Real World
Vintage, 2008
208 hal.
Suatu pagi, Toshi mendengar ada
kegaduhan di rumah tetangga yang berada tepat di sebelah rumahnya. Meskipun
rada parno, tapi Toshi tidak ambil pusing. Toh ia juga gak terlalu akrab dengan
tetangga barunya itu – yang terdiri dari pasangan suami-istri dan satu anak
mereka. Keluarga yang aneh katanya, gak bergaul. Toshi menjuluki anak
laki-lakinya dengan sebutan ‘Worm’.
Dan keesokan harinya, terdengar
kabar, bahwa sang istri tewas dibunuh. Pelakunya dicurigai adalah anak
laki-lakinya sendiri. Karuan Toshi kaget, karena di pagi harinya, ia baru saja
bertemu dengan Worm, yang terlihat biasa-biasa saja. Tanpa Toshi sadari, Worm
mengambil sepeda dan telepon genggam milik Toshi.
Dari sinilah awal mulai Worm
berhubungan dengan ketiga teman akrab Toshi – Yuzan, Kirarin dan Terauchi.
Toshi memilih untuk tidak memberitahu perihal Worm kepada polisi yang
menyelidiki kasus ini.
Lewat nomer yang terdaftar dalam
kontak Toshi, Worm menghubungi Yuzan, Kirarin dan Terauchi. Yuzan membantu
pelarian Worm dengan memberikan sepeda miliknya dan juga membelikan telepon
genggam untuk Worm. Kirarin – secara ‘sukarela’ menemani Worm. Dan Terauchi,
diminta Worm untuk menuliskan sesuatu yang bisa membuat Worm jadi ‘legend’
karena perbuatannya itu.
Dari awal, nuansa ‘gelap’ sudah
terasa. Bukan karena unsur cerita yang menegangkan tapi, karena karakternya
yang ‘dark’. Gak spoiler kalo gue bilang emang Worm yang membunuh ibunya
sendiri. Tapi, yang menarik adalah motif apa yang membuat Worm sampai melakukan
perbuatan itu. Segitu bencinya dia sama ibunya sendiri.
Yang membuat gue justru gak habis
pikir adalah ‘kerelaan’ Yuzan dan Kirarin untuk membantuk Worm. Seolah membuat
Worm justru jadi role model untuk mereka. Bukan karena perbuatan itu, tapi
justru karena mereka menilai Worm ‘berani’ mengambil keputusan, tau apa yang
dia mau.
Kalau katanya Toshi, Yuzan, Kirarin
dan Terauchi ini adalah sahabat karib ala-ala Genk Cinta gitu … gue malah
merasa ada yang ‘ganjil’ dengan pertemanan mereka. Di luar mungkin katanya
mereka akrab, tapi di dalam pribadi masing-masing justru merasa ada
ketidaknyamanan. Mereka berasa mengenal satu sama lain, tapi justru juga
menyimpan banyak rahasia. Seolah mereka punya dunia sendiri yang gak bisa
dimasuki oleh yang lain. Misalnya Yuzan yang ternyata penyuka sesama jenis,
Kirarin yang paling punya ‘pengalaman’ dengan laki-laki, Terauchi yang punya
rahasia tentang ibunya dan Toshi yang kaya’nya lebih introvert dibandingkan
yang lain.
Ini adalah salah satu buku hasil
berburu di Big Bad Wolf. Dan gue memutuskan untuk membaca buku ini, karena gue
lagi butuh bacaan yang rada-rada bikin gue jantungan, gue tadinya berharap
dalam buku ini gue menemukan aroma-aroma ‘thriller’. Gue berharap, bisa merasakan
lagi ‘kengerian’ ketika baca buku ‘Out’. Tapi kadang, ekspektasi di awal itu
suka terlalu ‘tinggi’ (yahh.. paling gak menurut gue lho…). Berulang kali, gue
ngerasa bosan dan ngantuk … bahkan gak sempat ketiduran … Buku ini gak seperti
bayangan gue. Justru menjelang akhir buku ini gue baru merasa, yah… koq udah
abis, karena di bagian akhir inilah yang justru menarik perhatian gue. Gue baru
bisa ngerti karakter para tokoh, Dan, untung gue bertahan untuk menyelesaikan buku ini.