Mini Shopaholic
Sophie Kinsella @2010
Siska Yuanita (Terj.)
GPU – Cet. II, Maret 2011
568 Hal.
Punya anak ternyata gak membuat Rebbeca Brandon (dahulu Bloomwood) jadi berubah lebih bijak dalam urusan shoping-shoping. Becky tetap ‘gemetar’ setiap melihat discount, baginya itu sebuah investasi, meskipun barang dibelinya bukan dalam ukuran untuk dirinya sendiri.
Minnie, si kecil berusia 2 tahun adalah anak yang ‘liar’ dan punya kemauan keras. Meskipun kewalahan mengantur Minnie, Becky tetap tidak terima kalau ada yang bilang anaknya manja. Becky kerap membelikan Minnie baju-baju keluaran desainer ternama, boneka-boneka terbaik. Bahkan Becky sudah ‘berinvestasi’ untuk hadiah ulang tahun Minnie ke 21 kelak. Dan Becky tentu saja sangat bangga, karena baju itu dibeli dengan discount yang besar. Minnie cenderung berbuat ‘kekacauan’ karena sifatnya yang keras itu. Tak hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya.
London dilanda krisis moneter yang membuat orang harus mengencangkan ikat pinggang. Bisnis Luke juga agak kacau. Dan Becky butuh dana yang sangat besar untuk mewujudkan pesta ulang tahun kejutan untuk Luke. Tanpa kecuali, Becky juga ‘dituntut’ untuk berhemat. Tapi, hemat a la Becky, tentunya beda dengan hemat a la Luke.
Dan, bukan Becky kalau tidak terjerat masalah. Dan bukan Becky juga kalau dia gak bisa mendapatkan bantuan.
Entah kenapa, makin lama gue berasa Becky makin ‘lebay’, masa’ dia nyaris gak berubah dan gak dewasa. Jadi rada ngebosenin juga sih bacanya. Emang lucu, tapi koq gak ada sesuatu yang baru. Mungkin bakal ada sequel yang bercerita hebohnya Becky belanja bareng Minnie remaja, atau Becky di Hollywood, atau Becky menyambut cucu pertama. Tapi apa iya akan seheboh cerita-cerita sebelumnya? Gue jadi lebih suka membaca tulisan Sophie Kinsella di luar Shopaholic series ini.
Sophie Kinsella @2010
Siska Yuanita (Terj.)
GPU – Cet. II, Maret 2011
568 Hal.
Punya anak ternyata gak membuat Rebbeca Brandon (dahulu Bloomwood) jadi berubah lebih bijak dalam urusan shoping-shoping. Becky tetap ‘gemetar’ setiap melihat discount, baginya itu sebuah investasi, meskipun barang dibelinya bukan dalam ukuran untuk dirinya sendiri.
Minnie, si kecil berusia 2 tahun adalah anak yang ‘liar’ dan punya kemauan keras. Meskipun kewalahan mengantur Minnie, Becky tetap tidak terima kalau ada yang bilang anaknya manja. Becky kerap membelikan Minnie baju-baju keluaran desainer ternama, boneka-boneka terbaik. Bahkan Becky sudah ‘berinvestasi’ untuk hadiah ulang tahun Minnie ke 21 kelak. Dan Becky tentu saja sangat bangga, karena baju itu dibeli dengan discount yang besar. Minnie cenderung berbuat ‘kekacauan’ karena sifatnya yang keras itu. Tak hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya.
London dilanda krisis moneter yang membuat orang harus mengencangkan ikat pinggang. Bisnis Luke juga agak kacau. Dan Becky butuh dana yang sangat besar untuk mewujudkan pesta ulang tahun kejutan untuk Luke. Tanpa kecuali, Becky juga ‘dituntut’ untuk berhemat. Tapi, hemat a la Becky, tentunya beda dengan hemat a la Luke.
Dan, bukan Becky kalau tidak terjerat masalah. Dan bukan Becky juga kalau dia gak bisa mendapatkan bantuan.
Entah kenapa, makin lama gue berasa Becky makin ‘lebay’, masa’ dia nyaris gak berubah dan gak dewasa. Jadi rada ngebosenin juga sih bacanya. Emang lucu, tapi koq gak ada sesuatu yang baru. Mungkin bakal ada sequel yang bercerita hebohnya Becky belanja bareng Minnie remaja, atau Becky di Hollywood, atau Becky menyambut cucu pertama. Tapi apa iya akan seheboh cerita-cerita sebelumnya? Gue jadi lebih suka membaca tulisan Sophie Kinsella di luar Shopaholic series ini.
2 comments:
samaaaa banget sama pendapat gw fer..lama2 ngebosenin ya? dan jadinya klise, hehe...mungkin udah saatnya Kinsella bikin seri baru dengan tokoh non-Becky =)
betullll...!!
udah pernah baca yang Madeline Wickham belum?
Post a Comment