Second Life
S. J. Watson
@ 2015
Harper
402 hal.
Don’t
play with fire, if you don’t want to get burned!!!
Itu kira-kira pesan moral dari novel
ini.
Bermula dari keinginan menyelidiki
kematian Kate, adiknya, Julia nekat membuat profile untuk kencan online.
Berdasarkan informasi dari sahabatnya, Kate kerap berkencan secara online,
bahkan sesekali bertemu dengan salah satu dari mereka. Julia yakin, salah satu
teman kencan Kate itu adalah pelaku pembunuhan Kate.
Dengan melihat profile Kate, Julia
akhirnya menemukan salah satu di antara teman kencan Kate itu yang kira-kira ‘berpontensi’
untuk dicurigai. Itulah awalnya Julia pun membuat profile palsu untuk situs
tersebut. Tapi, lama-lama dengan segala kata-kata manis dan berbunga-bunga dari
Lukas, Julia pun sedikit ‘tergoda’. Memakai alasan untuk mengungkap misteri
tersebut, Julia bersedia bertemu dengan Lukas, bahkan melanjutkan ke hubungan
yang lebih intim.
Keluarga jadi taruhan. Bahkan Julia
pernah berbohong kepada suaminya, untuk menunda acara makan siang di hari ulang
tahun Julia, karena di hari yang sama, Julia sudah ada janji untuk bertemu
Lukas.
Tapi, lama-lama, Lukas semakin aneh –
mulai tiba-tiba muncul ketika Julia sedang di bioskop bersama anaknya ,Connor.
Lalu ketika Julia memutuskan untuk menghentikan semua ini, Lukas tiba-tiba
menghilang, dan lalu tiba-tiba muncul lagi sebagai dengan identitas lain dan
bertunangan dengan teman baik Kate.
Namun, Julia tidak bisa begitu saja
membongkar rahasia Lukas, karena Lukas mengancam untuk menyebarluaskan foto dan
video ketika Lukas dan Julia sedang berdua.
Lalu siapa sebenarnya pembunuh Kate?
Apa motifnya?
Agak sulit buat gue menyukai tokoh
Julia. Sosok ibu rumah tangga, selalu berusaha menjadi istri yang baik, dan ibu
yang perhatian terhadap anaknya. Fakta bahwa Connor adalah anak Kate, terkadang
mempersulit komunikasi di antara mereka. Julia adalah mantan pencadu alkohol,
makanya Hugh, sang suami sangat berhati-hati terhadap hal itu. Julia juga
terkadang ‘terbayang-bayang’ dengan kehidupan masa lalunya, ketika ia menjalin
hubungan dengan seorang pria bernama Markus di Berlin. Julia berprofesi sebagai
fotografer lepas. Sampai di sini, di mata gue, Julia masih sosok istri dan ibu
yang normal.
Tapi, begitu kenal Lukas, Julia jadi
sosok yang ‘menyebalkan’ buat gue. Seperti mencoba ‘dimaklumi’ bahwa apa yang
dia lakukan adalah untuk memecahkan misteri, tapi koq lama-lama menjadi salah
satu obsesi tersendiri bagi Julia.
Sosok Lukas berhasil membuat gue ‘merinding’.
Dengan tingkah yang tiba-tiba manis, lalu jadi psycho. Kemunculan kembali di
rumah Julia, jadi salah satu bagian yang membuat gue penasaran untuk segera
mengetahui ending novel ini.
2 comments:
Wah, menarik. Jadi, penasaran ending-nya?
Wah, menarik. Jadi penasaran ending-nya?
Post a Comment