The Help
Kathryn Stockett @ 2009
Berkley – Mei 2010
464 hal.
Jackson, Mississippi, tahun 1960-an. Membaca buku ini, gue merasa ikut ‘kepanasan’. Bukan hanya karena memang cuacanya yang panas (at least, yang tergambar dalam buku itu), tapi juga gregetan dengan tingkah laku salah satu tokohnya.
Ada tiga tokoh utama, yaitu Aibeleen, Minny Jackson dan Skeeter Phelan. Aibileen dan Minny Jackson, dua warga kulit hitam yang menjadi pelayan di rumah Elizabeth Leefolt dan Hilly Holbrook. Sedangkan Skeeter adalah teman dari dua orang perempuan kulit putih itu.
Di tahun 1960an, perbedaan warna kulit masih benar-benar jadi masalah. Warga kulit hitam adalah warga kelas dua, warga pinggiran, mereka tidak punya hak dalam segala hal. Semua harus dibedakan. Tidak boleh sekolah di sekolah yang sama dengan warga kulit putih, bahkan kamar mandinya pun dibedakan. Karena orang kulit hitam dianggap membawa virus penyakit berbahaya.
Skeeter ‘sedikit’ berbeda dari teman-temannya. Ia merasa perlakukan terhadap orang-orang kulit hitam sudah keterlaluan. Skeeter sangat dekat dengan pengasuh lamanya, Constantine, yang pergi begitu saja tanpa pamit dengannya.
Skeeter pun terobsesi untuk membuat sebuah perubahan. Ia mengajak Aibileen untuk bekerja sama dengannya menulis sebuah cerita tentang bagaimana bekerja menjadi pelayan di rumah orang-orang kulit putih.
Sepak terjang Skeeter membuatnya tersingkir dari pergaulan eksklusif. Teman-temannya menjauh, atau terlalu takut dengan si Ibu Ketua Hilly yang ‘diktator’ itu.
Menyelesaikan buku ini ternyata sedikit lebih lama dari yang gue rencanakan. Tapi, gpp, gue suka isinya. Kathryn Stockett menggambarkan settingnya dengan bagus. Gue sampai bisa membayangkan suasana ketika itu, gimana dandanan para ibu-ibu, yang kaya’nya seperti para Stepford Wives.
Di akhir buku ini, Kathryn menuliskan pengalamannya sendiri dengan pelayan kulit hitamnya yang akhirnya menjadi inspirasi untuk menulis The Help.
Ada lucu, ada ‘tragis’, ada konyolnya. Karakternya juga beragam banget, Hilly yang perfeksionis, Elizabeth yang rada plin-plan, Skeeter yang idealis, Celia yang konyol. Aibilen si pemberani dan bijak, Minny yang keras. Sebenernya gak semua tokoh perempuan kulit putih benci sama orang kulit hitam atau Negro, tapi mereka terlalu takut untuk bicara dan terlalu 'tunduk' sama Hilly.
Kathryn Stockett @ 2009
Berkley – Mei 2010
464 hal.
Jackson, Mississippi, tahun 1960-an. Membaca buku ini, gue merasa ikut ‘kepanasan’. Bukan hanya karena memang cuacanya yang panas (at least, yang tergambar dalam buku itu), tapi juga gregetan dengan tingkah laku salah satu tokohnya.
Ada tiga tokoh utama, yaitu Aibeleen, Minny Jackson dan Skeeter Phelan. Aibileen dan Minny Jackson, dua warga kulit hitam yang menjadi pelayan di rumah Elizabeth Leefolt dan Hilly Holbrook. Sedangkan Skeeter adalah teman dari dua orang perempuan kulit putih itu.
Di tahun 1960an, perbedaan warna kulit masih benar-benar jadi masalah. Warga kulit hitam adalah warga kelas dua, warga pinggiran, mereka tidak punya hak dalam segala hal. Semua harus dibedakan. Tidak boleh sekolah di sekolah yang sama dengan warga kulit putih, bahkan kamar mandinya pun dibedakan. Karena orang kulit hitam dianggap membawa virus penyakit berbahaya.
Skeeter ‘sedikit’ berbeda dari teman-temannya. Ia merasa perlakukan terhadap orang-orang kulit hitam sudah keterlaluan. Skeeter sangat dekat dengan pengasuh lamanya, Constantine, yang pergi begitu saja tanpa pamit dengannya.
Skeeter pun terobsesi untuk membuat sebuah perubahan. Ia mengajak Aibileen untuk bekerja sama dengannya menulis sebuah cerita tentang bagaimana bekerja menjadi pelayan di rumah orang-orang kulit putih.
Sepak terjang Skeeter membuatnya tersingkir dari pergaulan eksklusif. Teman-temannya menjauh, atau terlalu takut dengan si Ibu Ketua Hilly yang ‘diktator’ itu.
Menyelesaikan buku ini ternyata sedikit lebih lama dari yang gue rencanakan. Tapi, gpp, gue suka isinya. Kathryn Stockett menggambarkan settingnya dengan bagus. Gue sampai bisa membayangkan suasana ketika itu, gimana dandanan para ibu-ibu, yang kaya’nya seperti para Stepford Wives.
Di akhir buku ini, Kathryn menuliskan pengalamannya sendiri dengan pelayan kulit hitamnya yang akhirnya menjadi inspirasi untuk menulis The Help.
Ada lucu, ada ‘tragis’, ada konyolnya. Karakternya juga beragam banget, Hilly yang perfeksionis, Elizabeth yang rada plin-plan, Skeeter yang idealis, Celia yang konyol. Aibilen si pemberani dan bijak, Minny yang keras. Sebenernya gak semua tokoh perempuan kulit putih benci sama orang kulit hitam atau Negro, tapi mereka terlalu takut untuk bicara dan terlalu 'tunduk' sama Hilly.
4 comments:
ahhh one of my wish list =) bagus ya fer? dududu jadi pengen beli niii...hueheu.
bagus, Strid.. ayo.. beli... beli..beli. (jangan lupa dibaca :D)
oh this is my favorite book! gue suka bagian ny Aibileen, Stockett pakai aksen amerika selatan dalam tulisan-nya. penceritaannya jdi terkesan sangat autentik, padahal dia orang kulit putih.
cheers!
hana.
http://pictureandpaperback.blogspot.com
hi hana, ini buku favorit gue juga. itulah kerennya buku ini, yang nulis orang kulit putih, tapi bahasanya negro :)
Post a Comment