Anne of Windy Poplars
Lucy M. Montgomery
Yarmanto (Terj.)
Qanita, Cet. 1 - Oktober 2009
Wah… Anne semakin sukses… Dunianya tidak hanya berkutat di Green Gables, Avonlea atau pun teman-teman masa kecil atau remajanya. Karir Anne di bidang pendidikan semakin melaju. Anne jadi kepala sekolah di Summerside.
Anne nge-kos di sebuah rumah bernama Windy Poplars di sebuah daerah dengan nama jalan Spook’s Lane. Bukan Anne namanya kalau tidak menemukan sisi romantis dari apa saja. Nama Windy Poplars dan Spook’s Lane segera saja membangkitkan segala imajinasi dalam diri Anne. Windy Poplars adalah kepunyaan dua orang janda bernama Bibi Kate dan Bibi Cathy. Di rumah itu, juga ada seorang perempuan lagi bernama Rebecca Dew. Seger
Anne terpaksa menjalani hubungan ‘long distance’ dengan Gilbert Blythe yang juga sedang melanjutkan sekolahnya di bidang kedokteran. Wow… Sebagian besar cerita dalam buku ini berisi surat-surat Anne untuk Gilbert.
Perjalanan Anne menjadi kepala sekolah tidaklah mulus, ada pihak-pihak yang tidak menyukainya dan terus melakukan berbagai cara untuk membuat Anne tidak betah dan menyerah. Mereka adalah keluarga Pringle. Keluarg Pringle bisa dibilang keluarga yang ‘berkuasa’ di daerah Summerside. Berbagai aspek kehidupan di Summerside pastilah ada pengaruh dari keluarga Pringle. Mereka tidak menyukai Anne gara-gara salah seorang saudara mereka gagal jadi kepala sekolah di Summerside, posisi yang sekarang diduduki Anne.
Berbagai cara dilakukan Anne untuk ‘menaklukan’ anak-anak keluarga Pringle yang jadi murid didiknya, tapi, tetap saja tidak berhasil. Malah Anne semakin jadi bulan-bulanan anak-anak keluarga Pringle, terutama Jen yang nakal. Tapi… salah satu rahasia kecil, membuat keluarga Pringle ‘tunduk’ pada Anne. ‘Tetua’ keluarga Pringle – Miss Ellen dan Miss Sarah, langsung ‘turun gunung’ untuk membereskan masalah ini, dan mereka berdua sudah ‘menginstruksikan’ kepada seluruh anggota keluarga Pringle untuk menghormati Anne dan mereka meminta dengan sangat pada Anne agar tidak membocorkan rahasia yang diyakini bisa membuat keluarga Pringle malu berat. Hmmm…
Beres satu masalah… adalagi masalah lain. Masalah dengan rekan sekerjanya, Katherine Broke, yang bawaannya jutek terus. Dengan jiwa romantisnya, Anne yakin bisa merubahh sikap Katherine jadi orang yang lebih ramah.
Selain berteman dengan anak-anak muridnya dan mendapatkan beberapa ‘teman sejiwa’, kali ini Anne banyak bersahabat dengan orang-orang tua yang nyentrik, selain Bibi Kate, Bibi Cathy, lalu Miss Ellen dan Miss Sarah Pringle, ada satu perempuan tua bernama Miss Minerva Tomgallon, yang dengan bangga menceritakan berbagai ‘tragedi kematian’ di keluarganya pada saat Anne diundang bermalam di rumahnya!
Lalu ada lagi perempuan yang kerap dipanggil Bibi Sok Usil, karena suka ikut campur urusan pribadi orang, apalagi untuk urusan percintaan.
Anne juga berkenalan dengan Mr. Franklin Westcott, sosok pria tua yang ditakuti dan terkenal ‘galak’. Bahkan anak gadisnya, Dovie, nekat kawin lari dengan Jarvis, karena takut sama ayahnya. Siapa lagi yang membantu usaha kawin lari dan jadi ‘penanggung jawab’ untuk urusan perdamaian, kalau bukan Anne?
Gilbert di sini hanya tampil sebagai sosok dalam surat-surat Anne, Green Gables juga ‘tampil’ sekilas waktu Anne pulang liburan. Hmmm… kaya’nya akan lebih seru kalo ada ‘konflik’ sedikit antara Anne dan Gilbert. Coba ada sosok cowok lain – guru di sekolah yang sama – yang suka sama Anne… atau gimana ya kalo Anne lagi jealous? Hehehe…
Lucy M. Montgomery
Yarmanto (Terj.)
Qanita, Cet. 1 - Oktober 2009
Wah… Anne semakin sukses… Dunianya tidak hanya berkutat di Green Gables, Avonlea atau pun teman-teman masa kecil atau remajanya. Karir Anne di bidang pendidikan semakin melaju. Anne jadi kepala sekolah di Summerside.
Anne nge-kos di sebuah rumah bernama Windy Poplars di sebuah daerah dengan nama jalan Spook’s Lane. Bukan Anne namanya kalau tidak menemukan sisi romantis dari apa saja. Nama Windy Poplars dan Spook’s Lane segera saja membangkitkan segala imajinasi dalam diri Anne. Windy Poplars adalah kepunyaan dua orang janda bernama Bibi Kate dan Bibi Cathy. Di rumah itu, juga ada seorang perempuan lagi bernama Rebecca Dew. Seger
Anne terpaksa menjalani hubungan ‘long distance’ dengan Gilbert Blythe yang juga sedang melanjutkan sekolahnya di bidang kedokteran. Wow… Sebagian besar cerita dalam buku ini berisi surat-surat Anne untuk Gilbert.
Perjalanan Anne menjadi kepala sekolah tidaklah mulus, ada pihak-pihak yang tidak menyukainya dan terus melakukan berbagai cara untuk membuat Anne tidak betah dan menyerah. Mereka adalah keluarga Pringle. Keluarg Pringle bisa dibilang keluarga yang ‘berkuasa’ di daerah Summerside. Berbagai aspek kehidupan di Summerside pastilah ada pengaruh dari keluarga Pringle. Mereka tidak menyukai Anne gara-gara salah seorang saudara mereka gagal jadi kepala sekolah di Summerside, posisi yang sekarang diduduki Anne.
Berbagai cara dilakukan Anne untuk ‘menaklukan’ anak-anak keluarga Pringle yang jadi murid didiknya, tapi, tetap saja tidak berhasil. Malah Anne semakin jadi bulan-bulanan anak-anak keluarga Pringle, terutama Jen yang nakal. Tapi… salah satu rahasia kecil, membuat keluarga Pringle ‘tunduk’ pada Anne. ‘Tetua’ keluarga Pringle – Miss Ellen dan Miss Sarah, langsung ‘turun gunung’ untuk membereskan masalah ini, dan mereka berdua sudah ‘menginstruksikan’ kepada seluruh anggota keluarga Pringle untuk menghormati Anne dan mereka meminta dengan sangat pada Anne agar tidak membocorkan rahasia yang diyakini bisa membuat keluarga Pringle malu berat. Hmmm…
Beres satu masalah… adalagi masalah lain. Masalah dengan rekan sekerjanya, Katherine Broke, yang bawaannya jutek terus. Dengan jiwa romantisnya, Anne yakin bisa merubahh sikap Katherine jadi orang yang lebih ramah.
Selain berteman dengan anak-anak muridnya dan mendapatkan beberapa ‘teman sejiwa’, kali ini Anne banyak bersahabat dengan orang-orang tua yang nyentrik, selain Bibi Kate, Bibi Cathy, lalu Miss Ellen dan Miss Sarah Pringle, ada satu perempuan tua bernama Miss Minerva Tomgallon, yang dengan bangga menceritakan berbagai ‘tragedi kematian’ di keluarganya pada saat Anne diundang bermalam di rumahnya!
Lalu ada lagi perempuan yang kerap dipanggil Bibi Sok Usil, karena suka ikut campur urusan pribadi orang, apalagi untuk urusan percintaan.
Anne juga berkenalan dengan Mr. Franklin Westcott, sosok pria tua yang ditakuti dan terkenal ‘galak’. Bahkan anak gadisnya, Dovie, nekat kawin lari dengan Jarvis, karena takut sama ayahnya. Siapa lagi yang membantu usaha kawin lari dan jadi ‘penanggung jawab’ untuk urusan perdamaian, kalau bukan Anne?
Gilbert di sini hanya tampil sebagai sosok dalam surat-surat Anne, Green Gables juga ‘tampil’ sekilas waktu Anne pulang liburan. Hmmm… kaya’nya akan lebih seru kalo ada ‘konflik’ sedikit antara Anne dan Gilbert. Coba ada sosok cowok lain – guru di sekolah yang sama – yang suka sama Anne… atau gimana ya kalo Anne lagi jealous? Hehehe…
0 comments:
Post a Comment