Colorless Tsukuru Tazaki and His Years of Pilgrimage
Haruki Murakami
Harvill Secker – August 2014
298 hal.
Dari segelintir buku Harumi Murakami yang udah gue baca, buku ini yang
rasanya paling ‘mudah’. Berkisah tentang seorang pemuda bernama Tsukuru Tazaki.
Hidupnya terasa sepiiiii banget. Tinggal sendiri di apartemennya di Tokyo dan
nyaris tanpa teman. Sehari-harinya hanya kantor, apartemen, kadang dia
menyibukkan dirinya dengan berenang. Selebihnya, tak ada jadwal hang out bareng
temen-temen, gak ada kesibukan lain yang mewarnai hidupnya, bahkan kebutuhan
sehari-hari ya.. seadanya aja.
Di masa SMA-nya di Nagoya, Tsukuru punya empat teman akrab, teman satu
‘gang’ lah. Dua orang cowok bernama Akamatsu dan Oumi, dan dua perempuan,
bernama Shirane dan Kurono. Uniknya, jika diartikan, nama teman-teman Tsukuru
mengandung unsur warna. Akamatsu yang berarti merah, Oumi ‘biru laut’, Shirane ‘
putih’ dan Kurono ‘hitam’. Hanya nama Tsukuru sendiri yang gak ada unsur-unsur
warnanya. Kadang karena ini dia merasa agak berbeda, tapi teman-temannya gak
ada yang berpikir seperti itu. Hubungan mereka tetap dekat, walaupun Tsukuru
melanjutkan kuliahnya di Tokyo. Setiap pulang ke Nagoya, mereka pasti
kumpul-kumpul bareng lagi.
Hingga satu hari, Tsukuru mendapat kabar, bahwa keempat temannya tidak mau berhubungan lagi dengan Tsukuru. Tanpa penjelasan apa pun dan Tsukuru pun meskipun bertanya-tanya dalam hati, menerima saja keputusan sepihak itu.
Kejadian itulah yang menyebabkan akhirnya Tsukuru hidup dalam
kesendirian. Hingga 16 tahun kemudian, Sara, teman dekat perempuan Tsukuru
menyarankan agar Tsukuru mencari teman-temannya itu dan mencoba untuk berbicara
kembali dengan mereka.
Tentu saja, ada bagian-bagian ‘absurd’ yang menurut gue tetap rada-rada ‘ganjil’, berkisar tentang mimpi-mimpi Tsukuru, dan
cerita-cerita Haida, satu-satunya teman dekat Haida selama di Tokyo, dan
Haida-pun lenyap tanpa kabar.
Ending-nya emang bikin pengen getok-getok kepala. Terlalu tenang,
setenang alur cerita sepanjang buku ini. Buat gue, Tsukuru ini setenang air
dari luar, tapi loe gak akan tau emosi apa yang berkecamuk dalam benaknya.
Bagaimana ia mengatasi kesendirian dengan begitu tenang, bagaimana selama 16
tahun ia hidup dengan rasa penasaran tapi seolah gak punya keinginan untuk
mencari tahu.
Buku ini cocok untuk ‘pemula’, yang baru pengen baca buku-bukunya Murakami.
Gak aneh, gak bikin kening berkerut dan ceritanya juga simple.
Somehow, tokoh-tokoh model Tsukuru gini nih, bikin gue ngerasa ada
kesamaan antara gue dan Tsukuru, misalnya dalam kehidupan pergaulan gue, kadang
ada masa-masa di mana gue ngerasa sepi dan sendiri … *curcol*. At the end of
the book, I just wanted to ‘puk puk’ Tsukuru.
Submitted for: Name in a Book