Pink Project
Retni SB @ 2009
GPU – Juli 2009
264 Hal.
Pertama kali, coba-coba menulis komentar tentang sebuah lukisan di koran, Puti Ranin langsung mendapat balasan pedas dari seorang kritikus lukisan lain. Sangga Lazuardy, menyebut Puti sebagai katak dalam tempurung, tapi sok tahu. Karuan Puti langsung berang. Puti tau, dia bukanlah seorang seniman yang mampu menilai karya lukisan dengan canggih. Dia hanya penggemar lukisan, dan ketika satu lukisan mampu membuatnya ‘terpana’, Puti tak tahan untuk tidak mengirimkan tulisannya ke surat kabar. Puti langsung emosi berat. Bukan hanya karena Sangga ‘menghina’ dirinya, tapi juga menghina Pring, pelukis pujaannya itu.
Pada satu kesempatan, Puti akhirnya bertemu dengan Sangga. Sikap Sangga yang sok cool dan seolah mengaggap Puti gak ada, makin membuat Puti berang. Padahal, entah kenapa, semakin Puti menghindar, semakin sering mereka berdua bertemu.
Ternyata, Sangga punya tujuan tersembunyi di balik sikapnya yang acuh tak acuh itu. Sangga punya niat menjodohkan Puti dengan Pring. Si pelukis ini memang misterius. Dia tidak pernah muncul di setiap pameran lukisannya. Sangga ternyata adalah sahabat Pring.
Gue sih berharap menemukan ‘keindahan’ di dalam buku ini. Dari cover-nya udah cantik. Gue cape’ banget baca marah-marahnya Puti ke Sangga yang kadang berlebihan banget. Bagian Puti marah-marah, selalu gue lewatin dengan cepet-cepet. Hehehe.. daripada gue ikutan stress…
Retni SB @ 2009
GPU – Juli 2009
264 Hal.
Pertama kali, coba-coba menulis komentar tentang sebuah lukisan di koran, Puti Ranin langsung mendapat balasan pedas dari seorang kritikus lukisan lain. Sangga Lazuardy, menyebut Puti sebagai katak dalam tempurung, tapi sok tahu. Karuan Puti langsung berang. Puti tau, dia bukanlah seorang seniman yang mampu menilai karya lukisan dengan canggih. Dia hanya penggemar lukisan, dan ketika satu lukisan mampu membuatnya ‘terpana’, Puti tak tahan untuk tidak mengirimkan tulisannya ke surat kabar. Puti langsung emosi berat. Bukan hanya karena Sangga ‘menghina’ dirinya, tapi juga menghina Pring, pelukis pujaannya itu.
Pada satu kesempatan, Puti akhirnya bertemu dengan Sangga. Sikap Sangga yang sok cool dan seolah mengaggap Puti gak ada, makin membuat Puti berang. Padahal, entah kenapa, semakin Puti menghindar, semakin sering mereka berdua bertemu.
Ternyata, Sangga punya tujuan tersembunyi di balik sikapnya yang acuh tak acuh itu. Sangga punya niat menjodohkan Puti dengan Pring. Si pelukis ini memang misterius. Dia tidak pernah muncul di setiap pameran lukisannya. Sangga ternyata adalah sahabat Pring.
Gue sih berharap menemukan ‘keindahan’ di dalam buku ini. Dari cover-nya udah cantik. Gue cape’ banget baca marah-marahnya Puti ke Sangga yang kadang berlebihan banget. Bagian Puti marah-marah, selalu gue lewatin dengan cepet-cepet. Hehehe.. daripada gue ikutan stress…
0 comments:
Post a Comment