This
is Where I Leave You
Jonathan Tropper @ 2009
Plume – 2010
339 pages
Anak-anak keluarga Foxmann, kembali
berkumpul di rumah masa kecil mereka untuk menjalani masa berkabung atas
meninggalnya ayah mereka, sesuai dengan permintaan terakhir sang ayah. Dan sebagai
penganut kepercayaan Yahudi, mereka menjalani masa berkabung itu dengan
melakukan ritual ‘duduk shiva’ – di mana
selama tujuh hari, anggota keluarga almarhum, berkumpul di rumah dan menerima
pengunjung yang datang.
Sebagai anak-anak yang sudah dewasa
berkumpul bersama kembali membawa kenangan masa kecil mereka. Yang jika dilihat
begitu saja, mereka tampak gak akrab, gengsi menunjukkan rasa sayang, tapi pada
dasarnya mereka saling peduli.
Keluarga Foxmann adalah keluarga
yang sangat terbuka. Ibu mereka, Hillary, adalah seorang penulis buku panduan
mendidik anak yang sukses. Paul, yang tertua, sedang berusaha punya anak
setelah sekian lama menikah, Wendy, perempuan satu-satunya, menikah dengah
seorang pengusaha sukses dan memiliki 3 anak, lalu Judd (narrator dalam buku
ini), sedang mengalami masa-masa krisis dalam pernikahannya sejak ia memergoki
istrinya selingkuh dengan boss-nya. Lalu, yang paling kecil, Philip, yang paling
‘bebas’.
Saking bebasnya, mereka bisa bicara
hal-hal dewasa tanpa tedeng aling-aling, menganggap seks sebagai hal yang wajar
dan gak perlu ditutupi. Membicarakan masalah rumah tangga dengan sangat terbuka
– atau bahkan terkesan cuek.
Kadang gue suka terkaget-kaget kalo
baca novel dengan setting keluarga nyentrik kaya’ gini. Maklumlah, gue besar di
keluarga yang kadang mau bicara suka sungkan :D. Ngeliat Mrs. Foxmann yang biar
udah tua tapi masih pd dan bicara ceplas-ceplos, terus cuek aja gitu ngeliat
tingkah laku anak-anak mereka yang biar udah dewasa, tapi tetap ‘anak-anak’ di
mata ibunya. Belum lagi berita ‘kejutan’ yang disiapkan ibu mereka di akhir
masa berkabung – dan lagi-lagi ditanggapi dengan santai oleh anak-anak meskipun
sempat terkaget-kaget.
Gue rada ikutan frustasi mengikuti
karakter Judd – kacau balau – gak punya kerjaan, istri selingkuh, terus juga
harus baik-baik menahan emosi dan nafsu, tapi ternyata bisa juga kangen sama
almarhum ayahnya.
Yang bikin santai adalah Philip –
anak paling kecil yang kaya’nya gak ada beban. Santai banget… Gak jelas
kerjaannya apa, tapi emang dia yang sering jadi trouble maker, gonta-ganti
pacar. Tapi, kembalinya dia ke rumah, dibarengi dengan keingingan untuk jadi
lebih dewasa dan bertanggung jawab.
Ending cerita dibuat menggantung …
gak dijelasin apakah Judd dan Jen balik lagi atau gak… tapi, ada rasa sedih
ketika mereka berpisah dan kembali ke kehidupan masing-masing, tapi berasa
ikutan lega ketika masa berkabung itu selesai.
Submitted for:
New Author Reading Challenge 2015
Lucky No. 15 Reading Challenge –
kategori: Who are You Again?
Project Baca Buku Cetak 2015
1 comments:
udah nonton filmnya.dan emang keren banget nih.kocak lagi.
Post a Comment