Stephenie Meyer@2006
Monica Dwi Chrenayani (Terj.)
GPU, Cet. II – Juli 2008
600 Hal.
Setelah Bella hampir saja jadi mangsa vampire, keluarga Cullen, terutama tentunya Edward, makin protektif terhadap Bella. Tapi, ketika mereka harus berhadapan dengan Bella yang sedang terluka, mereka pun harus berusaha keras untuk menahan diri mereka ketika mereka melihat 'darah' di depan mereka.
Secara gak sengaja, waktu Bella sedang merayakan ulang tahunnya yang ke 18 di rumah keluarga Cullen, jari Bella tergores kertas dan terluka. Langsung semua vampire itu tertegun dan menatap Bella dengan 'lapar'. Hanya Carlisle yang dokter, yang tetap brsikap tenang. Pesta pun jadi kacau dan berantakan.
Puncaknya, Edward memutuskan untuk meninggalkan Bella, dengan alasan, karena keluarga Cullen tidak bisa lagi lebih lama tinggal di Forks karena mereka akan terlihat tidak semakin tua dan mereka akan pindah ke LA.
Sejak Edward pergi, hidup Bella jadi seperti robot, statis, 'hidup segan, mati tak mau'. Sampai-sampai, ayahnya, Charlie pun gerah melihatnya. Teman-teman sekolah Bella juga menjauhinya karena sikapnya yang aneh.
Akhirnya, Bella memutuskan untuk berubah. Ia menemui Jacob Black, teman lama yang pernah ia temui di La Push. Tapi, ternyata, Jacob menyimpan rahasia yang gak kalah misterius.
Gara-gara jati diri Jacob yang baru, Bella harus memilih apakah tetap berteman dengan para vampire atau berteman dengan Jacob. Karena berteman dengan keduanya, mungkin malah menimbulkan masalah baru yang bakal membuat mereka saling bertentangan.
Masalah lainnya, adalah Victoria, teman James - vampire yang hampir saja membunuh Bella, ternyata masih berkeliaran untuk balas dendam atas kematian James. Belum lagi, Bella yang kembali harus berhadapan dengan keluarga vampire lain yang gak nyaris gak bisa menahan diri untuk tidak menghisap darah Bella.
Sebenernya, rada cape' juga baca buku ini. Untungnya, di buku kedua ini, masalah gak hanya berputar-putar sama Bella dan Edward. Justru, Edward muncul hanya di awal dan menjelang akhir buku. Kaya'nya si Jacob lebih cool and macho deh, daripada Edward yang katanya berwajah 'beautiful' itu.
Secara gak sengaja, waktu Bella sedang merayakan ulang tahunnya yang ke 18 di rumah keluarga Cullen, jari Bella tergores kertas dan terluka. Langsung semua vampire itu tertegun dan menatap Bella dengan 'lapar'. Hanya Carlisle yang dokter, yang tetap brsikap tenang. Pesta pun jadi kacau dan berantakan.
Puncaknya, Edward memutuskan untuk meninggalkan Bella, dengan alasan, karena keluarga Cullen tidak bisa lagi lebih lama tinggal di Forks karena mereka akan terlihat tidak semakin tua dan mereka akan pindah ke LA.
Sejak Edward pergi, hidup Bella jadi seperti robot, statis, 'hidup segan, mati tak mau'. Sampai-sampai, ayahnya, Charlie pun gerah melihatnya. Teman-teman sekolah Bella juga menjauhinya karena sikapnya yang aneh.
Akhirnya, Bella memutuskan untuk berubah. Ia menemui Jacob Black, teman lama yang pernah ia temui di La Push. Tapi, ternyata, Jacob menyimpan rahasia yang gak kalah misterius.
Gara-gara jati diri Jacob yang baru, Bella harus memilih apakah tetap berteman dengan para vampire atau berteman dengan Jacob. Karena berteman dengan keduanya, mungkin malah menimbulkan masalah baru yang bakal membuat mereka saling bertentangan.
Masalah lainnya, adalah Victoria, teman James - vampire yang hampir saja membunuh Bella, ternyata masih berkeliaran untuk balas dendam atas kematian James. Belum lagi, Bella yang kembali harus berhadapan dengan keluarga vampire lain yang gak nyaris gak bisa menahan diri untuk tidak menghisap darah Bella.
Sebenernya, rada cape' juga baca buku ini. Untungnya, di buku kedua ini, masalah gak hanya berputar-putar sama Bella dan Edward. Justru, Edward muncul hanya di awal dan menjelang akhir buku. Kaya'nya si Jacob lebih cool and macho deh, daripada Edward yang katanya berwajah 'beautiful' itu.