Tuesday, February 24, 2015

This is Where I Leave You


This is Where I Leave You

Jonathan Tropper @ 2009

Plume – 2010
339 pages

Anak-anak keluarga Foxmann, kembali berkumpul di rumah masa kecil mereka untuk menjalani masa berkabung atas meninggalnya ayah mereka, sesuai dengan permintaan terakhir sang ayah. Dan sebagai penganut kepercayaan Yahudi, mereka menjalani masa berkabung itu dengan melakukan ritual ‘duduk shiva’ – di mana selama tujuh hari, anggota keluarga almarhum, berkumpul di rumah dan menerima pengunjung yang datang.

Sebagai anak-anak yang sudah dewasa berkumpul bersama kembali membawa kenangan masa kecil mereka. Yang jika dilihat begitu saja, mereka tampak gak akrab, gengsi menunjukkan rasa sayang, tapi pada dasarnya mereka saling peduli.

Keluarga Foxmann adalah keluarga yang sangat terbuka. Ibu mereka, Hillary, adalah seorang penulis buku panduan mendidik anak yang sukses. Paul, yang tertua, sedang berusaha punya anak setelah sekian lama menikah, Wendy, perempuan satu-satunya, menikah dengah seorang pengusaha sukses dan memiliki 3 anak, lalu Judd (narrator dalam buku ini), sedang mengalami masa-masa krisis dalam pernikahannya sejak ia memergoki istrinya selingkuh dengan boss-nya. Lalu, yang paling kecil, Philip, yang paling ‘bebas’.

Saking bebasnya, mereka bisa bicara hal-hal dewasa tanpa tedeng aling-aling, menganggap seks sebagai hal yang wajar dan gak perlu ditutupi. Membicarakan masalah rumah tangga dengan sangat terbuka – atau bahkan terkesan cuek.

Kadang gue suka terkaget-kaget kalo baca novel dengan setting keluarga nyentrik kaya’ gini. Maklumlah, gue besar di keluarga yang kadang mau bicara suka sungkan :D. Ngeliat Mrs. Foxmann yang biar udah tua tapi masih pd dan bicara ceplas-ceplos, terus cuek aja gitu ngeliat tingkah laku anak-anak mereka yang biar udah dewasa, tapi tetap ‘anak-anak’ di mata ibunya. Belum lagi berita ‘kejutan’ yang disiapkan ibu mereka di akhir masa berkabung – dan lagi-lagi ditanggapi dengan santai oleh anak-anak meskipun sempat terkaget-kaget.

Gue rada ikutan frustasi mengikuti karakter Judd – kacau balau – gak punya kerjaan, istri selingkuh, terus juga harus baik-baik menahan emosi dan nafsu, tapi ternyata bisa juga kangen sama almarhum ayahnya.

Yang bikin santai adalah Philip – anak paling kecil yang kaya’nya gak ada beban. Santai banget… Gak jelas kerjaannya apa, tapi emang dia yang sering jadi trouble maker, gonta-ganti pacar. Tapi, kembalinya dia ke rumah, dibarengi dengan keingingan untuk jadi lebih dewasa dan bertanggung jawab.

Ending cerita dibuat menggantung … gak dijelasin apakah Judd dan Jen balik lagi atau gak… tapi, ada rasa sedih ketika mereka berpisah dan kembali ke kehidupan masing-masing, tapi berasa ikutan lega ketika masa berkabung itu selesai.


Submitted for:

New Author Reading Challenge 2015
Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Who are You Again?

Project Baca Buku Cetak 2015

1 comments:

Hapudin said...

udah nonton filmnya.dan emang keren banget nih.kocak lagi.

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang