perancis, membuat gue melihat Perancis dengan lebih sederhana, bukan
dengan gemerlapnya kota Paris.
Submitted for: Contemporary Romance
0 comments:
Post a Comment