Friday, January 16, 2009

Mirror, Mirror on the Wall

Mirror, Mirror on the Wall
Poppy Damayanti Chusfani @ 2008
GPU – September 2008
176 Hal.

Menjadi anak yang biasa-biasa aja, gak populer dan cenderung culun emang gak mudah. Karin, kerap jadi bulan-bulanan gank anak-anak populer di sekolahnya. Karin memang anak yang kurang percaya diri, dia lebih suka menyendiri, menjadikannya seolah sosok yang tidak kelihatan. Pasrah meskipun ia harus diejek oleh Lisa and the gank.

Di rumah, Karin tinggal dengan ayahnya dan kakaknya, Lis, plus pembantu mereka. Ibu Karin sudah meninggal, dan Lis adalah manusia super sempurna yang berusaha menjadi pengganti ibu mereka dengan mengatur semua urusan rumah tangga. Satu-satunya teman Karin adalah Shawn, cowok belasteran Belanda yang sudah jadi temannya sejak mereka berdua masih ‘ngompol’.

Suatu hari, ketika mereka sedang membereskan gudang di rumah mereka (tentu saja atas perintah Lis), Karin menemukan sebuah cermin antik yang tersembunyi di sebuah sudut gudang dengan permukaan menghadap ke belakang. Cermin itu langsung menarik perhatian Karin yang memang kebetulan tidak punya cermin di kamarnya.

Keanehan pun mulai muncul. Di malam pertama cermin itu ada di kamar Karin, Karin seolah melihat ada pendar cahaya yang datang dari dalam cermin itu, tapi toh, tidak ia hiraukan. Karin pikir ia hanya mimpi. Tapi, di malam kedua, cermin itu berpendar lagi, dan Karin merasa ada sebuah suara yang memanggilnya yang datang dari arah cermin itu.

Itulah pertama kali Karin berkenalan dengan Nyi Rajadharma, Nyi Rajasturi dan Nyi Rajasita. Cermin itu dulunya adalah milik Nini (Nenek) Karin. Ketiga perempuan itu masih buyut-buyut Karin. Karin juga punya pelindung dua ekor macan ‘konyol’ bernama Cagra dan Wulung. Di antara ketiga perempuan itu, Nyi Rajadharma-lah yang paling ambisius.

Dengan adanya ‘teman-teman’ barunya, Karin jadi berbeda. Tanpa disadarinya, ia mulai terpengaruh dengan maksud-maksud tersembunyi dari perempuan-perempuan itu. Perlahan-lahan, Karin berubah. Bukan lagi Karin yang pemalu, penakut, tapi jadi Karin yang super pemalas bahkan ‘penggoda’. Dengan bantuan, Nyi Rajadharma, Karin berhasil melakukan aksi balas dendam terhadap Lisa, juga berhasil mengambil hati cowok impiannya selama ini. Karin juga bukan lagi manusia yang tak kasat mata, tapi jadi pusat perhatian.

Peringatan Cagra dan Wulung untuk tidak bergantung pada cermin tidak dihiraukannya. Malah ia mulai menganggap kalau orang-orang yang selama ini disayanginya tidak ada yang memperhatikannya, berbeda dengan teman-teman barunya yang benar-benar memperhatikan dan mau membantunya apa pun itu caranya.

Energi Karin mulai terserap, Karin mulai lemah. Cepat atau lambat, Karin akan mati dan membiarkan kekuatan jahat menguasainya. Harus ada yang menyelamatkannya kalau gak mau Karin terjebak di dunia lain.

Seru juga buku ini, meskipun sempat mengingatkan gue sama Coraline. Ya, gak aneh sih, karena mbak Poppy adalah penggemar buku-bukunya Neil Gaiman. Tapi, sekali lagi, baca teen-lit a la mbak Poppy memberi ‘penyegaran’ di antara teen-lit yang lain.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang